PRESIDEN SOEHARTO:
BEBERAPA PROYEK DIRESMIKAN DI DKI
PEMBANGUNAN KECIL2 SEKALIPUN JUGA
HARUS TERUS DILAKUKAN
Presiden Soeharto untuk kesekian kalinya mengingatkan, setiap kegiatan pembangunan betapapun kecilnya harus terus dilakukan karena memang dari pembangunan yang tampaknya kecil2 itulah akhirnya terwujud pembangunan bangsa secara keseluruhan.
Dalam pidatonya pada upacara peresmian berbagai proyek di Daerah Khusus Ibu kota, Sabtu pagi, Kepala Negara mengatakan, hendaknya peresmian proyek pembangunan ini merupakan lambang dan tekad untuk terus membangun memberi isi kepada kemerdekaan yang diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945.
Dikatakan, kemerdekaan itu kita peroleh sebagai hasil perjuangan seluruh rakyat dengan pengorbanan yang tidak terkira beratnya. Karena itu, pembangunan yang merupakan usaha untuk mencapai cita2 kemerdekaan harus juga dirasakan oleh seluruh rakyat secara merata dan adil. Merata rneliputi seluruh wilayah di Indonesia, merata dinikmati dan merata dirasakan adanya kemajuan oleh seluruh rakyat Indonesia.
"Membuat pembangunan makin merata itulah yang harus dan sedang kita lakukan," ujar Kepala Negara.
Sekolah Dasar
Kepala Negara juga menyinggung masalah pembangunan beribu-ribu Sekolah Dasar yang tersebar di seluruh tanah air. Menurut Kepala Negara, hal ini dilakukan dengan tujuan agar setiap anak dapat memperoleh pendidikan yang baik. Mudah-mudahan pada akhir Repelita III ini semua anak usia sekolah akan tertampung di Sekolah Dasar, kata Presiden.
Mengenai kompleks pendidikan yang diresmikannya Sabtu pagi, Kepala Negara mengatakan, juga dimaksudkan agar anak2 dan remaja2 yang bermukim di daerah Rawa Bunga dan Salemba dapat sekolah di kompleks ini.
Ditegaskan, kompleks pendidikan yang besar, lengkap dan indah yang dibangun Pemda DKI Jakarta tidak dimaksudkan hanya untuk menampung anak2 dari orang yang berada saja tetapi juga anak2 rakyat jelata.
Dengan cara ini, kita menanamkan rasa persaudaraan dan kesetiakawanan sejak masa anak2 tanpa membedakan kekayaan dan asal usul, yang kelak akan tumbuh menjadi sikap demokratis.
Pasar
Mengenai pembangunan dan pemugaran pasar2 di seluruh wilayah tanah air Kepala Negara mengatakan, semua ini bertujuan agar benar2 dapat dimanfaatkan oleh pedagang2 kecil golongan ekonomi lemah.
"Dengan adanya pasar2 yang memadai serta berbagai macam perkreditan untuk dimanfaatkan oleh pedagang2 kecil golongan ekonomi lemah tadi, maka kesejahteraan rakyat, khususnya rakyat jelata akan dapat ditingkatkan dan kesempatan kerja akan dapat diperluas," kata Kepala Negara.
Selesainya pembangunan Pasar Pramuka dan Pasar Mayestik di DKI Jakarta ini, jelas mengarah pada tujuan pembangunan yaitu pembangunan yang dapat menaikkan taraf hidup rakyat banyak. Pembangunan tidak lain untuk memperbaiki kehidupan rakyat Pembangunan itu adalah usaha kita bersama secara sadar untuk memperbaiki nasib kita sendiri, kata Presiden Soeharto.
Tidak Tambah Ringan
Kita hams tetap menyadari, walaupun telah banyak kemajuan2 besar yang dicapai namun tugas2 pembangunan di hadapan kita masih tetap besar dan tidak bertambah ringan.
Menurut Kepala Negara, kita harus tetap mem upuk kemampuan untuk membang u n sebab pada akhirnya berhasil atau gagalnya pelaksanaan pembangunan sepenuh-penuhnya di tangan kita sendiri.
Dalam usaha menyukseskan pembangunan, Presiden mengatakan, dengan sendirinya kita harus berusaha menghimpun dan menyalurkannya dalam keikutsertaan luas merasa ikut memiliki dan dengan sendirinya juga lebih bertanggung jawab.
"Tanpa semangat dan kerja keras dari rakyat pasti akan sulit tercapai kemajuan yang berarti dalam kehidupan masyarakat kita," kata Kepala Negara.
Disiplin
Presiden Soeharto juga menyinggung masalah kesadaran untuk hidup berdisiplin. Tanpa disiplin masyarakat, bukan saja kita tidak akan menikmati ketertiiban dan ketenteraman tetapi juga kita tidak akan dapat menikmati hasil yang telah dicapai.
