APA ARTI KEMENANGAN GOLKAR BAGI MASA DEPAN KITA?

Tadjuk Rentjana

APA ARTI KEMENANGAN GOLKAR BAGI MASA DEPAN KITA? [1]

 

Djakarta, Sinar Harapan

NAMPAKNJA Golkar telah mentjapai kemenangan jang lebih besar daripada jang diperhitungkan oleh fihak Golkar sendiri pada hari2 terachir sebelum 3 Djuli 1971. Kita masih ingat bahwa pada hari2 itu fihak Golkar sendiri meramalkan angka 35%. Gambaran sekarang menundjukkan bahwa angka itu akan lebih tinggi, mungkin antara 50-60%.

Apakah jang menjebabkan kemenangan Golkar ini? Apakah arti kemenangan ini bagi masa depan kita? Kedua pertanjaan ini tidak lagi hanja soal2 intern Golkar sebab apa jang didjalankan atau tidak didjalankan oleh Golkar akan menentukan perkembangan diwaktu jang datang.

Mengenai pertanjaan pertama terdapat dua teori jang bertentangan, jang pertama berkata bahwa kemenangan Golkar itu membuktikan bahwa rakjat tidak lari meletakkan harapannja pada parpol2, bahwa rakjat ingin pembaharuan dan pembangunan jang diharapkannja dari Golkar dan dari Pemerintah sekarang ini. Jang kedua berkata bahwa tekanan dan intimidasi selama ber-bulan2 dari semua alat2 Negara telah menempatkan rakjat dalam psychose tertentu, sehingga pengaruhnja atas hasil2 pemilu tetap besar walaupun pemungutan suara sendiri berlangsung setjara bebas, rahasia dan tertib.

Tidak mungkin untuk menentukan sampai dimana kebenaran dan kekeliruan masing2 pandangan tadi. Menurut pendapat kita, hasil2 pemilu sekarang merupakan tjampuran kedua faktor tadi.

Objektif diperlukan pembaharuan, walaupun subjektif putusan banjak orang tidak bebas dari proses “conditioning” selama beberapa bulan.

APAKAH arti kemenangan Golkar ini bagi masa depan kita? Kita tjatat disini beberapa masalah dan pertanjaan.

  • Bagaimana perkembangan Golkar selama 5 tahun jg datang? Apakah putusan2 pokok mengenai struktur, personalia dan program akan ditentukan setjara demokratis dalam Golkar sendiri ? Apakah Golkar akan mendjadi alat pendukung program2 jang ditetapkan diluarnja ? Atau apakah Golkar akan mendjadi suatu badan sipil jang otonom seperti halnja dengan Parpol2 ?

Dalam hal itu maka kemenangan Golkar pada satu fihak akan berarti suatu “doorbraak” dalam pola kepartaian kita sedangkan pada fihak lain kemenangan itu akan berarti muntjulnja suatu partner sipil bagi ABRI dalam memimpin Negara ditahun2 jang datang. Djelas bahwa Golkar sekarang akan mengalami transformasi jang besar selama 5 tahun jang datang untuk dapat mendjalankan kedua fungsi tadi. Sebaliknja Golkar dapat djuga hanja mendjadi alat bagi “machtsvorming dan machtsaanwending” menurut resep lama.

Kita mengharapkan agar Golkar mempunjai peranan historis jang lebih besar daripada itu sadja.

  • Bagaimanakah pengarnh kemenangan Golkar ini atas “image” kita diluar negeri, chususnja di-negara2 jang memberikan bantuan kepada kita?

Dalam hal ini kita lihat djuga adanja dua pendapat. Jang pertama berkata bahwa kemenangan Golkar ini akan lebih mejakinkan luarnegeri akan stabilitas politik dinegeri kita. Jang kedua chawatir bahwa chusus di-negara2 Barat pendapat umum akan dipengaruhi dengan tjara jang tidak menguntungkan oleh kedjadian2 selama pemilu.

Menurut pendapat kita luarnegeri umumnja mempunjai djuga mata dan telinganja, artinja mereka seperti kita tjukup mengetahui apa jang terdjadi disini. Namun jang menentukan bagi sikap luar negeri ialah perkembangan selandjutnja di Indonesia sendiri.

  • Bagaimana nanti hubungan antara Golkar (dan Pemerintah serta ABRI) dengan parpol2 dan dengan golongan2 pemuda jang sekarang mendjauhkan diri dari perkembangan diwaktu jang lalu jang telah menghasilkan kemenangan Golkar?

Agaknja selama beberapa waku dikalangan kebanjakan Parpol masih akan terdapat sematjam suasana “shock” berhubung dengan hasil2 pemilu sekarang ini. Mungkin ada jg merasa bahwa mereka tidak dapat berbuat banjak, sebab kelebihan kekuatan kombinasi Pemerintah-Golkar-ABRI-Alat2 Sipil terlalu besar bagi mereka.

Bagi masa depan kita sangat penting agar kekuatan2 ini mampu menghindarkan frustrasi dan membuka kesempatan2 baru bagi partisipasi jang kritis-konstruktif. Pemerintah-Golkar-ABRI sendiri sebaiknja turut berusaha membuka kesempatan2 baru bagi partisipasi jang kritis-konstruktif dari kemungkinan2 tadi demi sehatnja tubuh­politik kita dimasa depan. (DTS)

Sumber: SINAR HARAPAN (06/07/1971)

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku II (1968-1971), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 750-751.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.