PRESIDEN: SANDINGKAN PIALA THOMAS DAN UBER[1]
Jakarta, Antara
Presiden Soeharto mengharapkan para atlet bulutangkis Indonesia agar berjuang sekuat tenaga merebut kembali Piala Thomas dan Piala Uber sehingga kedua lambang supremasi bulutangkis dunia itu dapat disandingkan di Tanahair. Ketika menerima para atlet yang akan bertanding memperebutkan kedua piala itu, di Istana Merdeka Jakarta Selasa pagi, Kepala Negara juga minta para olahragawan untuk bertanding secara sungguh-sungguh dan tidak meremehkan para pemain negara lain.
“Jangan remehkan semua pemain dari negara lain serta jangan sembrono. Kalian harus bermain lebih baik dari semua lawan,”kata Presiden yang didampingi Menpora Hayono Isman dan Ketua Umum PBSI Suryadi.
Kepada para pemain putra dan putri diingatkan, rakyat mengharapkan setiap pertandingan itu agar berhasil mereka menangkan.
“Tugas ini memang tidak ringan tapi seluruh masyarakat akan memberikan dukungan. Melalui olahraga, bangsa Indonesia akan lebih dikenal oleh masyarakat internasional,”kata Presiden.
Dicontohkan, masih banyak orang luar negeri yang lebih mengenal Bali ketimbang Indonesia, sehingga mereka mengira Indonesia bagian dari Bali. Seusai menyampaikan harapannya, Kepala Negara kemudian beramah-tamah dengan para atlet tersebut.
“Berapa jam para pemain berlatih setiap hari? ,” kata Presiden kepada pebulutangkis putri terbaik Indonesia, Susi Susanti, yang kemudian menjawab:” Kami latihan lima jam setiap hari”.
Presiden pada kesempatan itu juga menanyakan nama-nama atlet terrnuda dan tertua dalam tim Piala Thomas dan Uber. Sebelumnya Ketua Umum PBSI Suryadi melaporkan bahwa persiapan PBSI telah mencapai tahap terakhir sebelum berlaga pada event beregu paling bergengsi itu. Indonesia pernah mengawinkan Piala Thomas maupun Piala Uber pada tahun 1976. Ketika itu, tim Piala Uber Indonesia mengalahkan Jepang 5-2 pada tahun 1975, dan setahun kemudian Tim Piala Thomas Indonesia berhasil menjadi juara setelah menundukkan Malaysia 9-0. Saat ini Piala Thomas (lambang supremasi bulutangkis beregu putera) berada ditangan Malaysia, sedangkan Piala Uber (puteri) dipegang China. (T.EU02/ 3/05/9412:04/0K09/12:17/SR1)
Sumber: ANTARA(03/05/1994)
______________
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XVI (1994), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 656-657.