“BULLDOZER” KINI GILAS MASSA PNI DI DJABAR
Mana Tindakan ‘Wasit’? [1]
Djakarta, Suluh Marhaen
Setelah terdjadi peristiwa jang tragis dibumi demokrasi Pantjasila jakni exodus sementara anggota PNI tjabang “Buleleng” Bali jang katanja masuk Golkar, maka dibeberapa tempat didaerah Djawa Barat hal jang serupa djuga telah terdjadi, dimana praktek main “bulldozer” terus (didjalankan).
Koresponden “SM” di Subang melaporkan bahwa PNI dan massa marhaen setempat pada saat ini tengah menghadapi tekanan2 berat dan intimidasi2 dari oknum2 penguasa setempat.
Tekanan2 tsb telah begitu derasnja bahkan djuga diikuti dengan penahanan salah seorang pimpinan tjabang PNI ditempat itu oleh Kodim dengan alasan jang tidak djelas dan kurang dapat dipertanggungdjawabkan dilihat dari segi rule of law .
Menurut keterangan selandjutnja pihak penguasa ditempat tsb bahkan telah pula memanggil tokoh2 PNI disitu dan meminta daftar nama anggota2 PNI tjabang Subang. Permintaan ini telah ditolak mentah2 karena memang tidak wadjar sebab PNI ditempat tsb betul2 telah bersih berkat kristalisasi dan konsolidasi jang telah didjalankan selama ini.
Dalam kata lain baik pimpinan maupun massa marhaen di Subang adalah termasuk massa pendukung Pantjasila jang djuga telah mempunjai tekad mendukung kepemimpinan Djenderal Soeharto. Djelas tjara2 menakut2i massa “marhaen” diwilajah itu hanjalah suatu dalih agar mereka membubarkan diri untuk kemudian digiring masuk Golkar.
Koresponden “SM” tsb djuga melaporkan bahwa sementara oknum penguasa di Subang djuga telah memakai ratusan tjara untuk menekan PNI/Massa Marhaen ditempat itu al. misalnja persoalan pentjalonan untuk Pemilu jang meskipun telah memenuhi persjaratan pemerintah tapi oleh penguasa setempat ditjoba untuk dihalang halangi.
Berhubung dengan ini maka oleh sementara oknum hal inipun disas-suskan untuk mendiskreditkan PNI dimata masjarakat pimpinan PNI Djawa Barat wartawan “SM” di Bandung mendapat keterangan bahwa berita tentang njebrangnja beramai2 massa PNI di Tjiamis Tasikmalaja masuk ke Golkar jang katanja setjara sukarela adalah patut disangsikan.
Dikatakan oleh sumber tsb, bahwa apalagi berita ini dilansir oleh pihak lain dan bukan oleh orang2 PNI tapi oleh Penerangan Kodam Siliwangi. Dilandjutkannja bahwa kalaupun benar adanja exodus sementara anggota PNI masuk ke Golkar maka ini tentunja didahului pula dengan peristiwa jang kurang elegan sebagaimana kedjadian di “Buleleng” Bali.
Tanpa adanja peristiwa2 jang bersifat tekanan/intimidasi maka adalah tidak mungkin sekali sampai ada orang2 PNI jang beramai2 meninggalkan Partainja, apalagi PNI didaerah Priangan Timur dapat dikwalifikasi sebagai partai jang kuat pula. Demikian keterangan itu mengatakan. (DTS)
Sumber: SULUH MARHAEN (02/04/1971)
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku II (1968-1971), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 684-685.