Presiden Soeharto Pada Kader-Kader Minyak
CERMINKAN KEDUDUKAN INDONESIA SEBAGAI BANGSA YANG BERDAULAT [1]
Dalam Kerjasama Dengan Pihak Asing
Jakarta, Sinar Harapan
Presiden Soeharto mengingatkan kembali pentingnya kedudukan minyak sebagai bahan yang strategis dalam kehidupan masyarakat modern. Demikian strategisnya sehingga tidak jarang mempengaruhi politik luar negeri, hubungan antar negara, bahkan saat-saat menentukan perang atau damai.
Kepala Negara mengungkapkan hal ini dalam sambutannya pada upacara Hari Wisuda IV Akademi Minyak dan Gas Bumi serta Seminar Pemanfaatan Hasil Fermentasi Hidrokarbon di Cepu Jawa Tengah Kamis pagi.
Apa yang tetjadi hari ini bukan sekedar penyerahan tanda lulus, tapi lebih jauh telah mencerminkan usaha-usaha kita untuk bersiap-siap memikul tugas yang lebih berat di masa depan, kata Kepala Negara.
Kesejahteraan Rakyat
Sama dengan amanat Kepala Negara ketika meresmikan terminal minyak Tanjung Santan di Kalimantan Timur bulan Januari yang lalu, diulangi kembali bahwa minyak bumi harus digunakan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan rakyat Indonesia.
Kerjasama dengan Asing
Dalam ketjasama dengan pihak Asing, Kepala Negara mengingatkan kembali terjaminnya penguasaan terhadap bahan strategis itu, sekaligus mencerminkan kedudukan Indonesia sebagai bangsa yang berdaulat.
“Masalah ini perlu saya tekankan sekali lagi pada kesempatan ini, agar kita tidak ragu-ragu mengenai jalan yang kita tempuh untuk memanfaatkan bahan galian yang strategis dan besar potensinya,” kata Presiden.
Presiden selanjutnya menekankan pentingnya pembentukan kader dalam usaha ini. Tanpa membentuk kader dimasa sekarang, tidak mungkin kita mengusahakan sendiri minyak di masa datang.
Peningkatan Nilai Gizi
Kepada Seminar Pemanfaatan Hasil Fermentasi Hidrokarbon, Presiden mengharap dapat memberikan pertimbangan kepada Pemerintah dalam usaha meningkatkan nilai gizi bahan pangan masyarakat terutama melalui rangkaian dari usaha produksi dan penyediaan panganusaha meningkatkan, kata Kepala Negara. (DTS)
Sumber: SINAR HARAPAN (21/06/1973)
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku III (1972-1975), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 223-224.