ABRI PELOPOR STABILISASI POL/EKONOMI [1]
Djakarta, Angkatan Bersendjata
Men/Pangad Djend Soeharto Djum’at siang menjatakan didepan tjeramah Kongres Persit Kartika Chandra Kirana diaula MBAD bahwa mengingat pertumbuhan kita Kabinet Ampera tidak dapat dilepaskan dari pada kepertjajaan rakjat terhadap ABRI. Djadi suksesnja Kabinet Ampera ini tidak akan dapat dilepaskan dari pada penilaian rakjat terhadap ABRI. Dari suksesnja Kabinet Ampera ini akan turut pula dinilai oleh rakjat kemampuan ABRI sebagai pelopor didalam stabilisasi keadaan politik dan ekonomi.
Kongres Persit Kartika Chandra Kirana seluruh Indonesia tsb, telah dibuka oleh Ketuanja Nj. Soeharto dalam rangka mempersiapkan Kongres Persit Kartika Chandra Kirana jang menurut rentjana akan berlangsung pada bulan Desember 1966 dengan diikuti oleh seluruh wakil Tjabangnja.
Menurut Djenderal Soeharto bahwa prestasi Kabinet Ampera ini karena menjangkut kepertjajaan dan dukungan rakjat terhadap ABRI oleh musuh2 revolusi akan diukur pula ketahanan Revolusi Indonesia. Djadi djelas tidak dapat dibajangkan apa jang akan terdjadi, kalau ABRI, kalau pradjurit tidak berhasil mensukseskan Kabinet Ampera ini dalam melaksanakan tugas jang telah diberikan oleh MPRS kepada Kabinet Ampera.
“Mission ini tidak mungkin dapat dilaksanakan oleh TNI/AD sadja, tidak mungkin dapat dilaksanakan oleh ABRI sadja, tetapi seluruh potensi nasional harus setjara maksimal dapat disadarkan supaja ikut serta mensukseskannja. Tetapi jang mendjadi taruhan Kabinet Ampera, djuga bukan kehormatan ABRI sadja, tetapi jang mendjadi taruhan adalah tudjuan dari revolusi Pantjasila itu sendiri dan berikut nasib bangsa dan nasib negara seluruhannja dan demokrasi Pantjasila” .
Dengan memberikan kepertjajaan kepada militer, kata Djenderal Soeharto berarti untuk memurnikan Pantjasila dan UUD 45, mempertjajakan kepada militer untuk memulihkan dan menstabilisasikan kehidupan demokrasi. Njatalah bahwa rakjat sampai pada tempat perlindungannja jang terachir untuk menjelamatkan Pantjasila dan Demokrasi. Djika tempat perlindungan terachir ini tidak berhasil pula melaksanakannja, njatalah bahwa jang mendjadi taruhannja bukanlah Kabinet Ampera dan ABRI, tetapi kehidupan Demokrasi dan Pantjasila itu sendiri.
Achirnja diharapkan supaja setiap isteri Pradjurit menjadari pula tanggung djawab terhadap kedudukan dan peranan Persit Kartika Chandra Kirana sebagai suatu organisasi dari isteri2 Pradjurit untuk mensukseskan para pradjurit didalam mengemban mission corpsnja jaitu Corps TNI/AD, demikian Men/Pangad Djenderal Soeharto. (DTS)
Sumber: ANGKATAN BERSENDJATA (03/09/1966)
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku I (1965-1967), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 379.