PRESIDEN RI RESMIKAN BENDUNGAN GONDANG JATIM
Lamongan, Antara
Presiden Soeharto menegaskan bahwa pembangunan merupakan perjuangan yang berjangka panjang sehingga sekalipun telah membangun hampir 20 tahun namun pembangunan masih jauh dari selesai.
“Bahkan kita masih berada dalam tahap-tahap awal,” kata Kepala Negara hari Sabtu ketika meresmikan bendungan Gondang dan jembatan di atas waduk Morokrembangan, Lamongan, Jawa Timur.
Menurut Presiden, salah satu syarat agar pembangunan dapat berjalan, adalah dengan meningkatkan pengetahuan serta memperbanyak keterampilan untuk membangun di segala bidang.
Hanya dengan jalan inilah, ujar Kepala Negara, bangsa Indonesia akan dapat mempercepat pembangunan. Tidak akan ada orang lain yang akan menolong, jika kita tidak dapat menolong diri kita sendiri.
Jembatan di atas waduk Morokrembangan yang diresmikan Presiden merupakan jembatan terpanjang dan terlebar di Indonesia, untuk memperlancar arus barang dan arus lalu lintas melalui pelabuhan Tanjung Perak.
Jembatan yang merupakan bagian jalan tol Tanjung Perak – Dupak dengan panjang 1.050meter dan lebar 24,60 meter dibangun dengan biaya Rp 8,4 milyar.
Dengan selesainya jembatan ini, maka arus lalu lintas menjadi lancar karena ruas jalan tol Tanjung Perak- Dupak sudah bisa digunakan Presiden juga menyatakan penghargaannya kepada putra-putra Indonesia yang dengan semangat juang, ketekunan dan pengabdian yang tinggi berhasil menyelesaikan pembangunan jembatan yang dibangun di atas rawa yang merupakan medan sulit.
SambiI mengingatkan kembali bahwa pembangunan adalah suatu perjuangan, Presiden Soeharto kemudian memberi nama jembatan tersebut menjadi jembatan Soerjo. Pak Soerjo adalah orang Indonesia pertama yang jadi Gubernur Jawa Timur (1945 – 1948) yang juga pejuang kemerdekaan namun gugur akibat kekejaman PKI dalam pemberontakan mereka di Madiun tahun 1948.
Bendungan Gondang memiliki arti penting bagi pembangunan bangsa Indonesia, kata Presiden, karena bendungan ini merupakan bagian dari usaha besar untuk mengembangkan dan memanfaatkan salah satu sumber daya alam, yaitu air.
Dengan selesainya bendungan Gondang maka wajah daerah Lamongan dan sekitarnya akan terbebas dari genangan air pada musim hujan dan tidak akan mengalami kekurangan air di musim kemarau.
Waduk yang menelan biaya pembangunan Rp20,7 milyar yang dibangun sejak tahun 1976 ini, berkapasitas 23 juta meterkubik dengan genangan 650 hektar. Proyek ini berfungsi menampung air hujan dan mampu mengairi sawah seluas 10.482hektar. Di samping itu, juga sebagai pengendali banjir dengan menurunkan debit Kali Gondang yang dibendung dari 461 menjadi 183 meter kubik per detik Menurut Kepala Negara, bendungan ini merupakan bagian dari pembangunan sejumlah bendungan dan waduk serta proyek lainnya yang sedang dibangun dengan memanfaatkan Bengawan Solo. (LS) (T/K04/12.00/B-11/87-04-04-12:26)
Sumber: ANTARA (04/04/1987)
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku IX (1987), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 428-429.