RI HARAPKAN AELM AMBIL KEPUTUSAN SECARA KONSENSUS YANG LUWES [1]
Jakarta, Antara
Indonesia mengharapkan para pemimpin ekonomi APEC yang akan mengadakan pertemuan di Istana Bogor, 15 November mengambil keputusan berdasarkan prinsip konsensus yang luwes. Ketika menjelaskan tentang hasil pertemuan Presiden Soeharto dengan Sultan Hassanal Bolkiah dari Brunei Darussalam di Istana Merdeka, Jumat, Mensesneg Moerdiono mengatakan konsensus yang luwes itu mempunyai arti sebanyak mungkin hal yang dapat menjadi kesepakatan bersama.
“Negara yang telah siap dapat segera melaksanakannya. Sementara negara yang belum siap dapat menyusul kemudian,” kata Moerdiono.
Ia menyebutkan jika keputusan AELM (Pertemuan Para Pemimpin Ekonomi APEC) diambil secara konsensus yang luwes, maka 18 negara anggota APEC tidak akan kehilangan dinamika dalam melaksanakan kesepakatan mereka pada era globalisasi ini.
Menurut dia, Presiden Soeharto dan Sultan Bolkiah mempunyai persamaan pemandangan mengenai hal-hal yang sebaiknya dihasilkan pertemuan Bogor itu. Presiden Soeharto mengulangi kembali pernyataannya ketika membuka pertemuan para menteri APEC di Istana Negara, Jumat pagi bahwa APEC tidak pernah dipikirkan untuk menjadi blok ekonomi yang tertutup.
Kepala Negara menjelaskan pula kepada Bolkiah yang tiba di Jakarta, Kamis petang bahwa AELM sangat penting karena mencerminkan dimulainya kembali dia log Utara-Selatan. APEC beranggotakan enam negara ASEAN, Jepang, AS, Korea Selatan, Meksiko, Kanada, Australia, Selandia Baru, China, Hongkong,Taiwan, Papua Nugini dan Chili. Khusus mengenai masalah bilateral, Sultan, Bolkiah menyampa ikan penghargaannya terhadap peluncuran/roll out pesawat N250 oleh Presiden Soeharto di Bandung, Kamis pagi. Karena tidak dapat menghadiri acara roll out itu, maka Bolkiah pada Minggu (13/ 11) akan mengunjungi pabrik IPTN (Industri Pesawat Terbang Nusantara) di Bandung guna menyaksikan secara langsung prototipe N250 tersebut. (T.Eu02/ 13:16/Ln09/ru2).
Sumber: ANTARA(ll/11/1994)
_____________
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XVI (1994), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 420-421.