SOEHARTO-CLINTON SETELAH KTT NONBLOK

SOEHARTO-CLINTON SETELAH KTT NONBLOK[1]

Jakarta, Kompas

Presiden Soeharto direncanakan akan berbicara secara bilateral dengan Presiden AS Bill Clinton di Washington, AS, usai menghadiri KTT XI Gerakan Non Blok (GNB) di Cartagena, Kolombia. Pada kesempatan itu, kedua pemimpin akan membahas masalah bilateral, regional, maupun internasional.

Mensesneg Moerdiono menjelaskan hal itu kepada wartawan didampingi Kepala Badan Pelaksana Ketua Gerakan Non Blok (BPK GNB) Nana Sutresna usai bertemu Presiden Soeharto di kediaman Jalan Cendana, Jakarta, Selasa ( 10/10). Kepada Kepala Negara, mereka melaporkan persiapan KTT XI GNB di Cartagena. Dalam KTT kali ini, secara resmi Presiden akan menyerahkan jabatan Kepemimpinan GNB periode 1992- 1995 kepada Presiden Colombia Ernesto Samper, sebagai Ketua GNB masa bakti 1995-1998 sekaligus tuan rumah KTT XI GNB. Moerdiono mengatakan, kesempatan bertemu Clinton secara bilateral di Washington hingga saat ini masih dijajaki. Namun selain itu, Presiden Soeharto juga akan bertemu kalangan dunia usaha dan pusat-pusat penelitian di Washington. Presiden, kata Moerdiono, akan mengawali perjalanan dengan terlebih dulu menghadiri KTT XI GNB di Cartagena, tanggal 17-20 Oktober 1995: Tanggal 20-26 Oktober, dilanjutkan ke New York guna menghadiri peringatan 50 tahun PBB, dan semalam di Washington DC. Rangkaian perjalanan Presiden akan diakhiri dengan kunjungan kenegaraan di Suriname, tanggal 27-29 Oktober. Dikatakan, tujuan utama perjalanan ini adalah menghadiri KIT XI GNB, namun tetap direncanakan pertemuan bilateral Presiden Soeharto dengan sejumlah kepal pemerintahan dan kepala negara lain di Cartagena. Sedang di New York, tepatnya tanggal 23 Oktober 1995, Presiden akan berpidato dalam Sidang Umum PBB, menyambut 50 tahun PBB, dan memimpin pertemuan kaukus GNB di Dewan Keamanan PBB. Bulan ini, Indonesia mendapat kesempatan menjadi koordinator kaukus tersebut.

Serah Terima

Kepala BPK GNB Nana Sutresna menambahkan, tidak seperti dalam KTT X di Jakarta, KTT XI kali ini akan diwarnai dengan acara serah terima jabatan secara resmi dari Indonesia kepada Kolombia yang akan dilakukan dalam pembukaan sidang. Di Jakarta, acara ini tidak bisa dilaksanakan karena posisi Yugoslavia sebagai ketua sebelumnya, tidak memungkinkan.

Presiden juga  akan  menyampaikan  laporan pertanggungjawaban. Usai menyerahkan palu kepemimpinan kepada Presiden Samper, Presiden Soeharto juga akan menyerahkan buku laporan resmi kegiatan GNB di bawah kepemimpinan Indonesia kepada Presiden Samper. Buku ini juga akan dibagikan kepada seluruh peserta sidang. Seperti pada umumnya, KTT akan didahului dengan pertemuan para pejabat tinggi (SOM/Senior Official Meeting) tanggal 14 Oktober, lalu pertemuan tingkat Menteri Luar Negeri (KTM) tanggal 16-17 Oktober, diimbangi dengan pembentukan Komite Politik dan Komite Ekonomi. Ketua Komite Politik kali ini jatuh kepada jatah Asia, sedang Komite Ekonomi akan diketuai salah satu negara Afrika. Menurut Nana, sudah ada beberapa calon untuk jabatan tersebut.

Menyinggung masalah kaukus GNB, Nana Sutresna mengatakan, Kepala Negara akan mengadakan pertemuan khusus dan bertukar pikiran guna mengkoordinasikan cara menghadapi sidang khusus 50 tahun PBB. Direncanakan, pertemuan ditutup dengan komunike pers. Menjawab pertanyaan tentang faktor keamanan, Nana mengatakan, sejauh yang diketahui, saat ini Kolombia mulai melakukan langkah keamanan dengan sepenuhnya dan cukup memadai antara pemerintah dan pihak berwajib. “Sidang dilakukan di Cartagena yang merupakan daerah turis dan pertemuan internasional,” katanya.

Mensesneg Moerdiono menambahkan, soal keamanan di negara manapun yang akan dihadiri. Presiden, keputusan terakhir tetap di tangan Presiden. “Dan Bapak Presiden akhirnya memutuskan untuk berkunjung ke negeri tersebut itu prosedur umum yang perlu diketahui masyarakat mana pun, dan keputusan terakhir diambil oleh Presiden sendiri,” kata Mensesneg.

“Saya boleh ingatkan pada waktu KTT ASEAN di Manila beberapa tahun lalu, keputusan Presiden sangat menentukan, dan keputusan itu mendorong meyakinkan kepala pemerintahan ASEAN lainnya ikut serta menghadirinya,” tambah Moerdiono. (rie/osd)

Sumber:KOMPAS (11/10/ 1995)

__________________

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XVII (1995), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 282-284.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.