ANGGARAN BERIMBANG TETAP DIPERTAHANKAN UNTUK PELIHARA STABILITAS EKONOMI

HM Soeharto dalam berita

ANGGARAN BERIMBANG TETAP DIPERTAHANKAN UNTUK PELIHARA STABILITAS EKONOMI [1]

Jakarta, Antara

Presiden Soeharto mengatakan, prinsip pertama yang mendasari penyusunan setiap RAPBN adalah tetap dipertahankannya Anggaran Berimbang guna memantapkan ekonomi yang stabil.

Dalam menyampaikan keterangan Pemerintah tentang RAPBN 1977/78 pada sidang pleno DPR, Kamis pagi, Presiden mengemukakan, seperti tahun2 lalu prinsip Anggaran Berimbang harus dinamis dan meningkat. Karena itu prinsip kedua ialah APBN 1977/78 harus lebih besardari APBN 1976/77.

Prinsip berikutnya, menurut Presiden, adalah bekerja berdasarkan prioritas yang sudah tercantum dalam Repelita II. Pemerintah tidak akan mengejar-ngejar apa yang tidak tercantum dalam Repelita, kata Presiden dengan mengemukakan, bahwa sikap ini adalah realistis dengan memperhitungkan kemampuan 2 yang mungkin dikembangkan dan kebutuhan2 yang dapat dipenuhi dalam setiap tahap.

Dengan prinsip berdasarkan prioritas itu berarti bukan program tiap departemen yang ditonjolkan, tetapi program nasionallah yang diutamakan.

Makin luas masalah pembangunan yang digarap makin terasa pentingnya dukungan dari banyak departemen dan instansi untuk membuat suatu program benar2 berhasil. Guna membuat program transmigrasi berhasil misalnya, kata Presiden, jelas tidak mungkin ditangani oleh Departemen Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi saja. Departemen2 lain yang bersangkutan harus diikut-sertakan.

Demikian juga dengan program2 lainnya seperti peningkatan produksi pangan, pendidikan, keluarga berencana, pariwisata, menurut Presiden Soeharto, memerlukan koordinasi yang baik antara Departemen dan Instansi.

Dana Sendiri Harus Meningkat

Prinsip berikut, kata Presiden, adalah dana2 pembiayaan pembangunan yang bersumber dari dalam negeri sendiri harus terus meningkat,

“sebab pada akhirnya pembangunan sepenuhnya tanggungjawab kita sendiri.”

Maju atau mundurnya pembangunan, besar atau kecilnya kemajuan, cepat atau lambatnya kita mendekati kesejahteraan, sungguh tergantung pada kesanggupan dan kesediaan kita sendiri

“Jer basuki mawa bea,” kata Presiden.

Dalam menyusun RAPBN 1977/78 prinsip tersebut, kata Presiden lebih lanjut, harus diusahakan pelaksanaannya yaitu meningkatkan penggalian dan pengerahan dana2 dalam negeri yang lebih besar guna pembiayaan pembangunan.

Kita juga sadar bahwa usaha peningkatan itu tidak dapat dipaksa2, tidak dapat dilakukan di luar kemungkinan dan kemampuan yang ada.

Usaha peningkatan APBN 1977/78 tidak dapat terlepas dari keadaan kita sekarang, hasil2 kita sekarang dan kemungkinan2 yang dapat dibayangkan di tahun depan.

Presiden Soeharto mengatakan:

”Selama kita melaksanakan pembangunan sejak Repelita I, pertumbuhan ekonomi kita secara nasional sungguh tampak kemajuannya”.

Perekonomian Lebih Mantap

Pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam tahun 1976 cukup membesarkan hati, kata Presiden. Presiden mengatakan, keadaan ekonomi Indonesia dalam tahun 1976 lebih baik daripada tahun 1975,

“walaupun keadaan resesi ekonomi dunia belum teratasi sepenuhnya dan Indonesia mengalami pukulan berat akibat kesulitan keuangan yang dihadapi Pertamina tahun 1974 dan 1975, ditambah bencana alam yang mengganggu produksi pangan kita”.

Stabilitas ekonomi kita tahun 1976 lebih mantap daripada tahun sebelumnya. Laju inflasi yang diukur dengan 62 macam barang penting tahun tersebut mencapai 14,2% lebih rendah daripada 1 tahun 1975 (19,7%) dan jauh lebih rendah daripada tahun 1974 (33%), demikian Presiden Soeharto dengan menjelaskan bahwa hal tersebut dapat terjadi karena kewaspadaan dan kesiapan kita dalam menghadapi keadaan dan kemungkinan2 kejadian yang sulit.

Cukup tersedianya berbagai barang kebutuhan pokok dan bahan2 penting seperti beras, gula, minyak, tekstil, semen pupuk, dan bahan baku lainnya di pasaran dan stok nasional yang cukup besar dari barang2 tersebut sangat bermanfaat dan efektif dalam mengendalikan laju inflasi.

Namun demikian kata Presiden Soeharto kita harus berhati2 dan waspada agar keadaan yang baik itu tidak merosot lagi.

“Pemerintah akan terus berusaha untukmengendalikan stabilitas ekonomi dan laju inflasi agar lebih rendah lagi demi kelancaran dan peningkatan pelaksanaan pembangunan,” demikian Presiden. (DTS).

Sumber: ANTARA (06/01/1977)

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku IV (1976-1978), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 442-444.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.