Ketua MPRS Kepada “Tokyo Simbun”
ABRI PENDJAMIN KESATUAN REPUBLIK INDONESIA [1]
Djakarta, Angkatan Bersendjata
Ketua MPRS Djenderal A.H. Nasution menegaskan bahwa Angkatan Bersendjata Republik Indonesia bertugas sebagai pendjamin kesatuan Republik Indonesia sedjak memperdjuangkan kemerdekaan melawan Belanda dan dlm menghadapi dua kali pemberontakan PKI dalam tahun 1948 dan 1965.
Kedudukan dan fungsi ABRI sebagai kekuatan2 politik dan sosial telah ditekankan dalam sedjarah Republik Indonesia, demikian Djenderal Nasution dalam suatu wawantjara chusus dengan koresponden di Djakarta dari harian “Tokyo Shimbun”.
Ditambahkan oleh Ketua MPRS tsb, “ikut sertanja angkatan bersendjata di dalam badan2 pemerintahan dan aktivitas2 politik dan ekonomi adalah sedjak tahun 1959 ketika UUD’ 45 dipulihkan dan setjara konstitusional disetudjui”.
Djenderal Nasution menjatakan pendapatnja bahwa di negara2 jang sedang berkembang peranan militer jang dilaksanakan seperti itu merupakan fakta jang tak dapat dihindarkan.
Djalan Jang Ditempuh Indonesia
Mendjawab pertanjaan apakah jang ditjita2kan Indonesia menudju kapitalis, Nasution mengatakan bahwa perkataan kapitalisme dan sosialisme jang dipergunakan di luar negeri tidak tepat kalau di applied di Indonesia.
“Pantjasila jang kami djadikan national policy adalah semangat kekeluargaan”, demikian Djenderal Nasution jg dalam hubungan ini menundjukan pokok2 sbb:
- Persoalan ekonomi dirantjang untuk dilaksanakan bersama berdasarkan semangat kekeluargaan. Djadi, perdjuangan kelas tidak diizinkan.
- Bidang2 produksi mempunjai pengaruh atas interests rakjat, ditempatkan dibawah pengawasan negara.
- Pemerintah memberikan kesempatan bekerdja dan penghasilan jang lajak kepada rakjat.
- Dengan sistim ini, apa jang disebut liberalisme jang katjau dan diktatur akan ditentang.”Dengan perkataan lain, kami berdjalan di djalan tengah.”
Kerdjasama Regional Diharapkan
Bagaimana dasar politik luar negeri Indonesia? Mendjawab pertanjaan ini Ketua MPRS mendjelaskan bahwa haluan politik luar negeri Indonesia adalah bebas aktif. Dimasa depan kami harus menghidupkan kembali setjara meluas politik bebas aktif.
Djuga kerdjasama regional seperti ASEAN haruslah dipromosikan, demikian Djenderal Nasution.
Atas pertanjaan lain apakah RRT akan menjadi antjaman baik bagi Indonesia dan Asia Tenggara, Djenderal Nasution menjawab, bahwa pikiran Lin Piao jang termasjur dan melihat banjaknja orang2 Tjina di Indonesia, memang RRT merupakan antjaman bagi Indonesia. Tetapi Djenderal Nasution berpendapat bahwa pimpinan moderate. Karena itu dimasa depan bila situasi dalam negeri RRT berobah, kami akan mempersiapkan hubungan2 jang baru dan mengharapkan hubungan2 persahabatan dengan RRT dipulihkan, demikian Nasution. (DTS)
Sumber: ANTARA (12/03/1969)
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku II (1968-1971), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 347-348.