DARI SIDANG GABUNGAN PIMPINAN MPRS
Rakjat Indonesia Lebih Marah Terhadap “Gestapu” Daripada Kenaikan Harga Beras [1]
Djakarta, Kompas
Sidang Gabungan Pimpinan MPRS dalam rapat2 panitia Rabu siang, setjara menjeluruh mengadakan pemandangan umum dan pembitjaraan chusus mengenai Amanat Presiden Sukarno pada pembukaan sidang terutama dipusatkan kebidjaksanaan untuk menjelamatkan bangsa dan revolusi.
Adapun panitia2 jang telah dibentuk ialah masing2 Panitia Politik Militer dengan ketuanja Menko Majdjen Wilujo Puspojudo dan beranggautakan 26 orang Panitia Ekonomi-Pembangunan dengan ketuanja Menko Ali Sastroamidjojo SH beranggauta 34 orang, dan Panitia Sosial Kebudajaan dengan ketuanja Menko KH Idham Chalid dan beranggauta 15 orang.
Pemikiran dalam pembitjaraan2 didasarkan atas pembitjaraan pemerintah tentang gambaran situasi dewasa ini dalam hubungannja dengan dasar2 konsepsinja, Seperti jang terkandung dalam rumusan keputusan2 MPRS. Baik dalam panitia ekonomi-pembangunan, politik-militer maupun sosial kebudajaan, sangat mendalam pemikiran untuk menanggulangi kesukaran keuangan baik dalam djangka pendek berisi usul2 konkrit jang dapat dilksanakan setjepatnja, maupun dalam djangka pandjang dalam bentuk usul2 konsepsionil.
Sampai sore kemarin jang telah menjelesaikan pandangan umum babak pertama dalam Panitia Sosial-Kebudajaan dan Panitia Ekonomi-Pembangunan sedangkan panitia Politik-Militer masih mendjalankan rapatnja setjara non-stop dan diharapkan baru akan selesai hari Kamis ini. Setelah mana akan dibentuk panitia Perumus.
Panitia Ekonomi-Pembangunan
Dalam menudju sasaran prinsip berdikari dan pelasanaan Penpres No, 24, 25 dan 26 mendjurus pada rumusan2 Ketetapan MPRS tgl 8 September 1965, terutama menghadapi situasi konkrit dewasa ini dengan tudjuan mengamankan Ketetapan MPRS itu sebagai rumusan Adjaran2 Revolusi sebagaimana diadjarkan oleh Pemimpin Besar Revolusi Bung Karno.
Panitia Sosial-Kebudajaan
Dalam menudju kesedjahteraan sosial dan berkepribadian dalam kebudajaan kepda konsepsi2 fundamentil dibidang ini, berdasarkan ketetapan2 MPRS sebagai pengisisan program djangka pendek dirumuskan usul2 konkrit dibidang sosial-kebudajaan dan pendidikan.
Sedang pandangan umum dalam panitia Politik-Militer, sampai keterangan pers ini diberikan oleh Sekretaris Umum MPRS. Munadjat Danusaputra SH, masih belum selesai.
Rakjat Lebih Marah Terhadap “Gestapu”
Dalam menimbang tentang pentingnja serta menondjolkan pikiran2 dibidang ekonomi-keuangan dan sosial-kebudajaan itu, panitia telah menerima suatu uraian/pandangan jg bersifat “chas” dari Wakil Ketua Menko Idham Chalid, jang menjatakan, bahwa rakjat Indonesia jang sedang berevolusi dalam menghadapi kenaikan beras dari Rp. 200,- tidaklah begitu marah seperti terhadap peristiwa petualangan Kontrev “Gestapu”.
Menurut Menko Idham Chalid dalam menghadapi problem2 hidup tsb rakjat Indonesia setjara intuisi memberikan reaksinja sesuai dengan kesadaran dan kejakinannja sebagai bangsa jang ber-Pantjasila. Dan ini merupakan bukti, bahwa kesadaran falsafah sebagai bangsa jang berPantjasila telah tinggi dikalangan rakjat Indonesia. (DTS)
Sumber:KOMPAS(09/12/1965)
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku I (1965-1967), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, Hal 58-60.