BANTUAN LUAR NEGERI INGGRIS AKAN DIKURANGI PADA TAHUN 1980/81

BANTUAN LUAR NEGERI INGGRIS AKAN DIKURANGI PADA TAHUN 1980/81

Kecuali bagi segelintir rakyat Inggris kebanyakan mereka yang menyaksikan kunjungan kenegaraan Presiden dan Ny. Tien Soeharto melalui layar televisi, barangkali untuk pertama kali mendengar tentang Indonesia. Bagi kebanyakan rakyat Inggris, dunia yang dikenalnya di luar Eropa, Amerika Utara danAustralia, hanyalah negara-negara bekas jajahan kerajaan.

Sama halnya dengan kunjungan Ketua Hua dari RRC akhir Oktober yl. kunjungan yang dianggap amat penting oleh pemerintah Inggris, perlawatannya hanya disaksikan orang melalui layar televisi dan yang tampak ramai meng-elu2kan adalah masyarakat Cina Inggris.

Bukan kebiasaan rakyat di Inggris untuk meng-elu2kan tamu asing bagaimanapun agungnya, ditepi jalan sambil mengibarkan bendera. Tidak ada anak-anak sekolah dibebaskan dari pelajaran mereka. Namun demikian, bukan berarti kurang pentingnya kunjungan Presiden Soeharto, kunjungan kenegaraan yang pertama kali oleh Presiden Indonesia ke Inggris.

Sebagai Kepala Negara, Presiden disambut oleh Ratu Elizabeth ll, dan sebagai kepala pemerintah beliau disambut oleh Perdana Menteri Ny. Thatcher.

Segala urusan yang menyangkut istana diurus oleh the Lord Chamberlain’s Office dan hanya merekalah yang memahami aturan serta tatakrama protokol yang berakar pada tradisi ratusan tahun. Sedangkan segala urusan yang menyangkut pemerintahan diatur oleh Departemen Luar Negeri.

Cuaca yang menyambut Presiden dan Ny. Tien, adalah cuaca musim gugur yang sejuk dan basah, akan tetapi cuaca hubungan antara lnggris – Indonesia pada saat ini cerah, di saat Inggris sebagai anggota Masyarakat Ekonomi Eropa hendak terus membina hubungan lebih erat dengan negara ASEAN termasuk Indonesia.

Komisi Eropa telah menerima instruksi dari Dewan Menteri MEE untuk merundingkan suatu kerangka baru bagi perdagangan, penanaman modal dan pembangunan antara MEE dan ASEAN.

Antara Inggris dan Indonesia, neraca perdagangan meskipun tetap menguntungkan Inggris, namun kecenderungan ekspor Indonesia ke Inggris menunjukkan kenaikan2, dengan angka defisit bagi Indonesia semakin kecil.

Bantuan luar negeri Inggris secara keseluruhan bagi tahun 79/80, dengan masuknya pemerintah konservatif telah dikurangi, dan menurut rencana yang sekarang disodorkan ke Parlemen akan dikurangi lagi bagi tahun 80/81.

Namun komitmen bantuan kepada Indonesia untuk tahun 79/80 sebesar 6 juta pound tidak tersentuh oleh kebijaksanaan bam itu. Dan ketika lnggris memutuskan untuk menghapus hutang­hutang negara berkembang, Indonesia ikut mengenyam manfaatnya.

Pada tanggal 11 Juli tahun ini ditandatangani persetujuan, yang menghapus £ 40 juta hutang Indonesia kepada Inggris.

Suasana penyambutan yang baik ini mungkin agak tercemar oleh berita- berita mengenai malapetaka kelaparan di Timor Timur yang disiarkan oleh media menjelang kunjungan ini.

Seorang pejabat salah satu badan amal yang memberikan pertolongan di Tim-tim dan telah melihat sendiri keadaan setempat, dikutip mengatakan bahwa kelaparan di Tim-tim bukan akibat tindakan disengaja oleh pihak berwenang, tapi merupakan akibat dari kegoncangan dan pergolakan disana.

Akan tetapi ada sementara pihak yang bertalian dengan suatu organisasi bemama TAPOL yang bermarkas di London, yang memakai berita-berita ini untuk memperkuat tuduhan mereka bahwa apa yang terjadi adalah pembunuhan terhadap satu bangsa, yang sebenarnya tidaklah benar. (DTS)

London, Sinar Harapan

Sumber: SINAR HARAPAN (22/11/1979)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku V (1979-1980), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 247-248.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.