DARI MASALAH PEGAWAI NEGERI SAMPAI SISTIM KEPARTAIAN (Bagian ke-III habis)

Wawantjara “Berita Yudha” dengan Pak Ali Murtopo:

DARI MASALAH PEGAWAI NEGERI SAMPAI SISTIM KEPARTAIAN (Bagian ke-III habis)[1]

 

Djakarta, Berita Yudha

Segala kesempatan jang diambil karena politik dan sosial bangsa kita maupun bangsa lain didunia ini harus kita gunakan kesempatan jang ada semaksimal mungkin untuk mentjapai tjita2 bangsa kita.

Djadi didalam DPR jang akan datang jang akan dilaksanakan, dimana kita menggunakan adanja 4 fraksi.

  1. Fraksi spirituil-materiil
  2. Fraksi Materiil-spirituil
  3. Fraksi Golkar jang mempunjai suara terbanjak didalam parlemen dalam kehidupan Orde Baru jang mempunjai program pembangunan jang kesempurnaan kehidupan dah berazaskan pantjasila.
  4. Fraksi ABRI jang berazaskan Undang2 Pemilu jg diangkat bersama dengan Golkar jang non ABRI, jang diusulkan oleh Golkar Pusat, jang merupakan:

Di Bidang Politik

Stabilisator nasional, adminisator dan sekaligus katalisator.

Di Bidang Pembangunan

Sebagai akselerator dan modernisator dalam rangka pembangunan nasional 25 tahun jad. Keinginan semua pihak dan rakjat Indonesia jang terbesar dan seluruh golongan politik sosial jang djelas dan gamblang.

Untuk bukti bahwa didalam penghidupan politik dan sosial masjarakat Indonesia menghendaki sistim kepartaian setjara radikal jg harus disampaikan oleh setiap pemimpin dan setiap golongan. apakah parpol, golongan, generasi muda, mahasiswa, ataupun pemimpin2 rakjat jang berada di luar organisasi, maupun lembaga politik jang ada, guna memenuhi tuntutan masjarakat ialah lekas tertjapainja pembangunan nasional. Maka parpol maupun Golkar dan ABRI-nja supaja segera memenuhi tuntutan bangsa tersebut untuk segera menjesuaikan diri dengan keadaan nasional jang tidak terlepas dari pada pengaruh internas jg ada.

Maka sebaiknja DUA PARTAI POLITIK akan lebih relevant didalam management politik nasional jang harus menggunakan tiga kredible sebagai berikut:

  1. Politik sosial jang akan melaksanakan akselerasi, modernisasi 25 tahun pembangunan Indonesia. Djadi djelasnja dua partai politik jang saja maksud adalah golongan spirituil materiil dengan nama apapun.
  2. Golongan politik (partai politik) materiil spirituil dengan nama apapun.
  3. Golkar bukan partai politik. Djuga hidup didalam masjarakat Indonesia jang dibuktikan didalam Pemilu jang baru lalu sebagai pembangunan nasional.
    • Dua partai politik
    • Satu Golongan Karya (bukan parpol)
    • ABRI dengan Dwifungsinja jang mempunjai tanggung djawab djuga dalam mengisi kemerdekaan kita untuk pertahanan nasional dengan golongan lain.

Djadi inilah idee jang ada didalam fikiran banjak pemimpin menjimpulkannja supaja lebih djelas dan tidak membingungkan rakjat banjak. Tentu sadja masih ada beberapa orang jang tidak setudju dengan alasannja masing-masing.

Pertanjaan: Bagaimana pendapat Bapak mengenai utjapan Panglima Widodo?

Djawab: Saja menjetudjui utjapan Panglima Widodo, jang selaras dengan utjapan Pangdam VII Diponegoro dimana rakjat dibawah Kabupaten djangan dilibatkan didalam gerakan parpol terus-menerus. Chususnja mengenai projek politik Pangdam Diponegoro tentang adanja idee untuk mempersatukan kekuatan rakjat penduduk untuk melakukan pembangunan daerah setjara maksimal memang paling tepat.

Daerah Tingkat II tampil desa-desa agar tidak diganggu lagi oleh golongan politik jang kurang bermanfaat dalam rangka pembangunan adalah tepat (dalam akselerasi modernisasi pembangunan 25 tahun)

Saja mengenal Djenderal Widodo pribadi adalah seorang jang tegas, tetapi tidak meninggalkan keinginan anak buah, dan dalam hal ini chususnja keinginan rakjat Djateng dan Daerah Istimewa Djogjakarta, untuk tidak mau lagi dikatjaukan pandangan hidupnja.

Saja sangat setudju pendapat Panglima Widodo tersebut untuk ditanggapi oleh semua pihak, tidak hanja dari sudut negatifnja sadja, tetapi jang penting hams segera dilaksankannja djuga hal2 jang positif.

Pertanjaan: Bagaimana komentar bapak mengenai pandangan Nurcholish Madjid tentang image bagi golongan Islam?

Djawab: Saja mendukung sepenuhnja karena kalau tidak salah image baru bagi golongan Islam menurut Nurcholish tsb antara lain:

  1. Pemimpin Islam supaja djangan main protes2 sadja.
  2. Sangat mengharap adanja idee merombak pikiran dan pandangan pemimpin Islam terhadap Pembangunan nasional untuk berpartisipasi. (DTS)

Sumber: BERITA YUDHA (09/10/l971)

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku II (1968-1971), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 841-843.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.