ATLET CACAT SUMSEL DAPAT PENGHARGAAN DARI MENPORA
Palembang, Antara
Dua atlet cacat daerah Sumatera Selatan mendapat tanda penghargaan dari Menpora atas prestasi yang dicapainya selama ini Kedua atlet dari Yayasan Pembina Olah Raga Cacat (YPOC) Sumsel yang mendapat tanda penghargaan kelas II itu adalah Subardin atlet catur tuna netra dan Harsono atlet angkat berat, yang lumpuh dan layu kedua kakinya.
Penyerahan tanda penghargaan Menpora itu dilakukan Gubernur Sumsel H. Sainan Sagiman di halaman kantor Gubernur Sumsel Palembang Kamis disaksikan unsur Muspida tingkat I, para kepala dinas instansi, pejabat teras Pemda tingkat I serta karyawan lainnya.
Tanda penghargaan Menpora untuk Subardin diterima langsung dari Gubenur, sedangkan Harsono diwakili ketua YPOC Sumsel, M. Saleh Ismail.
Gubernur Sumsel H. Sainan Sagiman dalam upacara itu mengemukakan, pemerintah daerah turut berbangga dan bergembira atas prestasi yang dicapai kedua atlet tersebut.
Hal ini dikarenakan, bukan saja membawa nama baik daerah Sumsel, tetapi juga nama baik bangsa dan rakyat Indonesia di gelanggang internasional.
“Diharapkan penghargaan yang diterima itu akan lebih mendorong untuk berprestasi dengan lebih baik,” tandas Gubemur Sainan Kepada para atlet olahragawan Sumsel lainnya, agar dapat meneladani atlet penyandang cacat kita yang berprestasi internasional tersebut, demikian Gubemur Sumsel H. Sainan Sagiman.
Ketua YPOC Sumsel, M. Saleh Ismail dalam penjelasannya mengemukakan ,atlet Subardin dalam Fesfic Games IV di Solo 1987 pada cabang catur berhasil meraih juara pertama dan merebut medali emas, sedangkan Harsono atlet angkat berat pada kelas 100kg keluar sebagai juara kedua.
Dikemukakan, perkembangan olah raga cacat di daerah ini cukup baik,dimana utusan Sumsel dalam kegiatan internasional selalu ikut.
Pada Fesfic Games di Australia 1977, atlet Sumsel Azhari yang cacat amputasi berhasil mempersembahkan dua medali emas, tiga perak dan satu perunggu. Kemudian pada Porpenca nasional di Surabaya yang akan diselenggarakan sekitar Juni 1988, Sumsel merencanakan akan mengirim sebanyak 60 atlet.
Ismail mengatakan, hasil Porpenca nasional di Surabaya, merupakan pemilihan pemain yang akan diikutsertakan pada Olympiade 1988 di Seoul Korea Selatan, kemudian Fesfic Games 1989 di Kobe Jepang.
Atlet Sumsel selain mendapat tanda penghargaan dari Menpora, juga mendapatkan bea siswa Super Semar dari Presiden Soeharto, yaitu Azhari selaku atlet menerima Rp.30.000/bulan dan M. Saleh Ismail selaku pembina sebesar Rp.35.000/bulan selama setahun.
Sumber: ANTARA (17/12/1987 )
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku IX (1987), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 742-743