BI: KASUS BAPINDO TIDAK TURUNKAN KEPERCAYAAN BANK DUNIA

BI: KASUS BAPINDO TIDAK TURUNKAN KEPERCAYAAN BANK DUNIA[1]

Jakarta, Antara

Pemerintah Indonesia yakin kasus Bapindo tidak akan menurunkan kepercayaan Bank Dunia terhadap Indonesia, khususnya dunia perbankannya, karena penilaian diberikan setelah melihat pelaksanaan program secara keseluruhan, kata Gubernur Bank Indonesia (BI) Soedrajad Djiwandono.

“Saya kira tidak turun, karena kepercayaan itu bukan sesuatu yang sesaat,” katanya menjawab pertanyaan wartawan seusai bersama Menko Eku/Wasbang Saleh Afiff, dan penasehat ekonomi Presiden Soeharto, Widjojo Nitisasto dan Ali Wardhana menerima kunjungan Presiden Bank Dunia Lewis Preston di Jakarta, Senin.

Soedradjad mengatakan, Indonesia memang harus menunjukkan bahwa sejumlah program yang dilakukan dunia perbankan, otoritas moneter, dan BI yang antara lain dibiayai Bank Dunia dapat dipercaya Bank Dunia. Menurut dia, dalam pertemuan itu kedua pihak tidak membicarakan secara khusus tentang kasus Bapindo, melainkan hanya keadaan ekonomi makro Indonesia, sehingga indikasi mengenai kepercayaan Bank Dunia itu terhadap Indonesia tidak terlihat.

Ia juga mengatakan, tidak ada tanggapan khusus dari Bank Dunia tentang kasus Bapindo itu karena Preston hanya ingin mengetahui mengenai ekonomi makro, keuangan, moneter, dan neraca pembayaran Indonesia serta masalah umum lainnya mengingat Indonesia salah satu negara yang memperoleh bantuan terbesar.

“Kita tidak bicarakan itu. Perhatian ‘kan tidak hanya ke Bapindo saja,” katanya. Ia juga menambahkan bahwa dalam pembicaraan itu tidak terungkap adanya rencana Bank Dunia untuk membantu bank-bank pemerintah serta indikasi adanya permintaan Bank Dunia kepada Indonesia agar kasus itu diselesaikan secara tuntas.

Pengelolaan Pinjaman

Soedrajad menjelaskan, dalam pertemuan itu dibahas mengenai bagaimana tentang keseluruhan pinjaman Indonesia, bagaimana mengelolanya baik pinjaman bagi pemerintah maupun swasta yang pada Pelita VI mendapatkan porsi lebih besar dalam penyedian dana pembangunan.

Dalam kesempatan itu, katanya, Indonesia juga menunjukkan bahwa dana yang masuk ke Indonesia tidak hanya berbentuk pinjaman tetapi juga investasi langsung dan tidak langsung melalui pasar modal, serta baiknya iklim usaha di Indonesia untuk investasi. Bagi dunia perbankan, katanya, Indonesia akan membuat laporan sekitar bulan September atau Oktober tahun ini tentang apa yang sudah dilakukan berkaitan dengan peningkatan mutu manajemen dan aset setelah permodalan bank pemerintah membaik menyusul adanya sejumlah bantuan untuk itu.

Presiden Bank Dunia Lewis Preston yang didampingi Wapres Bank Dunia untuk Asia Pasifik Gautam S.Kaji, serta Direktur Bank Dunia yang bertanggungjawab atas program bantuan di Indonesia, Marianne Haug, akan membicarakan kebijakan Indo­nesia dan Repelita VI dengan para menteri Kabinet Pembangunan VI selama kunjungan tujuh haridi Indonesia. Rombongan selain dijadwalkan bertemu dengan Presiden Soeharto, juga akan bertemu dengan Meneg PPN/Ketua Bappenas Ginandjar Kartasasmita di Gedung Bappenas serta akan meninjau beberapa proyek bantuan Bank Dunia di Indonesia. Proyek-proyek Bank Dunia selama 25 tahun terakhir mencakup proyek dalam sektor-sektor yang penting termasuk pertanian, industri, keuangan, tenaga listrik, telekomunikasi, jalan, kesehatan, pendidikan, sumber-sumber daya alam dan lingkungan hidup.(T.PE02/EU07 /21/03/9414:08/RU1/14:37)

Sumber:  ANTARA(21/03/1994)

______________

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XVI (1994), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 231-232.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.