Pangab: DEMI KEAMANAN KUNJUNGAN PRESIDEN Keadaan Di Sarajevo Terus Dipantau

Pangab: DEMI KEAMANAN KUNJUNGAN PRESIDEN

Keadaan Di Sarajevo Terus Dipantau[1]

 

Zagreb, Suara Pembaruan

Pangab Jenderal TNI Feisal Tanjung mengatakan masih terus memonitor keadaan di Sarajevo demi keamanan kunjungan Presiden Soeharto ke negara itu yang direncanakan berlangsung Senin ( 13/3) pukul 13.00 waktu setempat atau pukul 19.00 WIB.

“Kita monitor teru s keadaan di Sarajevo dan sedang kita cek ke markas UNPROFOR (United Nations Protection Force) yang ada di Sarajevo,” kata Pangab menjawab pertanyaan wartawan di Zagreb , Kroasia Minggu (12/3) siang (Minggu malam WIB) mengenai keamanan kunjungan tersebut.

Seperti diberitakan pesawat yang membawa utusan khusus Sekjen PBB Yasushi Akashi ditembaki pada saat akan mendarat di Bandara Sarajevo Minggu (12/3) pagi waktu setempat. Bagaimana keamanan kunjungan Presiden Soeharto ke Sarajevo? tanya wartawan. “Kita monitor terus dulu di Sarajevo,” kata Pangab. Apakah sampai saat ini masih sesuai dengan rencana? tanya wartawan lagi. Pangab Jenderal TNl Feisal Tanjung menjawab. “Belum bisa kita jawab itu. Sedang kita cek ke markas UNPROFOR yang ada di Sarajevo,” katanya, sebagaimana dilaporkan wartawan Pembaruan Mansyur barus dari Zagreb Senin (13/3) pagi. Presiden dan lbu Soeharto tiba di Zagreb,Kroasia Minggu ( 12/3) waktu setempat (pukul18.00 WIB). Di bawah tangga pesawat DC-10 Garuda Indonesia yang membawa rombongan, Presiden dan ibu Soeharto disambut oleh PM Kroasia bersama Ny. Nikica Valenti c. Kunjungan ke Sarajevo di rencanakan berlangsung hari ini (senin 13/3). Dengan pesawat PBB rombongan Presiden Soeharto akan bertolak dari Zagreb pukul 11.00 waktu setempat (17.00 WIB). Penerbangan ke Sarajevo direncanakan berlangsung lebih kurang satu setengah jam.

Mobil Antipeluru

Dari Banclara Sarajevo, Presiden Soeharto dengan mengendarai kendaraan Land Rover anti peluru akan berkunjung ke Istana Presiden Bosnia dengan waktu tempuh sekitar 25 menit. Kendaraan Kepala Negara akan dikawal  oleh kendaraan  lapis baja (panser) di kiri dan kanannya. Di Sarajevo Presiden Soeharto akan mengadakan pertemuan dengan Presiden Bosnia Herzegovina, Dr. Alija Izetbegovic disusul dengan pertemuan paripuma yang diikuti para menteri yang menyertai kepala negara. Usai pertemuan, kedua kepala negara dijadwalkan akan menyampaikan pernyataan pers. Dalam perjalanan dari Istana Presiden Bosnia ke Bandara Sarajevo, Presiden Soeharto akan meninjau keliling kota Sarajevo dengan mobil antipeluru itu. Direncanakan, rombongan Kepala Negara akan tiba di Zagreb kembali pukul18.05 waktu setempat (24.05 WIB) . Minggu sore setelah tiba di Zagreb, Kepala Negara menyaksikan penandatanganan MOU antara Pertamina dengan INA, sebuah perusahaan di Kroasia. Penandatanganan MOU dilakukan Dirut Pertamina Faisal Abda’ oe dengan pimpinan INA Franjo Greguric, disaksikan Presiden Soeharto dan PM Kroasia. Selain itu Presiden Soeharto juga mengadakan kunjungan ke parlemen dan mengadakan pertemuan dengan Ketua Parlemen Dr. Nedjeljko Mihanovic. Malam harinya, Presiden dan Ibu Soeharto menghadiri jamuan santap malam yang diselenggarakan PM dan Ny. Nikica Valentic di Istana Dverce. Mensesneg Moerdiono mengatakan dalam jamuan makan malam itu Presiden Soeharto mengatakan kepada Presiden Kroasia bahwa rencana kunjungannya ke Sarajevo adalah untuk melihat dari dekat perkembangan terakhir di sana.

