Presiden Soeharto: PERAN HANKAM DAN SOSPOL ABRI TETAP DIBUTUHKAN DI MASA MENDATANG

Presiden Soeharto: PERAN HANKAM DAN SOSPOL ABRI TETAP DIBUTUHKAN DI MASA MENDATANG[1]

Jakarta, Kompas

Presiden Soeharto menyatakan, sejarah bangsa Indonesia menunjukkan, gejolak­ gejolak nasional terjadi bersamaan dengan kesulitan ekonomi dan pada saat pembangunan dirasakan tidak merata. Karena itu, peranan ABRI dalam bidang pertahanan keamanan dan bidang sosial politik tetap diperlukan di masa-masa mendatang.

“Dalam bidang pertahanan keamanan, ABRI merupakan jaminan terhadap berbagai ancaman yang dapat timbul terhadap kelangsungan hidup bangsa dan negara. Dalam bidang kesejahteraan, peranan sosial politik ABRI dibutuhkan untuk menciptakan kondisi dan peluang bagi berkembangnya demokrasi, tegaknya hukum serta tumbuhnya prakarsa dan kreativitas rakyat untuk memajukan diri dan lingkungannya”.

Presiden Soeharto mengemukakan hal itu dalam amanatnya sebagai inspektur upacara pada acara peringatan ke-49 Hari ABRI, di bekas Bandara Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu (5/10). Kol Inf. SN Suwisma, yang sehari-hari adalah Wakil Komandan Kopassus, bertindak sebagai komandan upacara. Acara itu juga dihadiri oleh Ny Tien Soeharto, Wapres dan Ny. Try Sutrisno, Pangab Jenderal TNI FeisaJ Tanjung, Menhankam Edi Sudradjat, kepala stafketiga angkatan dan Kapolri, para pejabat tinggi negara, serta undangan dari perwakilan negara sahabat. Puncak peringatan Hari ABRI yang berlangsung sekitar 120 menit itu tampak sederhana. Atraksi udara melibatkan beberapa pesawat tempur saja, disusul kemudian atraksi darat oleh para prajurit dari ketiga angkatan dan Polri -termasuk korps wanitanya. Dan yang sangat berbeda dari peringatan Hari ABRI, dalam upacara kali ini tidak ada parade kendaraan dan alat tempur milik ABRI. Menurut Kepala Negara, upaya memajukan kesejahteraan rakyat hanya mungkin berlangsung dalam suasana mantap dan tanpa adanya kejutan-kejutan. Pengalaman pembangunan selama seperempat abad terakhir ini telah membuktikan hal itu. Karena itu, menurut Kepala Negara ,bangsa Indonesia akan tetap memegang Trilogi Pembangunan dalam tahap-tahap pembangunan yang akan datang. “Kita akan memperluas pemerataan, kita akan meningkatkan pertumbuhan dan kita akan memantapkan stabilitas nasional yang dinamis,”tutur Presiden. Ketiga unsur Trilogi Pembangunan itu, sambungnya, tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Pemerataan pembangunan sulit dicapai, tanpa pertumbuhan ekonomi dan tanpa stabilitas nasional, pertumbuhan ekonomi juga mustahil terjadi tanpa pemerataan dan stabilitas nasional.

“Rakyat akan bekerja dengan penuh semangat jika mereka merasa pasti bahwa hasil pembangunan akan dinikmati bersama secara adil dan jika mereka dapat berusaha dalam suasana yang tenang. Stabilitas nasional itu sendiri hanya mungkin tercipta jika basil pembangunan dapat dinikmati secara merata. Hasil pembangunan akan terus meningkat dalam perekonomian yang tumbuh dengan cepat,” demikian Kepala Negara.

Sukseskan PJP II

Karena itulah, menurut Presiden, di masa depan pembangunan ABRI akan tetap dilaksanakan dalam kerangka besar pembangunan bangsa dan negara. Pembinaan, pengembangan dan penggunaan kekuatan ABRI tetap merupakan kekuatan konstruktif dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, baik kekuatan tempur,kekuatan tentorial maupun kekuatan pembinaan masyarakatnya di darat, laut, dan udara.”ABRI akan tetap setia pada jati dirinya sebagai tentara rakyat, tentara nasional dan tentara pejuang,” tandas Presiden.

Ditambahkan, kebanggaan prajurit bukan terletak pada kemenangan dalam pertempuran belaka. Kebanggaan prajurit juga terletak pada keberhasilan dalam memprakarsai dan ikut membangun bangsa Indonesia yang bertambah maju, sejahtera, makmur dan adil.

“Untuk menghadapi tantangan masa depan,saya minta seluruh jajaran ABRI di manapun berada, agar mempersiapkan diri sebaik-baiknya untuk menyukseskan pelaksanaan PJP II,” demikian Presiden.

