MENKOP: JANGAN HANYA MENGANDALKAN CENGKEH

MENKOP: JANGAN HANYA MENGANDALKAN CENGKEH[1]

 

Bandar Lampung, Antara

 

Menteri Koperasi/PPK, Subijakto Cakrawerdaya meminta para petani cengkeh jangan hanya mengandalkan tanaman cengkehnya tetapi juga melakukan diversifikasi usaha sehingga petani akan memperoleh pendapatan lain di luar komoditi bahan baku pabrik rokok itu. Menkop/PPK, Subijakto mengemukakan hal itu dalam sambutan tertulis yang disampaikan Direktur Bina Usaha Koperasi Perkebu nan Depkop, Drs. Istijono Rahardjo usai menyaksikan penyerahan dana SWKP senilai Rp2,88 miliar kepada petani cengkeh Lampung yang wakili Ketua Umum Puskud setempat, Djumingan Supardi di Bandar Lampung, Sabtu.

Menkop menegaskan, bila petani tetap akan menemskan budidaya cengkeh maka tanamannya harus dipelihara dengan baik dan mengolah lebih lanjut hasil produksi yang diperoleh agar mutu cengkeh dan harga bisa meningkat.

Dana SWKP untuk 42 KUD yang berhasil menghimpun 2.511 ton cengkeh itu, menurut Menkop, hams diarahkan untuk kegiatan produktif yang efisien dan dapat mengembangkan kehidupan petani cengkeh. Karena itu Gubernur Lampung Poedj ono Pranyoto dan para bupati agar ikut mengawasi penyaluran kepada petani.

“Imbauan ini sesuai petunjuk:Presiden Soeharto dalam Sidang Ekuwasbang 7 September lalu,” kata Menkop yang membantah masuknya BPPC dalam Tata Niaga Cengkeh (TNC) bukan monopoli dan bukan kemauan BPPC tetapi kebijaksaaan pemerintah.

Menumt Menkop, keberhasilan KUD dalam TNC makin terlihat dengan terhimpunnya dana cukup besar yakni SWKP senilai Rp 251 miliar dan dana penyertaan Rp483 miliar lebih selama kurun waktu dua tahun. Khusus untuk Lampung dana penyertaan mencapai Rp11, 87 miliar.

Pada penyerahan SWKP senilai Rp2 ,88 miliar oleh Sekjen BPPC, Ade Matondang kepada Ketua Umum Puskud Lampung, Djumingan Supardi, Menkop menyadari disamping keberhasilan dalam TNC masih ada tantangan yang hams dihadapi sehingga pada pengurus KUD diharapkan mengembangkan usahanya.

(U. BDL-PK03 /218/BDL-00 1/17.31/EU03/18.10/RB2).

Sumber: ANTARA(I9 / II / 1994)

___________________

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XVI (1994), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008,451-451

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.