WARGA BOSNIA SAMBUT MERIAH; PRESIDEN KELILING KOTA SARAJEVO
Sarajevo, Media Indonesia
Presiden Soeharto dengan rombongan kecil, kemarin siang pukul l2.30 waktu setempat (18.30 WIB), tiba di Sarajevo, ibukota Bosnia. Kepala Negara sempat berkeliling kota yang tengah dilanda peperangan itu usai melakukan pembicaraan dengan Presiden Alija Izetbegovic. Setelah terbang sekitar satu Jam dari Zagreb, Kroasia, pesawat PBB JAK 40 dengan kode RA-87439 yang ditumpangi Presiden Soeharto dan rombongan mendarat di Bandara Sarajevo.Kepala Negara disambut Utusan Khusus PBB Yasushi Akashi. Wartawan Media Retno Indarti Dharmoyo dari Zagreb tadi malam melaporkan. mulanya kunjungan Kepala Negara ke ibukota Bosnia yang mencekam itu sempat diragukan. Apalagi, situasi Sarajevo semakin tegang menyusul tertembaknya pesawat Yasushi Akashi, Sablu (11/3), oleh tentara Serbia. Situasi Sarajevo yang tidak menentu itu tidak mengendurkan niat Presiden Soeharto untuk tetap mengunjungi ibukota Bosnia. Bahkan Kepala Negara pun tak mempermasalahkan ketika kepadanya diwajibkan untuk mengenakan pakaian anti peluru dan menandatangani formulir pemyataan tentang tidak bertanggungjawabnya PBB terhadap kejadian luar biasa yang mungkin menimpa dalam perjalanan. Presiden Soeharto adalah kepala negara/pemerintahan ketiga setelah Presiden Prancis Francois Mitterand dan PM Pakistan Benazir Bhutto yang berkunjung di Sarajevo. Hanya lebihnya Pak Harto adalah juga Ketua GNB. Tak salah bila warga Sarajevo memberi sambutan meriah kepada Kepala Negara ketika memeriksa pasukan di Istana Kepresidenan. Mereka tampak bertepuk tangan. Meskipun berkunjung hanya untuk enamjam, kehadiran Presiden Soeharto cukup efektif untuk memberikan dukungan moril terhadap warga Bosnia yang selama ini menjadi obyek penindasan bangsa Serbia. Kepala Negara bahkan sempat berkeliling kota Sarajevo dengan menggunakan kendaraan panser.
Pengamanan
Mengenai pengamanan Kepala Negara selama berada dinegara bekas Yugoslavia itu, Panglima ABRI Jenderal TNl Feisal Tanjung menyatakan pihak Indonesia. UNPROFOR, Bosnia dan Kroasia terus menj lin koordinasi. Namun diperoleh informasi, hingga keberangkatan Presiden hanya lima personil Paspampres yang bisa menyertainya. Sementara sisanya 11 personil lagi yang dipersiapkan mendampingi Kepala Negara terpaksa menunggu di Zagreb. Hal yang sama dialami enam anggota Kopassus yang batal berangkat. Direktur informasi UNPROFOR Michael William memang mengatakan PBB tidak memberikan jaminan total kepada Presiden Soeharto. Karena itu dia memuji keberanian Kepala Negara untuk mengadakan kunjungan bersejarah itu. Hal itu, menurut dia, akan besar artinya bagi bangsa Bosnia-Herzegovina.
Dalam cuaca dengan suhu sekitar 3 derajat Celcius, Presiden bersama rombongan berjumlah 22 orang bertolak menuju Sarajevo. Pesawat yang ditumpangi Kepala Negara ini dicarter pihak UNPROFOR dan maskapai penerbangan Aeroflot dengan kapten pilot Voronine Eugulneni. Pesawat bermesin jet ini telah berulangkali menerbangkan sejumlah tokoh seperti mantan Presiden AS Jimmy Carter, Jenderal Michael Rose, PM Pakistan Benazir Bhutto, dan Presiden Prancis Francois Mitterrand. Turut dalam rombongan Presiden ini antara lain Mensesneg Moerdiono, Pangab Feisal Tanjung, Menlu Alatas, Watapil di PBB Nugroho Wisnumurti, Ketua Pelaksana Harian GNB Nana Sutresna.
Pengamanan Presiden di luar gedung Kepresidenan dilakukan oleh pasukan UNPROFOR dan Paspampres yang sudah berada di Sarajevo sejak 10 Maret. Selama di Sarajevo Presiden dan seluruh rombongan akan mengenakan jaket peluru sebagai satu keharusan. Presiden berada di Sarajevo selama lebih kurang enam jam dan kembali ke Zagreb pada sekitar pukul 18 .00 waktu setempat (pukul 24.00WIB). Sebelum berangkat ke Sarajevo, Kepala Negara melakukan pembicaraan dengan Presiden Kroasia Franjo Tudjman di Istana Presiden selama sekitar 90 menit. Kedatangan Presiden dan Ibu Tien Soeharto di Istana Presiden disambut dengan upacara kenegaraan.
Sumber:MEDIA INDONESIA (13/03/ 1995)
_____________________
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XVII (1995), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 372-375.