Waduk penanggulangan banjir Pluit yang menggunakan sistem polder yang baru diresmikannya ini, menurut Kepala Negara, tidak akan memberi manfaat untuk waktu yang lama apabila masyarakat membuang sampah di sembarang tempat sehingga saluran2 air tersumbat. Begitu pula dengan penggunaan pasar hendaknya ditanamkan disiplin untuk memelihara kebersihan yang manfaatnya bukan hanya untuk pemerintah tetapi lebih banyak untuk masyarakat sendiri, kata Presiden.
"Oleh sebab itu, saya minta agar masalah peningkatan kesadaran berdisiplin ini benar2 kita perhatikan bersama demi ketertiban dan kelancaran kehidupan masyarakat sendiri".
Dalam upacara peresmian yang berlangsung di Salemba sekaligus Presiden Soeharto meresmikan Kompleks Pendidikan Salemba dan Kompleks Pendidikan Rawa Bunga, Pasar Pramuka serta Pasar Mayestik dan Sistem Polder Banjir Pluit yang ke semuanya ini berada di Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
Gubernur Jakarta Tjokropranolo melaporkan ke-5 proyek yang diresmikan sebagian besar diperuntukkan bagi golongan masyarakat kecil seperti kompleks pendidikan di Salemba dan Rawa Bunga yang merupakan gedung satu atap untuk menampung murid2 dari SD, SMP dan SMA, terutama bagi orang2 tua yang kurang mampu.
Demikian pula pasar Pramuka dan Mayestik untuk pedagang dan pengrajin kecil guna meningkatkan pemasaran hasil usaha mereka. Dan proyek polder Pluit guna menanggulangi bahaya banjir yang setiap tahun melanda Jakarta serta dapat menyelamatkan kurang lebih 700.000 warga kota yang umumnya terdiri dari rakyat kecil.
Kompleks pendidikan di Salemba 18 di atas tanah 2 ha dibangun dengan biaya Rp 2,7 miliyar dari APBD, dengan daya tampung 3.920 murid untuk 1 kali (shift) terdiri dari 3 blok yakni SD: 3 lantai dengan 36 lokal, SLP: 4 lantai 31 lokal, SLA: 4 lt, 311 lokal.
Kompleks Pendidikan Rawa Bunga (dulu Rawa Bangke) di Jakarta Timur, dibangun dengan biaya Rp 1,05 miliyar, menampung 4.616 murid terdiri 4 blok yakni 2 blok SD, 72 lokal, SLP 3 lantai, 18 lokal, SLA 3 lantai, 46 lokal dibangun di atas tanah 2,8 ha.
Pasar Pramuka dibangun dengan brnya Rp 1,8 miliyar, luas bangunan 2.780 m2, 4 lantai dan menampung 379 pedagang kecil.
Pasar Mayestik dibangun dengan biaya kl Rp 746 juta, dapat menampung 782 pedagang kecil. Kedua pasar tsb memiliki sarana tempat parkir tertutup dan ruang promosi hasil industri kecil di salah satu lantainya.
Sistem Polder Pluit dengan waduknya seluas 80 ha, pompa, saringan semi otomatis, sodetan Pakin, Pintu Air, siphon, jembatan dan tanggul2 dibangun dengan biaya untuk pembebasan tanah Rp 950 juta dan konstruksi kl Nfl 40,4 Juta. Mampu mengendalikan banjir seluas 2.500 ha.
Dokter Kecil
Presiden, Ny. Tien Soeharto diantar Gubernur Tjokropranolo serta Menteri P dan K, Menteri PU, Mensesneg, Menperdag, meninjau gedung sekolah serta menyaksikan peragaan "dokter kecil" di kompleks pendidikan Salemba.
Kepala Negara dan Ny. Tien menyerahkan sertifikat dan menyematkan emblem dokter kecil kepada dua murid SD dan kepada Presiden dan Ny. Tien disematkan emblem dokter kecil oleh murid2 tsb.
Yang diperagakan al. timbang badan, praktek PPPK, serta poster2 dokter kecil.
Di Pasar Pramuka, Presiden meninjau promosi barang2 kerajinan industri di lantai IV, dari pengusaha dan pengrajin kecil. Hampir di setiap stand, Presiden selalu menasehatkan agar selalu memperhatikan kualitas barang, serta menjaga agar harganya jangan terlalu tinggi.
"Ingat sekalipun untung kecil, tetapi kalau murah dan banyak yang terjual lebih baik daripada untung besar, dengan harga mahal, tetapi yang terjual sedikit," Presiden meyakinkan mereka. (DTS)
…
Jakarta, Sinar Harapan
Sumber: SINAR HARAPAN (29/08/1981)
—
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku VI (1981-1982), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 420-423.