AEROFLOT UNTUK NAIK HAJI TINGKATKAN HUBUNGAN RI-UNI SOVYET

AEROFLOT UNTUK NAIK HAJI TINGKATKAN HUBUNGAN RI-UNI SOVYET

 

 

Jakarta, Antara

Penggunaan pesawat Aeroflot milik Uni Sovyet yang akan dicarter Garuda untuk mengangkut jemaah yang hendak menunaikan ibadah haji, merupakan salah satu usaha meningkatkan hubungan antara RI dan Uni Sovyet.

Menteri Perhubungan Ir. Azwar Anas mengemukakan itu menjawab pertanyaan ANTARA seusai melantik 37 pejabat eselon I dan II Departemen Perhubungan di Jakarta, Senin.

Terhadap kemungkinan “lebih murah” mencarter pesawat Aeroflot Uni Sovyet ketimbang pesawat Eropa yang selama ini biasa dilakukan Garuda, menteri mengatakan “kita lihat saja nanti.” Namun yang jelas, penggunaan pesawat milik pemisahaan penerbangan Uni Sovyet juga merupakan salah satu perwujudan kerjasama sebagai hasil nyata dari kunjungan Presiden RI ke Moskow belum lama ini.

“Kita perlu meluaskan wawasan dan hubungan kerjasama dengan semua negara untuk keuntungan timbal balik. Selama ini hubungan kita dengan Sovyet juga baik, apalagi setelah kunjungan Presiden Soeharto ke Moskow,” katanya.

Namun Menhub menyatakan, kontrak kerjasama untuk menggunakan pesawat Aeroflot Unio Sovyet itu belum ditandatangani, sementara Dirut Garuda Suparno yang ditemui tetap menolak untuk: memberi penjelasan dan menganjurkan agar menanyakan masalah itu kepada Menhub. “Semuanya sudah saya laporkan kepada Menteri,” katanya mengelak.

 

Pertambahan Rute

Sementara itu pacta kesempatan lain Senin siang, Sesjen Dephub Junaedi Hadisumarto mengatakan , bagi PT.Merpati Nusantara Airlines (MNA) yang sejak 1 September 1989 berintegrasi penuh dengan PT. Garuda Indonesia, secara bertahap dalam tiga tahun akan menambah 48 lintas penerbangan.

Penambahan lintas penerbangan ini sejalan juga dengan penambahan armada yakni sembilan buah pesawat jenis DC-9, 22 buah Fokker F-28 Seri 4000 dan enam Fokker F-28 seri 3000.

Ini dikemukakannya ketika melantik Dewan Komisaris PT. MNA dan PT. Aero Wisata (AWS), masing-masing Komisaris Utama MNA M. Soeparno dan dua komisaris MNA yakni Ir.Hunaini Harmaini serta Dr. Ronny Kusuma Hermayanto, Komisaris Utama AWS Sunarjo dan dua komisaris AWS yakni Basuki dan Drs.A. Anshari Ritonga.

Integrasi penuh ini merupakan kebijaksanaan Pemerintah sebagai salah satu upaya untuk lebih meningkatkan efisiensi penerbangan dalam negeri, lintas batas dan internasional, kata Sesjen Dephub.

Oleh karena itu PT.MNA diharapkan mampu mengambilalih tugas PT. Garuda dalam memberikan pelayanan penerbangan dalam negeri dan lintas batas serta mampu meningkatkannya di masa datang.

Harapan yang sama juga ditujukan kepada PT. AWS yang bergerak di bidang kepariwisataan, jasa boga, transportasi serta keagenan, dengan lebih memasyarakatkan keberadaan AWS baik di dalam maupun di luar negeri.

 

 

Sumber : ANTARA (20/11/1989)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XI (1989), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 730-731.

 

 

 

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.