Di masa lalu, ABRI telah berhasil melaksanakan tugas pengabdiannya dengan baik. “Kita semua yakin bahwa di masa datang ABRI juga akan dapat mengemban tugas pengabdiannya dengan sebaik-baiknya pula,”sambung Kepala Negara.

Tiga Misi Besar

Menurut Presiden, sebagai angkatan bersenjata yang lahir dari perjuangan, ABRI tetap memiliki watak dan tradisi sebagai pejuang. Dalam perjuangan mengemban amanat rakyat, ABRI telah melakukan tiga misi besar sejarah.

Pertama, dalam kurun Perang Kemerdekaan, bersama-sama rakyat ABRI telah berhasil memberikan kekuatan bersenjata kepada perjuangan diplomatik guna memperoleh pengakuan dari dunia internasional.

Kedua, dalam kurun  waktu berikutnya ABRI telah berhasil menegakkan kewibawaan negara terhadap berbagai pergolakan di daerah, percobaan kudeta dan pemberontakan.

Ketiga, selama seperempat abad terakhir ini ABRI telah memprakarsai dan mendorong pembangunan berencana. Juga memberi dukungan penuh dalam meletakkan landasan yang kukuh bagi bangsa Indonesia untuk memasuki tahap tinggal landas.

“Karena itu, sungguh tepat jika dikatakan bahwa ABRI adalah tulang punggung negara dan bangsa kita,” demikian Presiden .Artinya, ABRI tidak hanya berjuang di bidang pertahanan keamanan, tetapi juga di bidang kesejahteraan. ABRI, ikut menciptakan strategi, tatanan, kondisi dan peluang pembangunan.

“ABRI telah membuktikan, bahwa bersama-sama rakyat, angkatan bersenjata dapat ikut memelopori modernisasi bangsa dan negaranya. Sebagai prajurit pejuang, ABRI memang merasa dirinya sebagai bagian menyeluruh dari bangsa dan negara,” tandasnya.

Ribuan warga menyaksikan puncak peringatan Hari ABRI tersebut. Setelah Presiden dan Wakil Presiden meninggalkan lokasi upacara, warga yang memenuhi kawasan sekitar tempat upacara itu segera “menyerbu “para pejabat tinggi negara untuk bersalaman memberi ucapan selamat. Menhankam Edi Sudradjat dan Pangab Jenderal TNI Feisal Tanjung misalnya, harus berupaya keras untuk dapat meninggalkan tempat tersebut. Selain bisa bersalaman, masyarakat juga bebas menaiki kendaraan lapis baja yang diparkir di salah satu sisi lapangan upacara.

Atraksi udara kali ini dirnulai dengan fly pass pesawat ringan Husky yang menarik banner berisi tulisan yang berbunyi “Dirgahayu ABRI “. Selanjutnya melintas pesawat tanker udara KC-130 yang dikawal dua pesawat A-4E Skyhawk. Kemudian disusul oleh pesawat intai maritim Boeing B-737 yang dikawal empat pesawat F-5E Tiger.

Fly pass diakhiri dengan lewatnya pesawat angkut Boeing B-707 yang dikawal empat pesawat tempur F-16 Fighting Falcon. Atraksi udara juga dilakukan oleh empat pesawat  Hawk, lengkap dengan asap warna-warni. Menurut Kapuspen ABRI, Brigjen TNI Syarwan Hamid, upacara peringatan Hari ABRI mendatang mungkin akan dilaksanakan di kawasan Bekasi, Jawa Barat. “Namun lokasi tepatnya belum kita pastikan ,”katanya. Sebelum dilangsungkan di bekas Bandara Kemayoran, acara serupa biasanya di laksanakan di Parkir Timur Senayan yang kini digunakan untuk ruang pameran Yayasan Tiara Indah.

Di Surabaya

Dari Surabaya diJaporkan, puncak HUT ABRI dipusatkan di halaman Balai Prajurit Kodam V/Brawijaya, dengan inspektur upacara Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Haris Sudarno. Upacara dihadiri Pangarmatim Laksda TNI Gofar Suwarno, Dankodikau Marsda TNI Sutria Tubagus, KapoldaJatim Mayjen (Pol) A RivaiArganata, serta Gubernur Jatim Basofi Soedirman dan Ketua DPRD Jatim Trimarjono. Upacara itu dimarakkan dengan atraksi senam barbel prajuritTNI-AD, TNI-AL, TNI-AU, dan Polri, disambung dengan “pembebasan sandera” oleh  pasukan gabungan TNI dan Polri. Peringatan itu juga menarik perhatian warga masyarakat yang menyaksikan. Seusai acara “pembebasan sandera” anak-anak sekolah menyerbu ke lokasi untuk memunguti selongsong peluru.(ano/vik/ush/rie)

Sumber: KOMPAS ( 06/10/1994)

_____________________

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XVI (1994), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 536-539.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.