“WAJAH INDONESIA” DIMULAI DI WASHINGTON

“WAJAH INDONESIA” DIMULAI DI WASHINGTON[1]

 

Jakarta, Kompas

PERGELARAN besar-besaran kebudayaan Indonesia, Faces of Indonesia (Wajah Indonesia) 95, Sabtu malam (22/4), dimulai di kota Washington DC oleh Yayasan Tiara Indonesia. Didukung lebih dari 100 artis penari, penyanyi dan model busana pergelaran dalam rangka 50 tahun kemerdekaan Indonesia itu, selanjutnya berturut-turut akan diadakan pula di Boston, Amsterdam, Rotterdam, Paris, London dan Budapest (Hongaria).

Di samping pergelaran kebudayaan berupa tari-tarian, musik dan lagu, serta peragaan busana, Faces of Indonesia yang seluruhnya akan memakan waktu sekitar tiga minggu, juga akan diadakan pameran barang kerajinan dan kesenian Indonesia oleh Yayasan Tiara Indah.

“Misi kebudayaan inimerupakan pernyataan kegembiraan dan kebanggan terhadap perjalanan bangsa selama 50 tahun dalam melaksanakan cita-citanya membangun masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila.” kata Ny Siti Hardiyanti Rukmana, alias Mbak Tutut, Ketua Umum Yayasan Tiara Indonesia dan Yayasan Tiara Indah yang menggerakkan misi kebudayaan besar-besaran itu.

Ia mengharapkan melalui perjalanan misi ini kebudayaan Indonesia yang begitu beraneka ragam bisa lebih semakin dikenal di dunia.

Disambut Meriah

Tari Rampai dari Aceh yang dibawakan begitu dinamis dan kompak oleh sekitar 30 penari anggota grup tari Yayasan Pelangi Nusantara pimpinan Ny Sarasmani Sampurno, paling banyak mengundang tepuk tangan riuh takhenti-hentinya dari sekitar 1.500 penonton yang memenuhi auditorium Universitas Distrik Columbia, tempat pergelaran perdana Jumat (21/04). Sekitar 200 kursi diisi undangan yang terdiri dari kalangan pemerintahan dan relasi di Washington, serta sejumlah duta besar negara sahabat.

Di tengah berbagai suara, mengenai masalah hak asasi di Timtim, termasuk di Amerika, tarian selamat datang Tebe-tebe oleh pemuda/pemudi Timor-Timur, juga tidak kalah menarik perhatian dan tepuk tangan hadirin.

Lagu-lagu yang ditampilkan sesungguhnya ingin menggambarkan perkembangan musik di TanahAir yang tidak lepas dari perkembangan dan pengaruh musik dunia, tapi tetap berda sarkan budaya Indonesia. Diiringi grup band Lolypop asuhan Rinto Harahap, penyanyi, yang ditampilkan masing-masing Vonny Sumlang, penyanyi keroncong Sundari Sukoco, Victor Hutabarat, Kahitan, Andi Meriam Matta lata membawakan lagu karangan Mbak Tutut, Dewi Yull, penyanyi dangdut Vetty Vera, serta BSP (Bahana Suara Pelajar).

Melalui sepuluh orang model, perancang kenamaan nasional Prajudi Atmodirjo dan Aji Notonegoro menampilkan busana pria dan wanita menggunakan berbagai jenis tenunan tradisionil seperti kain sasirangan dari Kalimantan, sutera Bugis, sutera satin dan sebagainya yang diberi motiftenun ikat Sumbawa.

Sangat Bermanfaat

Asisten khusus Presiden Clinton, Mark E Middicton yang ikut menyaksikan pagelaran semalam mengatakan, pergelaran semacam ini sangat membantu memperkenalkan Indonesia yang kaya akan kebudayaan kepada dunia.

“Banyak orang Amerika tidak begitu tahu tentang Indonesia. Karenanya dengan pergelaran semacam ini tentu akan sangat bermanfaat bagi mereka untuk lebih mengenal dan mengerti mengenai Indonesia.” tuturnya.

Dubes RI untuk AS Arifin M. Siregar secara khusus mengakui kesadaran tentang pentingnya kehumasan Indonesia di luar negeri masih harus ditingkatkan lagi.

“Dibanding dengan negara tetangga lainnya, seperti Malaysia saja, kita masih ketinggalan.” ujarnya.

Pamor Indonesia di mata dunia dewasa ini memang cukup naik, misalnya dengan penyelenggaraan APEC di Bogor.

“Tapi yang kenai Indonesia (khususnya di AS), juga belum terlalu banyak, termasuk di antara anggota Kongres.”

Demikian pula di kalangan pengusaha Indonesia sendiri, kesadaran akan promosi masih rendah.

“Yang ikut misi perdagangan biasanya orangnyajuga cuma itu-itu saja.” ujarnya.

Yang penting diharapkan pula agar setiap misi perdagangan, kebudayaan dan sebagainya, juga ada tindak lanjutnya.

“Seperti halnya KIAS, sekarang ini tidak kedengaran lagi.” ujarnya. (sel)

Sumber : KOMPAS (23/04/1995)

___________________________________________________

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XVII (1995), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 663-665.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.