LAWATAN PRESIDEN KE SARAJEVO DAN KOMITMEN UUD 45[1]
Jakarta, Merdeka
Lawatan Presiden Soeharto ke Kopenhagen, Denmark, untuk menghadiri Konferensi PBB mengenai pembangunan sosial serta kunjungan politik ke Kroasia dan Bosnia Herzegovina mencerminkan perhatian dan peran Indonesia dalam konstelasi politik dunia. Di samping itu, kunjungan tersebut sekaligus merupakan political behaviour Presiden yang memberikan kebanggaan tersendiri bagi ban gsa Indonesia. Dengan tulus Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) memberikan penghargaan setinggi tingginya. Secara substansial kunjungan Presiden ke Bosnia dan Kroasia mencerminkan dukungan umat Islam dan bangsa Indonesia serta dukungan kepemimpinan Gerakan Non Blok terhadap perjuangan kemerdekaan bangsa Bosnia Herzegovina LSM sudah tentu berada dalam semangat itu pula.
Secara obyektif kami ingin menyatakan bahwa Presiden telah memberikan performance politik luar negeri yang terbaik saat ini. Visi politik Presiden yang ditunjuan di Sarajevo menunjukkan komitmen Indonesia terhadap hak kemerdekaan kita sebagaimana digariskan dalam Pembukaan UUD 1945. Jika Pemerintah memberikan komitmen bagi pengiriman batalyon tempur ke Bosnia Herzegovina sebagaimana diharapkan oleh PBB, LSM berharap tetap dalam semangat konstitusional itu. Kunjungan Presiden yang juga Ketua Gerakan Non Blok ke Sarajevo adalah suatu tindakan politik sangat berani, di tengah-tengah suasana perang yang berkecamuk. Sudah barang tentu kunjungan itu memiliki arti penting bagi bangsa Bosnia Herzegovina dalam mempertahankan eksistensi kemerdekaannya. Di pihak lain kunjungan itu berhadapan dengan sikap politik Uni Eropa dan Amerika Serikat yang ambivalen dalam menghadapi, perubahan situasi politik dibekas federasi Yugoslavia itu. Dalam hal ini kunjungan Presiden telah menegaskan independensi politik luar negeri dan keteguhan sikap Indonesia sebagai Ketua GNB dalam mendukung perjuangan kemerdekaan muslim Bosnia Herzegovina sebagai suatu bangsa yang memiliki hak kemerdekaan sebagaimana bangsa-bangsa lain.
LSM menilai kunjungan Presiden Soeharto ini memiliki makna bukan sekedar kunjungan balasan bilateral terhadap kunjungan Presiden Bosnia dan Presiden Kroasia ke Indonesia beberapa waktu lalu. Namun lebih dari itu kunjungan ini memberikan momentum politik intemasional ke arah peningkatan perjuangan diplomatik bagi tercapainya detente di kawasan itu yang menjamin eksistensi kemerdekaan bangsa bangsa di sana secara damai dan terhormat. Agus Miftach, aktivis LSM di Jakarta
Sumber: MERDEKA (16/03/1995)
______________
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XVII (1995), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 178-179.