CLINTON AKAN BICARAKAN ISU HAM DAN PEMBREDELAN PERSDE NGANSOE HARTO

CLINTON AKAN BICARAKAN ISU HAM DAN PEMBREDELAN PERSDE NGANSOE HARTO[1]

 

Jakarta, Antara

Presiden AS Bill Clinton dipastikan akan mengangkat isu hak asasi manusia (HAM), pembredelan tiga media massa, masalah hak-hak pekerja, dan isu Timor Timur dalam pembicaraan bilateral dengan Presiden Soeharto yang akan dilakukan selama kunjungan kenegaraannya ke Indonesia, kata Wakil Menlu AS untuk Asia Timur dan Pasifik, Winston Lord.

“Isu-isu tersebut sebenamya telah dibicarakan secara konsisten antara Indone­sia dan AS dengan semangat persahabatan, saling menghormati, dan dalam konteks hubungan RI-AS yang positif,” katanya dalam acara “Worldnet Dialogue” di Kedubes AS, Jakarta, Jumat malam, mengenai kunjungan Presiden Clinton ke Asia dan forum kerjasama ekonomi Asia Pasifik (APEC).

Presiden Clinton dijadwalkan akan berada di Indonesia 13-16 November dalam rangka menghadiri Pertemuan Pemimpin Ekonomi APEC (AELM) di Bogor pada tanggal15 November dan kunjungan kenegaraan pada tanggal16 November.

Menurut Lord, pembicaraan mengenai isu-isu yang disebutnya sebagai masalah sulit bagi Indonesia tersebut, akan dilakukan secara terbuka dan penuh persahabatan. “Kami harap pemerintah Indonesia dapat membuat kemajuan dalam menangani isu-isu tersebut,” katanya dalam dialog yang diikuti oleh peserta dari Jakarta (Indo­nesia) yang diwakili oleh anggota Direktur CSIS Dr. Mari Pangestu dan reporter TVRI Tiya Maryadi, peserta dari Tokyo (Jepang), Seoul (Korea Selatan), Bangkok (Thai­land) dan Manila (Filipina). Dikatakannya, pendekatan AS kepada Indonesia akan tetap konsisten karena AS memiliki sejumlah besar kepentingan dengan Indonesia, terutama kepentingan ekonomi yang kuat.

Puji Indonesia

Lord memuji kedinamisan Indonesia dalam berbagai bidang, dan kerja sama militer AS-RI yang dikatakan berjalan sangat baik.

“Indonesia memainkan peranan yang konstruktif dalam pemeliharaan perdamaian di seluruh dunia. Kita lihat kepemimpinannya dalam diplomasi berbagai masalah dari mulai masalah Kamboja hingga Laut China Selatan, kepemimpinannya dalam Gerakan Non Blok (GNB) dan APEC,” katanya.

Aspek-aspek positif tersebut, katanya, juga akan didiskusikan dalam pembicaraan antara Presiden Clinton dan Soeharto. Dalam kunjungan Presiden Clinton ke Indonesia juga akan dilakukan sejumlah penandatanganan kerja sama kedua negara. Winston Lord yang menjabat sebagai Wakil Menlu AS urusan Asia Timur dan Pasifik pada April 1993 tersebut mengatakan bahwa AS sepenuhnya mendukung upaya Indonesia yang telah bersedia menjadi fasilitator dalam masalah klaim Kepulauan Spratly.

Negosiasi Khusus

Ditanya mengenai kemungkinan APEC dapat menjadi forum yang dapat menyelesaikan isu-isu ekonomi bilateral, Lord mengatakan bahwa tidak ada negosiasi khusus dalam APEC karena APEC merupakan forum urnurn di kawasan Asia Pasifik yang membicarakan mengenai liberalisasi perdagangan dan investasi.

“Tidak ada negosiasi khusus yang membicarakan konteks masalah perdagangan antara Jepang dan China. Walaupun demikian akan ada forum-forum bilateral di luar pertemuan multilateral APEC ,”katanya.

APEC beranggotakan 18 negara yakni enam negara ASEAN (Indonesia, Ma­laysia, Brunei Darussalam, Filipina, Thailand dan Singapura), Korea Selatan, Kanada, AS, Papua Nugini, China,Hongkong, Selandia Baru, Meksiko,Taiwan, Jepang, Aus­tralia dan Chili. Menurut Lord, APEC yang bertujuan untuk meningkatkan perdagangan yang bebas dan investasi di Asia Pasifik, merupakan kerja sama ekonomi regional yang membangun berbagai jaringan kerja guna menyatukan kawasan tersebut.(T.PU18/21.30/B/DN05/RB1!4/ 11/9422:40)

Sumber:ANTARA (04/11/1994)

________________

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XVI (1994), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 412-413.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.