PRESIDEN SOEHARTO AKAN KE BOSNIA-HERZEGOVINA[1]
Jakarta, Kompas
Presiden Soeharto hari Rabu besok (8/3) akan memulai perjalanan ke luar negeri sampai tanggal 14 Maret mendatang, yakni ke Denmark, Kroasia dan Bosnia Heregovina. Tempat pertama yang akan di kunjungi adalah Copenhagen, Denmark, untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) tentang Pembangunan Sosial yang diselenggarakan oleh PBB. Dari Copenhagen, rencananya Presiden yang disertai Ny Tien Soeharto dan beberapa Menteri Kabinet Pembangunan VI, akan berkunjung ke Zagreb, ibu kota Kroasia dan Sarajevo, ibu kota Bosnia-Herzegovina. Anggota delegasi Presiden untuk menghadiri KTT tersebut antara lain terdiri dari Menko Kesra, Menteri Luar Negeri, Menteri Sekretaris Negara, Menteri Sosial, Dubes/Kepala Badan Pelaksana Ketua Gerakan Non Blok serta sejumlah pejabat tinggi lainnya. Sejumlah kepala negara atau kepala pemerintahan negara lain yang ingin bertemu Presiden Soeharto selama di Denmark adalah Presiden Argentina. Presiden Aljazair, Presiden Turki, Presiden Polandia, Presiden Ukrania, PM RRC dan PM Banglades. Sementara itu Presiden Iran Hashemi Rafsanjani minta secara khusus agar menlunya menemui Presiden Soeharto. Di sela-sela KTT di Copenhagen tersebut juga akan diadakan pertemuan para pemimpin dari sembilan negara yang mempunyai penduduk terbesar dibidang pendidikan. Pertemuan yang mempunyai kaitan dengan KTT Pendidikan di New Delhi tahun lalu tersebut diadakan atas prakarsa UNESCO. Kunjungan Presiden Soeharto ku Kroasia dan Bosnia-Herzegovina diadakan dalam rangka memenuhi undangan Presiden Kroasia dan PM Bosnia-Herzegovina. Kunjungan ke Sarajevo akan berlangsung selama beberapa jam saja tanggal 13 Maret mendatang. Perjalanan Presiden dari Zagreb ke Sarajevo akan menggunakan pesawat terbang PBB.
Rencana Malaysia
Sementara itu, Malaysia akan bergabung dalam setiap pertempuran di Bosnia, jika PBB dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) setuju untuk menggunakan kekuatan untuk mengakhiri konflik, demikian laporan kantor berita Bernama di Kuala Lumpur, Senin. Sebuah rencana untuk berjaga-jaga (contingencyplan) akan dirancang untuk mengubah pasukan penjaga perdamaian Malaysia di Bosnia terjadi kekuatan tempur, jika PBB memutuskan untuk melakukan aksi militer guna mengakhiri konflik, kata Menteri Pertahanan Najib Tun Razak seperti dikutip Bernama.
Itu dikatakan Najib sepulang kunjungan lima harinya di Bosnia. la mengatakan, Malaysia menghadirkan 1.500 pasukannya di bekas Yugoslavia, namun persenjataan mereka hanya senjata ringan dan kendaraan lapis baja pengangkut personel. Menurut Najib, pasukannya membutuhkan senjata dan perlengkapan canggih. Ditambahkannya, Malaysia ingin mengirim tambahan 1.500 pasukan ke Bosnia, namun menunggu hasil pengawasan PBB tentang apakah gencatan senjata terakhir antara pemerintah Bosnia dan pemberontak Serbia tetap bertahan. Dikatakan Najib, Malaysia ingin tetap di Bosnia “selama mungkin” walaupun mandat PBB di Kroasia habis bulan ini, yang bisa mempengaruhi pengerahan pasukan PBB di Bosnia. Pada kesempatan lain, pertempuran pecah hari Senin, di Enklave Bihac, di mana pasukan pemberontak Muslim-Bosnia merebut posisi pasukan pemerintah Muslim Bosnia, kata juru bicara PBB Mayor Herve Gourmelon di Sarajevo. Pemberontak Muslim itu, yang didukung pasukan etnis Serbia dari republik tetangga, Kroasia, tampaknya merebut posisi di selatan dan timur Velika Kladusa, kata Gourmelon. Bombardemen berat dilaporkan hari Senin dinihari, dengan sejumlah tembakan mortir, tank dan artileri jatuh di kawasan itu sejak tengah malam. Para pengawas militer PBB melaporkan gerakan tentara Serbia-Krajina di garis konfrontasi sebelah timur Kladusa akhir pekan lalu.
Memasok Makanan
Pasukan Serbia-Bosnia hari Minggu mengizinkan PBB memasok makanan bagi satuan tentara Belanda di Bihac sementara Jennan mendesak dibukanya KTT Balkan baru guna mencegah pecahnya kernbali perang total dalam musim semi ini. Tembakan-tembakan tersembunyi oleh tentara Serbia yang mengepung Sarajevo menunjukkan erosi gencatan senjata selama dua bulan, yang akan habis masa berlakunya tanggal 30 April mendatang. Komandan tertinggi Serbia-Bosnia Jenderal Ratko Mladic mengizinkan konvoi PBB lewat, setelah misi pemelihara perdamaian PBB menyiapkan rencana untuk menyerang blokade Serbia dengan helikopter yang dikawal pesawat NATO, demikian sumber-sumber PBB. Sepuluh truk PBB dengan muatan bahan makanan tiba di daerah kantung timur Srebrenica hari Minggu subuh, kata juru bicara PBB Letkol Gary Coward. Sekitar 750 tentara Belanda yang ditempatkan di daerah kantung timur Srebrenica itu hanya mempunyai persediaan pangan untuk dua hari. Dua born yang meledak di daerah Bihac hari Minggu melukai seorang pria dan seorang wanita, kata Coward. Komite Palang Merah Internasional membenarkan bahwa pertempuran baru antara Muslim dan Serbia telah memaksa sekitar 500 warga sipil Serbia mengungsi dari desa-desa sekitar Bukit Vlasic di Bosnia Tengah. Coward mengatakan, gerakan tentara telah merebut sebidang tanah tapi tidak diketahui berapa luasnya karena mereka menahan gerakan para pengamat PBB, meskipun ini melanggar perjanjian gencatan senjata. Dinas angkutan trem di ibukota Sarajevo terputus karena tembakan baru Serbia, dan dibuka lagi hari Minggu di bawah perlindungan ketat PBB. Tapi seorang penumpang sempat terluka parah di kaki, karena serempetan peluru ketika trem lewat di depan Hotel Holiday Inn. Sejak 26 Februari penembak-penembak gelap telah menewaskan satu orang dan melukai 13 orang lainnya. (AFP/Ktr/Ant/sc£’osd/no)
Sumber: KOMPAS (07/03/1995)
_____________________
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XVII (1995), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 57-59.