“Yang bisa menyelesaikan masalah di bekas wilayah Yugo ini adalah para pemimpin bekas Yugo itu sendiri dan bukan pihak lain,” kata Presiden Soeharto sebagaimana dikutip Moerdiono.

Menurut Mensesneg dalam kesempatan itu, Presiden Soehartojuga mengatakan bahwa Indonesia bersedia membantu menyelesaikan persoalan tersebut. Senin pukul 09.00 waktu setempat (pukul 15.00 WIB) Presiden Soeharto direncanakan mengadakan pembicaraan empat mata dengan Presiden Kroasia Dr Franjo Tudjman di Istana Presiden Kroasia. Usai pembicaraan Presiden Soeharto langsung ke Bandara Zagreb dan selanjutnya menggunakan pesawat khusus. Sepulang dari Sarajevo, Presiden dan Ibu Soeharto menghadiri jamuan santap malam yang diselenggarakan Presiden dan Ny. Tudman.

Dirahasiakan

Menurut beberapa sumber security yang dihubungi, karena alasan-alasan keamanan waktu yang sesungguhnya kunjungan Presiden Soeharto di kota Sarajevo tidak akan diberitahukan kepada pihak luar sampai menjelang keberangkatan. Seperti juga kunjungan Presiden Prancis Francois Mitterrand dan PM Pakistan Benazir Bhutto beberapa waktu lalu, unsur keamanan betul-betul diperhatikan dalam kunjungan ke Sarajevo.

Ketika Mitterrand berkunjung dahulu, ada dua pesawat yang serupa yang dipergunakan, dan tidak pernah diberitahukan pesawat mana yang akan dipakai oleh Kepala Negara Prancis itu. Ia ketika itu juga menggunakan baju pelindung anti­ peluru dan memakai kendaraan lapis baja untuk menuju Kota Sarajevo sendiri. Prosedur demikian tidak akan berbeda banyak dengan yang akan diberlakukan kepada Presiden Soeharto.

Advance Group tim pengamanan dari Indonesia sendiri telah berada di Sarajevo jauh waktu sebelumnya, dan Panglima ABRI Jenderal TNI Feisal Tanjung sudah mendahului menunggu rombongan Presiden di Zagreb untuk dapat memantau perkembangan di Sarajevo secara langsung. Seperti diberitakan, Bandara Sarajevo letaknya tidak menguntungkan dari segi

keamanan karena bisa dilihat dari bukit-bukit di sekitar kota. Dan pesawat mudah menjadi sasaran tembakan sewaktu menurunkan ketinggian sebelum menyentuh landasan pacu.

Ditembak

Sementara itu Reuters melaporkan rencana kunjungan Presiden Soeharto, ke Sarajevo hari Senin tidak dapat dipastikan setelah sebuah pesawat yang membawa tiga pejabat senior PBB ke Ibukota Bosnia hari Minggu terkena tembakan.

“Kami berharap kunjungan ini dapat terus berlanjut (hari Senin) meskipun telah terjadi insiden penembakan,” kata Michael Williams, juru bicara UNPROFOR di bekas negara Yugoslavia.

Meskipun begitu, secara pribadi para pejabat PBB merasa ragu-ragu. “Mungkin itu tidak akan terjadi,” kata salah seorang pejabat UNPROFOR yang tidak mau disebutkan namanya. Tembakan senjata ringan memberondong dan menembus badan pesawat jet PBB yang mengangkut utusan khusus PBB, Yasushi Akashi, dan keduajenderal pimpinan pasukan penjagq perdamaian PBB ke Sarajevo hari Minggu dalam misi untuk menyelamatkan gencatan senjata yang rapuh di Bosnia.

Sebuah peluru nyaris  mengenai kepala seorang penumpang, hanya meleset setengah meter. Tidak ada yang cedera dalam serangan itu, yang merupakan serangan paling serius terhadap pejabat PBB di Bosnia selama tiga tahun berlangsungnya perang.

Presiden Turki Suleyman Demirel dicegah melakukan perjalanan ke Sarajevo bulan lalu karena pasukan penjaga keamanan PBB tidak dapat menjamin keamanannya menyusul ancaman tersirat dari separatis Serbia yang beredar di sekitar kota. (Rtr/JT/ A-5/J-5)

Sumber: SUARA PEMBARUAN (13/03/1995)

__________________

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XVII (1995), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 119-122.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.