PROYEK PMA TAHUN 94 AKAN CAPAI REKOR

PROYEK PMA TAHUN 94 AKAN CAPAI REKOR [1]

 

Jakarta, Antara

Pembangunan 374 pabrik yang memanfaatkan fasilitas Penanaman Modal Asing (PMA) tahun 1994 sampai dengan 29 Oktober saja telah mencapai 23,09 miliar dolar AS sehingga merupakan rekor tertinggi. Seusai melapor kepada Presiden Soeharto di Bina Graha, Kamis tentang perkembangan penanaman modal baik PMA maupun PMDN, Meneg Investasi/ Ketua BKPM Sanyoto Sastrowa rdojo mengatakan kepada pers bahwa angka tertinggi pernah tercapai tahun 1992 sebesar 10,3 miliar dolar AS.

“Kita masih mempunyai sisa waktu dua bulan lagi untuk memberikan persetujuan sehingga angka PMA masih bisa lebih besar lagi,” kata Sanyoto. Namun ia belum bisa memberikan gambaran tentang prospek tahun 1995.

Namun, ia menyebutkan pada bulan Desember ini pada saat Presiden AS Bill Clinton berada di Jakarta, akan ditandatangani Nota Persepahaman (MOU) antara Pertamina dengan perusahaan Exxon d ari AS bagi pembangunan kilang untuk mengolah gas alam di Kepulauan Natuna, Riau.

Setelah Clinton menyaksikan penandatanganan MOU itu, maka pada bulan Januari 1995 diharapkan perjanjian itu sendiri akan ditandatangani. Proyek ini akan dibangun selama delapan tahun dengan biaya sekitar 34 miliar dolar AS. Pada tahun 1993, penanaman modal asing mencapai 8,1miliar dolar AS. Sejak diberlakukannya UU PMA tahun 1967, telah disetujui 3093 proyek bernilai 91,76 miliar dolar dan 8927 proyek PMDN bernilai Rp 300,14 triliun.

Jepang, Peringkat Pertama

Menurut Sanyoto, bidang usaha yang paling menarik para pengusaha asing antara lain adalah pengolahan mineral nonlogam, tekstil, hotel serta restoran, kimia serta kertas. Penanam modal terbesar adalah Jepang (18,5 miliar dolar AS), Hongkong (14,1 miliar dolar AS), Inggris (9,6 miliar dolar AS),AS (8,5 miliar dolar AS) serta Belanda (7,2 miliar dolar AS).

Ia mengatakan Taiwan yang pemah menempati peringkat ketiga sekarang hanya berada pada urutan ketujuh dengan investasi 6,8 miliar dolar AS. Ketika menyebutkan RR China yang perlu dipantau secara cermat karena akan menjadi saingan Indonesia untuk menarik minat pengusaha luar negeri, Sanyoto mengatakan pada tahun 1993 memang investasi asing disana besar.

Tahun 1993, proyek PMAdi China mencapai sekitar 83.437 proyek bernilai 111,4 miliar dolar AS. Namun, angka ini anjlog menjadi hanya 34.594 proyek bernilai 57 miliar dolar pada tahun ini. Sanyoto berpendapat China perlu diteliti karena memberikan berbagai insentif kepada calon investor antara lain pembebasan pajak pada masa terten tu (tax holiday), sewa tanah selama 99 tahun serta proyek dibawah 30 juta dolar izinnya bisa langsung dikeluarkan pemda. Namun, masalah yang dihadapi para pengusaha asing sekarang adalah upah buruh di China terus meningkat yang sekarang sekitar 80 dolar AS/ bulan, sehingga jauh di atas upah di Indonesia. Sementara itu, untuk PMDN, angka tahun ini hingga 29 Oktober mencapai Rp 50,9 triliun yang dimanfaatkan untuk membangun 723 proyek. Pada tahun 1991, persetujuan bagi proyek-proyek PMDN mencapai Rp 55 triliun. (T!EU 02/EL03/ 3/11/9413:03/RU2)

Sumber: ANTARA (03/ 11/1994)

______________

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XVI (1994), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 406-407.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.