Presiden beri petundjuk untuk:
BERSIHKAN KIAPMA DARI OKNUM KONTRA REVOLUSI GERAKAN 30 SEPTEMBER[1]
Djakarta, Berita Yudha
Dua persoalan kemarin mendapat pembahasan mendalam di Istana Merdeka. Pertama mengenai pemulihan ketertiban sebagai akibat petualangan kaum kontra revolusi G 30 S jang mempunjai scope nasional maupun internasional, dan kedua mengenai penjelenggaraan KIAPMA jang merupakan manifestasi kebulatan tekad Internasional dalam mengganjang habis Nekolim. Hampir 10 orang Menteri dan pedjabat2 penting kemarin telah diterima Presiden.
Pertama keluar adalah Menko Arudji Kartawinata jang menurut keterangannja telah membitjarakan penjelenggaraan KIAPMA. Atas pertanjaan “Yudha” Menko Arudji menegaskan bahwa Presiden telah memberikan petundjuk2 dalam penjingkiran oknum2 kontra revolusi dari tubuh panitia KIAPMA. Selain itu Presiden Sukarno telah memutuskan untuk menjelenggarakan KIAPMA tetap di Djakarta bertempat di Istora dan Presiden akan memberikan amanatnja pada pembukaan sidang hari Minggu tgl. 17 Oktober jad. Sampai sekarang telah tiba di Djakarta 35 delegasi dan diharapkan 50 negara akan dapat menghadirinja, walaupun Nekolim berusaha mensabotnja. (DTS)
Sumber: BERITA YUDHA (14/10/1965)
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku I (1965-1967), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, Hal 47-48.