PRESIDEN MINTA ILMUWAN TAK TENGGELAM DALAM KAJIAN ILMIAH SAJA [1]
Jakarta, Antara
Presiden Soeharto mengingatkan para ilmuwan agar tidak tenggelam dalam keasyikan kajian-kajian ilmiah demi kepuasan pribadinya saja. Ketika membuka kongres ilmu pengetahuan nasional (KlPNAS) keenam di Istana Negara, Senin, Kepala Negara mengemukakan hasil-hasil kajian ilmiah harus dapat dicema dan dimanfaatkan masyarakat.
“Karena itu saya berharap penerbitan hasil-hasil penelitian tidak semata-mata dimuat dijurnal-jurnal ilmiah yang daya jangkaunya terbatas dan hanya dapat dipahami para ilmuwan, tetapi juga dapat diterbitkan secara luas dalam bahasa yang dimengerti masyarakat guna mempercepat proses terwujudnya masyarakat industri ,” kata Presiden.
Jika hasil kajian ilmiah itu telah tersebar luas dan dipahami masyarakat, maka para ilmuwan tidak akan menjadi kelompok tersendiri dalam masyarakat. Kepada 300 ilmuwan yang hadir pada acara pembukaan itu, Presiden menyebutkan bahwa pembangunan jelas memerlukan hasil-hasil penelitian di bidang iptek.
“Kita bertekad menjadikan negara kita sebagai negara industri maju. Untuk mencapai hal itu, maka peranan para ilmuwan sangat penting dan menentukan,” katanya.
Para ilmuwan diharapkan dapat mengajukan konsep yang lebih segar dan cerdas guna mempercepat proses terwujudnya masyarakat industri. Bangsa Indonesia menyadan ketertinggalannya dalam mengembangkan iptek dibanding negara-negara lain, karena itu para ilmuwan harus mampu bergerak cepat dan efisien dalam mengembangkan pengetahuannya serta dalam melakukan penelitian agar hasil penelitian itu tak terbuang percuma, katanya. Presiden yang didampingi Ketua LIPI, Sofyan Tsauri menyebutkan kemajuan iptek memang merupakan kekuatan bagi kemajuan sebuah bangsa, tetapi di lain pihak iptekjuga dapat membawa dampak yang merugikan, seperti melemahnya nilai akhlak dan munculnya kesenjangan sosial.
“Karena itu dalam membangun masyarakat industri modern kita tidak dapat mengabaikan peranan berbagai disiplin ilmu pengetahuan sosial dan kemanusiaan yangjustru mengangkat masalah manusia,” kata Presiden.
Sebelumnya Ketua LIPI melaporkan, dalam forum ilmiah yang berlangsung hingga 15 September itu akan dibahas enarn topik antara lain sumber daya manusia dalam pembangunan, iptek dan seni serta transformasi sosial dalam pembangunan. Sebanyak 635 ilmuwan akan membahas berbagai makalah yang terdiri atas enam makalah utama, 19 makalah undangan serta 167makalah sumbangan. L.EU-02/PU-15 /B/ELOl/11/09/95 16:02/RU1
Sumber: ANTARA (II /09/1 995)
___________________
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XVII (1995), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 611-612.