BANK DIMINTA TURUNKAN BUNGA KREDIT KONSTRUKSI RS DAN RSS[1]
Jakarta, Antara
Pemerintah minta BTN dan bank-bank lainnya untuk menurunkan suku bunga bagi kredit pembangunan rumah sederhana dan dan rumah sangat sederhana (RSS) guna mendorong para developer.
“Pemerintah minta perbankan untuk menurunkan bunga bagi kredit konstruksi. BTN akan mempelajari hal itu,” kata Menpera Akbar Tandjung kepada pers setelah melaporkan masalah ini kepada Presiden Soeharto di Bina Graha, Selasa.
Akbar Tandjung mengatakan, penurunan bunga kredit konstruksi yang sekarang berkisar antara 8,5 persen hingga 11 persen itu diharapkan pemerintah mampu menggairahkan developer membangun rumah sederhana dan RSS. Para developer memang telah menyatakan keinginan mereka untuk membantu pemerintah membangun rumah sederhana dan RSS sebanyak mungkin. Karena itu, pemerintah tentu perlu memperhatikan berbagai keluhan mereka.
“Salah satu kendala mereka adalah rendahnya margin (tingkat keuntungan- red),” kata Menpera.
Lahan Murah
Ia mengatakan, langkah lain yang diperlukan untuk membangun rumah bagi masyarakat berpengasilan rendah dan menengah itu adalah menyediakan laban yang murah. Di Jawa, sangat sulit mendapat tanah murah. Akbar memberi contoh karena di Jakarta sulit sekali membeli tanah yang harganya sekitar Rp8000/ meter persegi maka pembanguna rumah sederhana itu dilakukan di kawasan Botabek (Bogor, Tangerang, serta Bekasi).
“Karena itu, kami sangat membutuhkan bantuan semua pemda untuk membangun rumah-rumah murah itu,”kata Akbar.
Masalah lain yang dihadapi para developer adalah penyediaan semen dalam jumlah yang cukup dan harganya yang tidak bergejolak. Sekalipun para developer rumah murah belum menghadapi masalah kelangkaan semen, Kantor Menpera telah membentuk Tim Semen untuk mengkoordinasikan penyediaan bahan baku ini bagi para developer. Akbar menjelaskan, dalam pertemuan dengan Kepala Negara juga dibahas masalah penjualan apartemen karena sampai sekarang banyak apartemen yang sudah dijual walaupun belurn dibangun sama sekali.
“Ada developer yang sekalipun barn memiliki gambar artistik ternyata telah melakukan launching (promosi dan penjualan- red).Presiden minta hal tersebut supaya dipantau dan diawasi,” kata Akbar mengutip ucapan Presiden.
Alasan Kepala Negara adalah jangan sampai terjadi masyarakat sudah membeli apartemen itu, namun di kemudian hari mereka menghadapi kesulitan akibat gagalnya developer memenuhi kewajiban mereka, kata Menpera.
“Pemerintah akan mengeluarkan ketentuan-ketentuan untuk melindungi para konsumen,”kata Menpera. Dengan mengeluarkan berbagai peraturan, Presiden mengharapkan pembangunan apartemen tidak tersendat-sendat padahal sudah laku dijual. (T/ EU02/ 13/09/9413:39/B/EU05/13/09/9414:31/ru2)
Sumber: ANTARA (13/09/1994)
______________________
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XVI (1994), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 783-784.