DARI PRESIDEN SOEHARTO, PAK NAS SAMPAI MUTIARI

DARI PRESIDEN SOEHARTO, PAK NAS SAMPAI MUTIARI [1]

 

Jakarta, Republika

Di kediaman Jl. Cendana 8 Jakarta Pusat- seperti tahun-tahun lalu- seusai melaksanakan shalat led di Masjid Istiqlal, Pak Harto berkumpul bersama keluarganya. Suasana Idul Fitri sudah terasa di kediaman Kepala Negara ini sejak menjelang salat subuh. Gema takbir dari mushola di belakang kediaman Pak Harto yang bersahut­ sahutan dengan masjid Cut Mutiah yang letaknya berdekatan semakin menambah khusuk suasana Idul Fitri itu. Di ruang utama, berlangsung acara yang selalu bersuasana haru, meskipun hal itu dilakukan setiap tahun. Pertama-tama, Pak Harto menerima sungkem dari Ibu Tien.

“Maafkan saya ya Pak atas segala kesalahan yang pernah saya lakukan,” kata Ibu Tien. “Saya juga demikian Bu, maatkan saya atas segala kesalahan yang saya sengaja maupun tidak disengaja,” kata Pak Harto.

Dialog pendek antar kakek dan nenek 11 cucu semakin terasa haru. Ini karena pada pelupuk mata dua pasangan berbahagia ini mengambang air bening, airmata keharuan dan kebahagiaan.

Selanjutnya Pak Harto dan Ibu Tien berpelukan, dan saling berciuman pipi kanan kiri. Selanjutnya, putera-puteri Pak Harto melakukan sungkem dan dilakukan secara berurutan. Diawali keluarga Ny. Siti Hardiyanti Rukmana atau Mbak Tutut, dan diakhiri puteri bungsu keluarga Ny. Siti Hutami Endang Adiningsih.

Tak lama kemudian, Wakil Presiden dan Ibu Tuti Try Sutrisno bertamu di kediaman Pak Harto. Wapres dan Ibu Try Sutrisno bersalam-salaman dengan Presiden dan Ibu Tien. Sebelumnya di kediaman Wapres Jalan Diponegoro, Wapres dan Ibu Try Sutrisno menerima mantan Wapres Sudharmono S.H. Suasana akrab sangat terasa. Pak Dhar tidak hanya menyalami Pak Try, tapi juga memeluk dengan erat serta tersenyum Iebar. Keduanya menanyakan tentang kesehatan masing-masing setelah berbicara sejenak Pak Dhar berpamitan.

Lebaran tetap jadi hari sibuk Pak Nas yang kini dirawat di RSPAD. Di rumah sakit sekalipun Pak Nas tetap sibuk meladeni tamu. Hari pertama lebaran, di ruang 205 Paviliun Kartika, RSPAD, sanak-saudara, teman seperjuangan, kenalan terus mengalir untuk bersilaturahmi. Di antaranya ada Amir machmud, mantan Menko Polkam Surono, Suprayogi, anggota Petisi 50 Dr. Anwar Haryono dan Rajab Ranggasuli. Di hari kedua Lebaran, tampak pula Mayjen (Pum.) Kawilarang, Letjen (Purn.) Himawan Sutanto. Ruang sebelah tempat Pak Nas dirawat, penuh dengan karangan bunga ucapan selamat Hari Raya Idul Fitri. Ucapan selamat diantaranya dari Wapres Try Sutrisno dan Amir Murtono.

Pagi harinya, Pak Nas sempat salat led di halaman RSPAD. Karena kondisi fisiknya belurn cukup kuat, ia bersembahyang dengan cara duduk di kursi. “Cuma waktu sujud tangannya sampai di atas lutut,” ceritanya sambil menggerakkan kedua tangannya ke lutut. Seusai salat, Pak Nas pun ikut mendengarkan khotbah di tempat.

Anak-cucu pun berdatangan. Didampingi istrinya yang hari itu mengenakan rok terusan hitam bermotif kembang-kembang merah muda, Pak Nas berkemeja coklat muda dan sarung merah tua tampak penuh semangat. Seperti keluarga lainnya, Pak Nas yang masuk rumah sakit lagi sejak Ahad (6/3)juga menyantap menu Lebaran. “Saya makan ketupat.”

Hari pertama lebaran, Ny. Mutiari- terpidana kasus Marsinah- dikunjungi suaminya, Hari Sarwono. Dalam pertemuan yang berlangsung sekitar 30 menit itu tidak banyak yang dibicarakan oleh pasangan muda itu. royong,” tambah Ida Bagus Putu Sarga yang juga menyampaikan sambutannya selaku anggota Pesamuhan Walaka, Parisada Hindu Dharma Indonesia Pusat. (rie/vik)

Sumber: KOMPAS ( 20/04/1994)

_______________

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XVI (1994), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 764-766.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.