ABRI BISA BERTEMPUR DJUGA BISA BERTANI

ABRI BISA BERTEMPUR DJUGA BISA BERTANI [1]

 

Djakarta, Angkatan Bersendjata

Pangdam V/Djaja Majdjen Amir Machmud dalam sambutannja ketika diadakan upatjara penanaman padi di Kalideres Tangerang dikomplek perojek Pertanian Kodam V Djaja Minggu pagi kemarin menjatakan, bahwa ABRI tidak sadja bisa bertempur, memproduksi sendjata untuk mempertahankan keamanan melawan musuh, tetapi ABRI djuga bisa bertani/berdikari dilapangan pertanian demi tertjapainja tudjuan kita jaitu negara adil dan makmur.

Dalam hal ini Pangdam mengharapkan kepada para petugas/pradjurit agar prinsip berdikari ini betul2 dapat dilaksanakan dengan konsekwen terutama mengenai konsepsi petahanan dan keamanan jang sesuai dengan pembagian wilajah dalam strategi petahanan wilajah.

Upatjara Panenan itu dihadiri oleh Staf Kodim 0505 Tangerang dan rombongan staf Kodam V/Djaja jang terdiri dari Wakas Kodam Kol. Mustafa Kamal Nasserie, AKBP Suparto, Ass. II Letkol Ateng Hs. dll. Achirnja Panglima menjatakan bahwa kalau kita betul2 mendjalankannja prinsip bedikari ini, segala sesuatu jang merintangi djalannja revolusi, kalau berat sekalipun rintangan akan dapat dihantjurkan dan kemenangan ada dipihak kita.

Hilangnja Traktor2 Mendjadikan Nikmat

Sebelum Panglima memberikan amanatnja Dan Dim 0505 Tangerang Major Mucdi telah membeberkan sedjarah adanja projek pertanian Kodam V/Djaja dimana asal mulanja sawah itu akan didjadikan bangunan untuk perumahan pradjurit Jon 325. Menunggu didjalankanja pelaksanaan pembangunan tersebut, tanah itu dipergunakan/dimanfaatkan supaja dapat dihasilkan jang dapat membantu sekedarnja kebutuhan kita.

Upatjara Panenan ini adalah tarap jang ketiga kalinja. Didjelaskan pula bahwa panen pertama menghasilkan 13 ton padi – djadi 6,8 ton beras dan pada bulan Desember 1965 menghasilkan 7,4 ton beras, dua penghasilan meningkat Mudah2an sadja panen jang akan dilaksanakan ini kalau dilihat dari lahirijahnja kemungkinan akan lebih meningkat.

Begitu djuga didjelaskan bahwa untuk menggarap sawah tersebut telah dikirim dari Kodam V/Djaja 4 buah traktor namun demikian oleh Dan Dim, traktor tersebut tidak dipergunakan, karena sawah2 disana airnja terlalu dalam djadi tidak bisa dipakai. Achirnja traktor2 tsb. ditaruh dipinggir rumah rakjat setempat. Setjara tidak diketahui bahwa traktor itu telah hilang, hingga sekarang belum diketahui siapa jang berbuat djahat itu.

Kalau dilihat dari kekedjaman BTI pada waktu djaja2nja PKI bahwa taksiran kita tidak kemana lagi, dimana jang mendjalankan rolnja jg djahat itu BTI. Karena menurut keterangan Dan Dim Major Muchdi ,tanah jang telah bertahun2 sewaktu dipegang oleh BTI tidak menghasilkan apa2. Maka dengan djalan demikian rakjat merasa berterima kasih kepada para petugas Kodam V /Djaja dimana tanah jang dimonopoli oleh BTI itu sekarang betul2 dapat dirasakan kenikmatannja oleh rakjat setempat. Dengan demikian hilangnja traktor2 itu merupakan suatu nikmat untuk mengetahui siapa pengatjau kita.

Ex Kolonel Latief Menjanjikan Lagu Gendjer2

Keterangan Dan Dim selandjutnja mengatakan bahwa pada panenan jang kedua tahun jl. ex Kolonel Latief telah turut pula menghadirinja dalam kesempatan itu Kol. Latief telah melihat2 ikan jg sengadja dipelihara dikolam dan terus dia minta kepada Dan Dim ikan mas jang merah2 sadja. Menurut Dan Dim ini adalah merupakan suatu simbolik bahwa dia berdarah PKI, jang telah gagal total dalam rentjananja menggulingkan negara Pantjasila kita.

Selain itu Kol. Latief telah berjanji melagukan gendjer2 setjara Koor dgn anak buahnja. Mungkin suatu kesempatan terachir bagi kita untuk berkumpul dengan Kolonel gadungan itu.

Menurut rentjana kolam ikan itu akan diperbesar dan disempurnakan sebagaimana mestinja. dalam tahun jl. kolam ikan jang terdiri dari 2 kotak sawah tsb telah dipeliharan sebanjak 2000/3000 ekor ikan mas. Berhubung terlalu banjak hamanja maka ikan2 tersebut banjak jang hilang. Demikian al. keterangan Dan Dim Tangerang Major Muchdi. (DTS)

Sumber: ANGKATAN BERSENDJATA (30/05/1966)

[1]Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam  Berita”, Buku I (1965-1967), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, 228-230.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.