PRESIDEN: DAHULUKAN KEPENTINGAN BANGSA DAN RAKYAT[1]
Jakarta, Antara
Presiden Soeharto mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk mendahulukan kepentingan bangsa serta negara daripada kepentingan diri sendiri guna mewujudkan keadaan lebih cerah bagi generasi-generasi mendatang.
“Dahu1u, para pejuang mendahulukan kepentingan bangsa dan tanah air daripada kepentingan diri atau keluarga mereka sendiri. Maka, begitu pula seharusnya sikap kita sekarang,” kata Presiden di Ujungpandang, Selasa.
Ketika meresmikan Monumen Mandala Pembebasan Irian Barat, Masjid Agung Pankajene, RS dr Wahidin Sudirohusodo, serta jaringan irigasi Awo dan Bila, Kepa1a Negara menyebutkan bangsa ini masih harus bekerja keras.
“Pembangunan memang memerlukan semangat pengabdian yang tulus dan idealisme perjuangan yang tinggi,” kata Presiden yang disertai Menhankam Edi Sudradjat, Pangab Jenderal TNI Feisal Tanjung serta Gubernur Sulawesi Se1atan ZB Palaguna.
Ketika menekankan arti pentingnyapembangunan monumen untukmengenang operasi Mandala yang diperintahkan Presiden Soekamo tanggal 19 Desember tahun 1961, Kepala Negara mengharapkan bangunan ini dapat mengobarkan semangat juang seluruh bangsa Indonesia.
“Semangat juang ini perlu terus dikobar-kobarkan dan disegarkan, karena tahap perjuangan pembangunan sekarang ini juga memerlukan semangat juang yang tinggi,” kata Presiden.
Sementara itu, ketika menyinggung pembangunan Masjid Agung Pangkajene, Kepala Negara menegaskan hal itu dilakukan untuk memajukan syiar agama Islam.
“Kegiatan umat Islam yang diselenggarakan di dalam masjid dan dari masjid justru jauh lebih penting dari wujud bangunan masjid itu sendiri. Untuk itu, diperlukan kesungguhan dalam mengelola masjid, bukan hanya dalam kegiatan ibadah melainkan juga dalam kegiatan pembinaan jemaah,” kata Presiden.
Kepada umat Islam, Kepala Negara mengatakan pembinaan umat itu merupakan hal yang strategis dan penting guna mewujudkan pembangunan manusia yang berakhlak mulia. Akhlak itu mencakup terhadap Tuhan, sesama manusia dan terhadap alam sekitar. “Sesungguhnya, seorang Muslim, bukan hanya seorang yang teguh akidahnya dan tekun ibadahnya melainkan juga seorang yang tinggi kesadaran sosial dan lingkungannya,” kata Presiden pada kunjungan kerja satu harinya di ibu kota Sulawesi Selatan itu. (T/Eu02/Dps-003/19/12 /95 10:32/RBl)
Sumber: ANTARA(28/12/ 1995)
____________
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XVII (1995), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 568-569.