PRESIDEN-KIM YOUNG SAM BAHAS PENDIRIAN PABRIK MOBIL KORSEL

PRESIDEN-KIM YOUNG SAM BAHAS PENDIRIAN PABRIK MOBIL KORSEL[1]

 

Jakarta, Antara

Presiden Soeharto dan Presiden Korsel Kim Young Sam hari Rabu melalui telepon membahas kemungkinan pembangunan pabrik mobil Korsel di Indonesia guna mempererat hubungan bilateral.

“Presiden mengatakan kepada Presiden Korse l bahwa akan segera memerintahkan para menteri untuk membicarakan masalah ini dengan rekan-rekan mereka dari Korsel,”kata Mensesneg Moerdiono kepada pers di Jalan Cendana.

Pembicaraan telepon yang dimulai pukul 09.00 WIB hingga pukul 09.24 WIB itu dilakukan atas permintaan kepala negara Korea Selatan itu. Masalah ini kembali dibicarakan hanya sembilan hari setelah kedua pemirnpin itu mengadakan pembicaraan empat mata di Istana Merdeka 12 November. Saat itu, Kim mengadakan kunjungan kenegaraan dua hari. Ditanya apakah jika pabrik mobil itu jadi dibangun maka akan dibentuk usaha patungan, Moerdiono menyebutkan karena pembicaraan kedua negara  hanya menyangkut masalah prinsip maka hal-hal teknis tidak dibicarakan.

“Namun dugaan saya adalah perusahaan itu akan berbentuk patungan,” katanya. KimYoung Sam pada pembicaraan melalui telepon itu menyampaikan rasa terima kasihnya atas peranan Indonesia dalam proses perdamaian di Semenanjung Korea.

Moerdiono mengemukakan, selain membicarakan upaya peningkatan hubungan ekonomi dan perdagangan bilateral itu, dibahas pula persiapan pertemuan Para Pemirnpin Ekonomi APEC (AELM) di Osaka tahun 1995. Presiden Soeharto dan rekannya, kata Moerdiono, membahas lagi tawaran In­ donesia bagi korsel untuk membeli gas alam cair (LNG) yang akan dihasilkan Indo­nesia dari ladang di Pulau Natuna, Riau. Pertamina dan perusahaan Esso, AS, tanggal 16 November telah menandatangani MOU bagi pembangunan proyek LNG di Natuna yang akan menelan biaya 34 miliar dolar AS selama delapan tahun. Moerdiono mengatakan sekalipun proyek itu selesainya masih lama, pembicaraan yang menyangkut kemungkinan pembelian itu sudah harus dilakukan sejak sekarang.

Korea Selatan selama initelah membeli LNG yang dihasilkan Indonesia. Gas alam Indonesia dihasilkan dari ladang Arun Aceh dan Bontang Kaltim. Mensesneg Moerdiono menyebutkan Presiden Soeharto dan Presiden Kim Young Sam membahas pula kerja sama di bidang peningkatan kemampuan pengusaha kecil dan menengah Indonesia dengan bantuan Korsel. Khusus mengenai AELM mendatang, kedua presiden sepakat bahwa sewaktu­ waktu mereka akan mengadakan pembicaraan lagi melalui telepon guna menyarnakan pandangan dan langkah.

“Presiden Soeharto berpendapat pembicaraan lewat telepon itu mencerminkan tekad kedua pihak untuk meningkatkan kerjasama,” kata Moerdiono yang mendampingi Presiden pada saat pembicaraan jarak jauh itu berlangsung. (T!EU02/B/DN08/RB1!23/11/94  14:34)

Sumber:ANTARA (23/11/1994)

_______________

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XVI (1994), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 462-463.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.