ALI HASSAN MWINYI DAN SOEHARTO BERTEMU LAGI

ALI HASSAN MWINYI DAN SOEHARTO BERTEMU LAGI

 

 

Dar Es Salaam, Suara Pembaruan

Presiden Tanzania Ali Hassan Mwinyi dan Presiden Soeharto bertemu lagi Sabtu petang, di luar jadwal yang direncanakan. Pertemuan kedua pemimpin itu pertamakali berlangsung Jumat pagi sebelum menteri-menteri kedua belah pihak melakukan pembicaraan bilateral yang menghasilkan perjanjian kerja sama.

Presiden Mwinyi yang dicegat wartawan-wartawan Indonesia setelah pertemuan empat mata di Wisma Negara itu mengatakan, pembicaraannya dengan Presiden Soeharto sangat bermanfaat dan mereka membahas banyak masalah, dengan penekanan pada peningkatan kerja sama yang harus dilakukan kedua negara.

Ketika diminta merincinya, Presiden Mwinyi mengatakan “paling banyak menyangkut pertanian“. Kami membahas tawaran Indonesia agar petani-petani Tanzania mengunjungi Indonesia untuk mempelajari cara menanam beras. Juga bagaimana Indonesia mengelola produksi berbagai tanaman pangan, khususnya beras. “Kami adalah pengkonsumsi beras yang besar di sini,”kata Presiden Tanzania.

Ditanya tentang kerjasama industri, Mwinyi mengatakan juga mereka membicarakannya termasuk oleh menteri-menteri kedua pihak, kami telah memutuskan dalam bidang-bidang industri mana kami akan bekerja sama, yaitu dalam bidang pertanian dan pertambangan, kata Presiden Mwinyi.

 

Ramah Tamah

Di tempat yang sama setelah pembicaraan kedua presiden, berlangsung ramah tamah antara Presiden, Ibu Soeharto dan rombongan dengan masyarakat Indonesia di Tanzania.

Dalam sambutannya, Duta Besar RI untuk Tanzania, Hidayat Soemo, mengatakan, kunjungan Kepala Negara ini merupakan “guyuran es bagi masyarakat Indonesia di Tanzania”. Dubes Hidayat menggambarkan panasnya udara di Tanzania dan selama 25 tahun hubungan diplomatik dengan Tanzania baru saat ini mendapat kunjungan Kepala Negara Indonesia. (SA)

 

Sumber : SUARA PEMBARUAN (09/12/1991)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XIII (1991), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 352-353.

 

 

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.