BANGSAL PERAWATAN BANPRES RS BETHESDA YOGYA

BANGSAL PERAWATAN BANPRES RS BETHESDA YOGYA

Yogyakarta, Antara

Kepala Biro Proyek Proyek Bantuan Presiden (Banpres) Zahid Hussein meresmikan penggunaan dua bangsal perawatan Banpres untuk rumah sakit (RS) Bethesda Yogyakarta, Rabu, dalam suatu upacara yang khidmat di rumah sakit tersebut.

Banpres untuk RS tersebut besarnya Rp. 100 juta, dan terperinci penggunaannya untuk rnembangun dua bangsal perawatan dengan kapasitas 30 tempat tidur yang disediakan bagi penderita miskin (kurang mampu).

Zahid dalam sambutannya mengatakan, Presiden Soeharto selama ini sangat memperhatikan terhadap gerak pembangunan di bidang kesehatan, seperti perluasan pembangunan rumah sakit, baik yang dilaksanakan oleh pemerintah maupun masyarakat.

Rumah sakit, ujamya, sangat dibutuhkan kehadirannya oleh masyarakat, sebab melalui kegiatannya kesehatan masyarakat dapat ditingkatkan semakin bertambah baik.

Menurut dia, Banpres ini bukan diambilkan dari dana APBN, melainkan dihimpun oleh presiden di luar APBN. Hal itu membuktikan bahwa Presiden Soeharto sangat memperhatikan kesehatan rakyat.

Karenanya ia mengimbau agar dua bangsal perawatan Banpres tersebut digunakan sebaik-baiknya, demikian Zahid Hussein.

Dalam pada itu Kepala Kantor Wilayah Departemen Kesehatan (Depkes) DI. Yogyakarta dr. R. Soetrisno mengatakan dalam sambutannya, dengan Banpres tersebut RS. Bethesda Yogyakarta diharapkan semakin dirasakan kehadirannya oleh masyarakat, khususnya masyarakat kurang mampu.

Karenanya, perawatan untuk penderita kurang mampu di rumah sakit ini hendaknya jangan dibeda-bedakan sebab mereka berhak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik, tandasnya lagi.

Katanya pula, berdasarkan data tahun 1980 di Indonesia ada 1.208 buah rumah sakit negeri maupun swasta dengan jumlah tempat tidur 98.543 buah.

Khusus untuk DI. Yogyakarta, jumlah rumah sakit negeri maupun swasta berjumlah 16buah dengan tempat tidur sebanyak 2.700 buah.

Menurut dia, semua tempat tidur yang ada di rumah sakit, selama ini belum dimanfaatkan oleh masyarakat secara optimal. Hal itu terjadi karena berbagai masalah, di antaranya karena biaya perawatan yang belum terjangkau oleh masyarakat, khususnya masyarakat kurang mampu (miskin).

Untuk mengatasi masalah tersebut pemerintah dalam menetapkan tarif perawatan berbagai rumah sakit di Indonesia dengan cara ‘gotong-royong’. Berdasarkan sistem itulah tarif antara pasien mampu dan kurang mampu menjadi berbeda, tandasnya pula.

Juga memberikan sambutan pengurus Yayasan Kristen untuk Kesehatan Umum (yakkum) Dr.Ir. Kasumbogo Untung dan Direktur RS. Bethesda Yogyakarta dr. Guno Samekto.

Peresmian penggunaan dua bangsal perawatan Banpres RS Bethesda Yogyakarta itu dihadiri oleh keluarga besar RS tersebut dan undangan.

Sumber: ANTARA (15/04/1987)

 

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku IX (1987), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 696-697

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.