SOM III APEC DIHARAPKAN SELESAIKAN SEMUA MASALAH TUNDA

SOM III APEC DIHARAPKAN SELESAIKAN SEMUA MASALAH TUNDA[1]

Yogyakarta, Antara

Pertemuan Pejabat Tinggi (SOM) III forum Komunikasi Kerja Sama Asia Pasifik (APEC) yang dibuka secara resmi di Yogyakarta, Senin, diharapkan dapat menuntaskan semua masalah tunda yang berhubungan dengan persiapan substansi KTM VI APEC.

“Kami mengharapkan agar semua masalah tunda yang berhubungan dengan substansi penyelenggaraan Konferensi Tingkat Menteri (KTM)APEC ke-4 di Jakarta nanti dapat diselesaikan pada SOM III Yogyakarta ini,” kata Dirjen Hubungan Ekonomi Luar Negeri Deplu Wisher Loeis ketika membuka pertemuan itu.

SOM III Yogyakarta yang akan berlangsung sampai Rabu (14/9) itu akan membahas semua masukan yang akan menjadi inti Pemyataan Bersama KTM VI yang akan berlangsung di Jakarta November mendatang.

Pada pertemuan tiga hari itu para pejabat tinggi APEC akan membahas rancangan Deklarasi APEC mengenai Sumber Daya Manusia (SDM) yang konsepsinya diajukan oleh Indonesia. Wisher mengatakan bahwa pembahasan SDM nanti akan melingkupi aspek bagaimana cara-cara dan mekanisme perbaikan dan peningkatan kualitas SDM dan segala aspeknya di antara negara anggota APEC. Selain itu, tiga aspek penting lain yang patut mendapat perhatian pada SOM Yogyakarta adalah pembahasan mengenai partisipasi sektor swasta dan format bisnis, jaringan bisnis As-Pas (APB-Net) dan kerja sama dalam mempromosikan usaha kecil dan menengah (SME’s). Menurut Wisher, SOM kali ini juga akan mencoba mengadopsi usulan untuk meningkatkan status kelompok kerja Ad-hoc untuk Kecenderungan dan Masalah Ekonomi (ETI) menjadi Komite Ekonomi.

“Apabila semua masalah tersebut dan masalah sisa lainnya dapat diselesaikan, maka saya harus mengatakan bahwa Yogyakarta akan menjadi tempat yang paling bersejarah,” katanya.

ETI

Hari pertama SOM III dijadwalkan diisi oleh presentasi yang disampaikan oleh Komite Perdagangan dan Investasi (CTI) dan briefing dari Ketua kelompok Tokoh Terkemuka (Eminent Persons Group-EPG) Fred Bergsten mengenai laporan kedua EPG yang sebelumnya telah disampaikan kepada Presiden Soeharto, Agustus lalu. Yang paling menarik dari SOM III kali ini adalah adanya “move” yang dilancarkan pihak delegasi Malaysia yang tetap menolak proposal untuk meng- “upgrade” Kelompok Kerja Ad -hoc ATI menjadi sebuah komite ekonomi. Masalah ETI yang sebelumnya dibahas di sidang CTI pada Jumat dan Sabtu (9/ 9 dan 10/9) minggu lalu itu akhirnya diserahkan kepada SOM III untuk mencari jalan penyelesaiannya. Ketua Delegasi Malaysia Asmat Kamaludin seusai pembukaan SOM III mengatakan bahwa pihaknya tetap berkeinginan agar ETI tetap menjadi kelompok kerja ad-hoc dan tidak perlu ditingkatkan menjadi komite ekonomi.

“Yang penting adalah bagaimana agar kelompok keija tersebut dapat berfungsi sebaik dan seefisien mungkin,”katanya.

Seorang pengamat mengatakan, sikap Malaysia itu dinilai hanya untuk mencari momentum, agar mereka tetap diperhitungkan oleh negara anggota APEC lain. “Mereka ingin diperhitungkan. Hal tersebut mungkin ada kaitannya dengan usul Malaysia mengenai pembentukan Kaukus Ekonomi Asia Timur (EAEC),” kata pengamat tersebut. SOM III APEC dihadiri oleh 18 negara termasuk Chili yang keanggotaan penuhnya akan didapat pada KTM VI November mendatang. Ke-18 anggota APEC tersebut adalah, enam negara anggota ASEAN, Austra­lia, AS, Brunei Darusalam, Kanada, China, Hongkong, Korsel, Meksiko, Selandia Baru, PNG, Taiwan, dan Chile. (T.HN05/YKT.002/EU07/12/09/94 13:41/RU l/14:58)

Sumber: ANTARA (12/09/1994)

_________________

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XVI (1994), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 363-365.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.