BENCANA ALAM JANGAN DIJADIKAN ALASAN PENURUNAN PRODUKSI

BENCANA ALAM JANGAN DIJADIKAN ALASAN PENURUNAN PRODUKSI

Presiden Buka Raker Bulog ’83

Untuk suksesnya tugas Bulog yang berperanan penting dalam pembangunan, tiap aparat lembaga itu harus memenuhi tiga syarat utama, yaitu kemampuan, tekad yang kuat untuk bekerja keras dan tekun serta kejujuran.

"Saya minta saudara­saudara dapat memadukan ketiga syarat kerja itu dengan sebaik-baiknya."

Demikian ditegaskan Presiden Soeharto Senin kemarin ketika membuka Rapat Kerja Badan Urusan Logistik (Bulog) 1983, di Istana Negara.

Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, raker kali ini selain oleh para Kepala Depot Logistik, juga dihadiri Kepala Subdepot Logistik se-Indonesia. Seluruhnya berjumlah 130 peserta, terdiri dari 27 kadolog, 91 kasubdolog dan pejabat eselon I dan II Bulog Pusat.

Diingatkan, di samping memelihara stabilitas harga bahan kebutuhan pokok rakyat khususnya beras, bersamaan dengan itu Bulog juga harus mengusahakan peningkatan produksi padi dan memperlancar pemasarannya.

Sesuai dengan rencana pembangunan lima tahun VI, ketika harus dapat lepas landas dengan kekuatan sendiri, pada Repelita IV harus diusahakan agar dapat benar-benar mampu berswasembada pangan dan mengendalikan harga pangan.

Perubahan iklim, bencana alam, dan hama yang bisa mempengaruhi produksi pangan, hendaknya tidak dijadikan alasan penurunan produksi dan ketidak mantapan harga.

Kemungkinan seperti itu mestinya sudah diketahui dan diperhitungkan jauh sebelumnya. Cara mengatasinya yang terbaik adalah dengan mengadakan sediaan nasional pangan dalam jumlah cukup di tangan pemerintah.

Tingkat Harga

Berkait dengan pembangunan pertanian, cara yang perlu ditempuh Bulog adalah menjaga tingkat harga dasar padi yang telah ditetapkan.

Harus dipahami bahwa penetapan harga dasar padi merupakan usaha untuk mendorong kegairahan petani menaikkan produksinya dan sekaligus menaikkan taraf hidup para petani.

Petani pasti enggan meningkatkan produksinya jika padi yang telah susah payah dihasilkan tidak mendapat harga wajar di pasaran. Karena itu, agar petani dapat menikmati harga dasar yang telah ditetapkan pembelian beras hendaknya dilakukan KUD, dan hasil pembelian KUD itu agar dijamin pasarannya oleh Bulog.

"Sekali lagi saya minta kepada Kepala Dolog untuk berusaha semaksimal mungkin menampung beras yang telah dibeli oleh KUD," ujar Kepala Negara.

Selama ini pembangunan pertanian menunjukkan keberhasilan. Hal itu nampak dari persediaan nasional pangan yang pada masa lalu komposisi sediaan pangan 80% dari impor dan 20% pengadaan dalam negeri.

Sejak tahun 1980 komposisi itu berbalik, menjadi 20% dari impor dan 80% hasil produksi dalam negeri.

Dengan demikian fungsi impor pangan telah dapat diubah dari sarana untuk menutupi jurang antara kemampuan berproduksi yang terbatas dengan kebutuhan konsumsi yg besar menjadi hanya sekedar sarana menambah persediaan nasional saja.

Namun demikian keberhasilan itu masih harus ditingkatkan sebab bidang pertanian mempakan kunci penting bagi keberhasilan seluruh pembangunan.

Lebih dari itu pembangunan pertanian merupakan medanjuang utama pembangunan, karena masyarakat maju dan sejahtera yang berdasarkan Pancasila, haruslah masyarakat yang memiliki industri kuat dengan dukungan pertanian yang kokoh.

Berprakarsa

Pada akhir sambutannya Kepala Negara mengingatkan, demikian beratnya tugas Bulog sehingga para pejabat dan pegawai lembaga itu harus mampu berprakarsa untuk mengadakan koordinasi dan konsultasi dengan aparat lain, bahkan jika perlu minta bantuan instansi lain.

Bila didorong tekad untuk bekerja keras dan tekun, Presiden yakin semua masalah dapat diatasi.

Mengenai syarat kejujuran yang dituntut dari para pejabat dan pegawai Bulog, perlu dilakukan melalui pengawasan yang ketat, di samping usaha rnawas diri, dan bila perlu langkah penertiban ke dalam.

"Dalam keadaan yang sulit seperti sekarang inilah setiap aparatur pemerintah justru diuji kemampuannya, bukan dalam keadaan yang biasa," demikian Presiden.

Tema Raker

Menteri Koperasi/Kabulog Bustanil Arifin SH Sebelumnya melaporkan, Raker yang akan berlangsung dari tanggal 2 sampai 3 Agustus 1983 mengambil tema "Pemantapan dan kesiagaan Bulog menyongsong Repelita IV".

Pokok-pokok utama yang akan dibahas antara lain mempertajam pengajian situasi pang an nasional dan memperkirakan berbagai tantangan dan kendala yang mungkin dihadapi, menentukan alternatip strategis yang perlu dikembangkan di masa datang, dan menyusun program operasional yang realistik dan pragmatis.

Kepada Presiden juga dilaporkan bahwa para Kadolog umumnya relatif muda usia. Sebanyak 55% di bawah 50 tahun, 25% di bawah 40 tahun, dan hanya 20% di atas 50 tahun.

Latar belakang pendidikan mereka, 75% sarjana dan 25% merupakan orang yang sangat berpengalaman di Bulog. Tidak diperinci usia para kasubdolog, namun dikatakan mereka adalah tenaga muda dan berpendidikan baik. (RA).

Jakarta, Suara Karya

Sumber : SUARA KARYA (02/08/1983)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku VII (1983-1984), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 298-300.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.