PEMIMPIN APEC SETUJUI TARGET WAKTU 2010 DAN 2020

PEMIMPIN APEC SETUJUI TARGET WAKTU 2010 DAN 2020[1]

 

Jakarta, Antara

Para pemimpin APEC yang bertemu secara informal di Bogor akhirnya sepakat untuk menetapkan target waktu bagi perdagangan dan investasi yang terbuka dan bebas di Asia Pasifik, yakni tahun 2010 bagi negara-negara maju dan 2020 bagi negara berkembang.

“Kami sepakat untuk menerima tujuan jangka panjang perdagangan dan investasi yang bebas dan terbuka di Asia Pasifik, yakni dengan mengurangi hambatan investasi dan perdagangan serta meningkatkan arus barang, jasa, dan modal di antara sesama anggota APEC,” kata Ketua APEC Presiden Soeharto dalam konferensi pers di Istana Bogor, Selasa sore.

Disebutkannya pula bahwa target waktu itu hendaknya “tidak lebih dari tahun 2020 dengan memperhitungkan perbedaan perkembangan ekonomi anggotanya”. Menurut dia, paling tidak ada dua hal yang harus diperhitungkan dalam kaitan dengan liberalisasi perdagangan. Yang pertama untuk menentang pembentukan setiap blok perdagangan yang bersifat introvert. Yang kedua, demi menciptakan kondisi liberalisasi perdagangan di seluruh dunia.

“Dengan demikian, hasillibera lisasi investasi dan perdaganga n itu bukan hanya menghilangkan hambatan di antara sesama anggota APEC , tetapi juga dengan kekuatan ekonomi di luar APEC,” katanya di bawah cuaca Bogor yang sedikit mendung.

Pada jumpa pers dengan format Blake Island itu, yakni dengan di dampingi secara pasif oleh 17 pemimpin ekonomi lainnya, Soeharto juga menekankan tentang perlunya negara-negara berkembang non-APEC mendapatkan manfaat dari hasil liberalisasi itu. Anggota APEC di sepanjang pantai Pasiflk adalah keenam anggota ASEAN (Indonesia, Filipina, Singapura, Malaysia, Brunei dan Thailand), Australia, AS, Kanada, China, Jepang, Korea Selatan, Hong Kong, Taiwan, Selandia Baru, Papua Nugini, Cile dan Meksiko. Pertemuan para pemimpin ekonomi APEC (AELM) tersebut merupakan yang kedua sesudah Blake Island 1993. Disebutkannya, dalam rangka mencapai tujuan liberalisasi perdagangan itu, sangat ditekankan unsur-unsur saling ketergantungan, keadilan, kemitraan, tanggungjawab bersama, saling menghargai dan kepentingan bersama.

Selama jumpa pers itu tampak PM Malaysia Mahathir Mohamad duduk berdampingan dengan Presiden AS Bill Clinton. Sementara yang agak kritis terhadap target waktu itu adalah Malaysia. Menurut negeri jiran itu, setiap negara memiliki perkembangan ekonomi masing-masing yang menyebabkan tidak boleh ada target waktu yang sama rata.

Usai menyampaikan pernyataan Bogor itu, Presiden Soeharto bersedia menjawab beberapa pertanyaan wartawan, antara lain soal peranan APEC dalam meningkatkan dialog Utara-Selatan.

Presiden Soeharto mengatakan, justru dalam APEC-lah bisa dilihat secara jelas dialog Utara-Selatan itu. Mulai pukul17.00 WIB, secara perlahan-lahan satu per satu pemimpin ekonomi pulang ke tempat penginapan mereka masing-masing. Cuaca Bogor kembali cerah dan tidak jadi hujan.   (U.PU17/22.00/BIEU07 / 15/ ll/94 22:22/RUl/23: 10)

Sumber: ANTARA ( 15/ 11/ 1994)

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XVI (1994), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 437-438

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.