PRESIDEN SOEHARTO TENTANG KEBERHASILAN PEMBANGUNAN  SALAH SATU UKURANNYA ADALAH BERTAMBAH BAIKNYA PELAYANAN

PRESIDEN SOEHARTO TENTANG KEBERHASILAN PEMBANGUNAN  SALAH SATU UKURANNYA ADALAH BERTAMBAH BAIKNYA PELAYANAN[1]

 

Jakarta, Kompas

Presiden Soeharto menegaskan kembali, salah satu ukuran bagi pembangunan yang berhasil adalah bertambah baiknya pelayanan kepada masyarakat. Sebab kata Kepala Negara, bertambah baiknya pelayanan kepada masyarakat, selain akan meningkatkan untuk kehidupan bersama, juga akan mendorong terus lajunya pembangunan.

“Karena itulah dari tahun ke tahun pelayanan kepada masyarakat itu harus bertambah luas dan bertambah baik.” kata Presiden dalam sambutan meresmikan Gedung Departemen Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi di Jalan Medan Merdeka Barat No. 16-19 Jakarta hari Rabu (6/12).

Presiden juga meresmikan 34 hotel di 12 provinsi, 41 gedung kantor pos di 26 propinsi serta sarana telekomunikasi dalam negeri dan internasional.

Dalam kesempatan ini pula Presiden yang didampingi Ny. Tien Soeharto dan Menteri Parpostel Joop Ave juga membuka forum konsolidasi pariwisata dan Raker Deparpostel. Kepala Negara juga menyerahkan tanda penghargaan, Adikarya Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi kepada masyarakat, perorangan, organisasi dan badan usaha yang berjasa di bidang pariwisata, pos dan telekomunikasi. Di antara yang menerima penghargaan adalah Ny. Tien Soeharto yang memprakarsai pembangunan Museum Puma Bakti Pertiwi dan Taman Buah Mekar Sari.

Dalam pidatonya Presiden juga mengharapkan agar seluruh jajaran pariwisata, pos dan telekomunikasi terus meningkatkan pengabdian dan tanggungjawab dalam melaksanakan tugas.

“Keberhasilan bangsa kita mengangkat diri dalam era tinggal landas akan sangat dipengaruhi oleh apa yang dapat kita rampungkan dalam Repelita VI sekarang ini.” kata Kepala Negara.

Menurut Presiden, sektor pariwisata, pos dan telekomunikasi sangat penting bagi keberhasilan pembangunan di Indonesia di masa-masa yang akan datang.

“Pembangunan nasional sama sekali bukan tugas rutin.” tegas Presiden.

“Membangun bangsa merupakan usaha untuk mewujudkan masa depan yang lebih baik bagi kita semua.” lanjutnya.

Dalam laporannya Menparpostel Joop Ave mengatakan, gedung baru kantor Deparpostel tersebut dibangun selama empat tahun sejak peletakan batu pertama oleh Menparpostel (ketika itu Soesilo Soedannan) tanggal 10 November. Gedung dengan menara tegak menjulang ini berdiri diatas tanah seluas 23.417 m2 jumlah investasi gedung meliputi Rp.58 miliar dan perangkat teknis sarana informasi serta perkantoran sebesar Rp.37,5 miliar.

Sedangkan hotel-hotel yang diresmikan terdiri dari hotel berbintang dua, 13 hotel berbintang empat dan dua hotel bintang lima. Di bidang pos yang diresmikan adalah 41 kantor pos, termasuk gedung kantor wilayah usaha pos XI Maluku-Irian Jaya di Abepura, Jayapura. Proyek-proyek telekomunikasi yang diresmikan terdiri dari dua Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan enam swasta.

Dua proyek BUMN adalah PT. Telkom jaringan telepon di 275 lokasi, kapasitas 668.153  SST bemilai  investasi  RP.1.617 triliun  serta  PT.  Indosat,  fasilitas telekomunikasi di tujuh lokasi bernilai investasi RP.129.8 miliar.

Rabu, Presiden juga membuka forum konsolidasi pariwisata yang diselenggarakan selama dua hari, yakni tanggal 6 dan 7 Desember. Sedangkan rapat kerja Deparpostel diadakan tanggal 8 dan 9 Desember  1995.

Forum konsolidasi pariwisata ini dibentuk untuk mewujudkan sektor pariwisata sebagai penghasil devisa pertama dalam Repelita VII. Forum ini mengikutsertakan departemen-departemen dan lembaga-lembaga non departemen terkait sebanyak 30 instansi, seluruh Kakanwil Deparpostel, seluruh Kepala Dinas Pariwisata Tingkat I Pusat Promosi Pariwisata Indonesia (P3I) di luar negeri, asosiasi bidang pariwisata, lembaga pendidikan pariwisata, perguruan tinggi negeri, anggota Komisi V DPR pejabat eselon II dan sebagian eselon III Deparpostel. (psd)

Sumber : KOMPAS (07/12/1995)

___________________________________________________

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XVII (1995), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 698-699.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.