INFORMASI MENGENAI INDONESIA DI JERMAN MASIH KURANG[1]
Jakarta, Antara
Informasi mengenai Indonesia di Jerman masih relatif kurang padahal pesatnya perkembangan ekonomi di Asia Tenggara termasuk di Indonesia penting diketahui dunia usaha Jerman, kata seorang pejabat Pemerintah Jerman, di Jakarta, Jumat.
Untuk itu Indonesia diharapkan segera memperluas informasi tersebut, kata Menteri Perekonomian, Teknologi dan Transportasi Negara Bagian Niedersachsen, Dr. Peter Fischer, dalam suatu temu pers, mengenai hasil kunjungannya di Indonesia dari 15 – 18 November.
“Aturan-aturan baru mengenai investasi, perdagangan bebas yang dihasilkan dalam pertemuan pemimpin APEC di Bogor baru-baru ini dan sejumlah perkembangan lain perlu diketahui oleh Jerman dan secara lebih luas juga oleh negara-negara lain di Eropa,” kata Fischer, yang datang ke Indonesia bersama sejumlah pengusaha dari Negara Bagian Niedersachsen.
Selama berada di Indonesia Peter Fischer telah mengadakan pertemuan dengan Menteri Perdagangan SB Joedono dan Wakil Ketua Badan Pengelola Industri Strategis (BPIS) Giri Suseno Hadihardjono.
Ia juga direncanakan bertemu dengan Menristek BJ Habibie dan Meninves/Ketua BKPM, Sanyoto Sastrowardoyo. Topik pembicaraan dengan Habibie mengenai kerjasama di bidang industri perkapalan, penerbangan dan antariksa.
Mengomentari hasil keputusan para pemimpin APEC mengenai perdagangan bebas, ia mengatakan secara umum Jerman menyambut baik hasil keputusan itu, namun Jerman tidak akan terburu-buru menentukan langkah ketjasama berikutnya dalam konteks tersebut, sebelum melihat implementasi dari perdagangan bebas itu sendiri.
“Saya juga berpendapat bahwa APEC harus membuka diri, perdagangan bebas itu jangan menjadi blok perdagangan tertutup, sebab akan menyebabkan isolasi. APEC diharapkan memperhatikan struktur ekonomi lainnya yang telah terbentuk seperti NAFTA dan Uni Eropa,” tegasnya.
Hasil Konkret
Delegasi pengusaha yang ikut rombongan Menteri Fisher ke Indonesia mewakili peru sahaan Haas Consult (konsultan infrastruktur), Unland GmbH Textilgruppe (tekstil), Meyer (konstruksi kapal), Aero data Fulgmesstechnik (teknik navigasi penerbangan), Deutsche Forschungsanstalt fuer Luft und Raumfahrt (riset luar angkasa) dan Bison-Werke (konstruksi mesin).
Hasil konkret kunjungan Menteri Fischer ke Indonesia di antaranya, pembukaan kantor cabang Haas Consult di Indonesia dalam waktu dekat dan pembuatan empat kapal penumpang berkapasitas 500 orang bagi PT.PAL (salah satu BUMN di bawah koordinasi BPIS). Meyer yang selama ini telah mengekspor 15 kapal ke Indonesia tengah mengerjakan konstmksi kapal ke-16, yang direncanakan selesai tahun 1995. Pada kunjungan ke Indonesia ini juga telah disepakati bahwa pemsahaan tersebut akan mengerjakan kapal penumpang ke-17 bagi PT. PAL, dengan kapasitas 2000 penumpang. Sebanyak 90 persen dari biaya pembuatan kapal ke-17 yang selumhnya berjumlah 146 juta DM akan ditanggung oleh Bank Sentral Jerman, KFW.
“Sehubungan dengan itu, komisi pemberian izin kredit di Uni Eropa telah memberikan lampu hijau atas kredit KFW tersebut bagi Indonesia,” kata Peter Fischer.
Hannover Fair
Mengenai pelaksanaan Hannover Fair tahun depan, Direktur Museum Roemer und Pelizaeus, Prof. Arne Eggebrecht, yang ikut dalam rombongan Menteri Fischer mengatakan selain pameran teknologi, untuk pertamakalinya Hannover Fair’95 akan mengadakan pameran budaya yang dipusatkan di kota Hildesheim, suatu kota budaya di Negara Bagian Niedersachsen.
Tema pameran budaya pada Hannover Fair’ 95 adalah Indonesia, sebab pada tahun 1995 Indonesia memperingati proklamasi kebudayaan ke-50. “Kami merencanakan Presiden Soeharto sendiri akan meresmikan pembukaan Hannover Fair tersebut termasuk pameran kebudayaannya,” kata Eggebrecht.
Pembicaraan mengenai tema “Indonesia” pada pameran budaya itu, menurut Eggebrecht, sudah dibicarakan empat tahun lalu. Dan pada kunjungan ke Indonesia, pihaknya telah mengadakan pembicaraan serius dengan Mendikbud Wardiman Djojonegoro dan Dirjen Kebudayaan Eddi Setyawati untuk mematangkan rencana tersebut. (T-PE08114:35/EU06 / 18/ 11/9415:27/ru2).
Sumber: ANTARA (18/ll/1994)
________________
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XVI (1994), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 448-450.