DEPHUT AKAN LEBIH OFENSIF MENENTANG KAMPANYE ANTI HUTAN TROPIS
Jakarta, Antara
Sekretaris Jenderal Departemen Kehutanan lr. Sudjono Suryo menegaskan, departemennya akan berupaya lebih ofensif dalam menentang kampanye asing yang mendiskreditkan pelaksanaan pembangunan kehutanan di Indonesia.
“Kita juga akan menjelaskan kepada mereka bahwa penyelamatan hutan tropis tidak cukup hanya dilakukan dengan kampanye, sebab upaya itu tidak akan memecahkan persoalan yang sebenarnya,” katanya dalam rapat dengar pendapat dengan Kornisi N DPR (yang antara lain membidangi kehutanan) di Jakarta, Senin.
Dalam hubungan ini, menurut Sekjen, pihaknya juga akan menindaklajuti pernyataan Presiden Soeharto mengenai hutan tropis yang dikemukakan pada pidato tahunan 16 Agustus yang lalu.
Presiden antara lain menyatakan, Indonesia menyisihkan dana sekitar 300 juta dolar AS per tahun untuk menanami kembali hutannya seluas 300 ribu hektar.
Jika Indonesia mengerjakan sendiri diperlukan waktu 65 tahun untuk area 20 juta hektar. Oleh karena itu Presiden mengajak negara-negara maju untuk memperpendek jangka waktu tersebut dengan cara bersama-sama menanam pohon dalam upaya memperluas hutan tropis di Indonesia.
Menurut Sekjen, dengan imbauan itu berarti Presiden menggugah rasa bertanggungjawab negara-negara maju yang selama ini sudah cukup banyak menikmati basil hutan tropis.
Upaya Nyata
Dalam rapat yang dipimpin Ketua Komisi IV DPR Ir. Abdurrachman Rangkuti itu, Sekjenjuga menjelaskan, Dephut selama initerus melakukan upaya nyata yang akan mendukung keberhasilan misi kehutanan Indonesia di luar negeri.
Dikatakan, upaya nyata yang dilakukan di dalam negeri, antara lain berwujud penertiban Hak Pengusahaan Rutan (HPH), pelaksanaan penghijauan dan pembangunan Rutan Tanaman Industri (HTI) serta penyelamatan suaka-suaka alam.
”Kami juga terus menggalakkan penyuluhan mengenai arti pentingnya kelestarian hutan. Dalam kaitan inipula kami sedang menjajaki penerbitan film cerita pendek yang dibuat atas kerjasama dengan Pusat Produksi Film Nasional sebagai salah satu sarana penerangan,” katanya.
Menurnt Sekjen, upaya-upaya nyata yang dilakukan di dalam negeri pada akhirnya akan membantu menjelaskan bahwa di bidang kehutanan, Indonesia juga melakukan pembangunan yang berkelanjutan.
Dikemukakan, pengiriman misi ke luar negeri bukan hanya untuk menjelaskan pembangunan kehutanan di Indonesia, tetapi juga diarahkan untuk mengembangkan kerjasama dengan negara yang bersangkutan.
”Langkah itu juga bahkan diarahkan untuk mengundang investor dari negara yang dikunjungi,” katanya sambil menambahkan bahwa untuk maksud-maksud itu pula Menteri Kehutanan akan melawat ke Finlandia, Belanda, Jerman Barat dan Jepang dari tanggal 19 September hingga 3 Oktober 1989.
Sumber : ANTARA (18/09/1989)
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XI (1989), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 941-942.