DEPKOP HITUNG JUMLAH KUT YANG DITUNDA AKIBAT BANJIR[1]
Jakarta, Antara
Departemen Koperasi/PPK sedang menghitung jumlah KUT yang bisa ditunda pembayarannya oleh para petani setelah sawahnya dinyatakan puso akibat banjir, kata Menkop/PPK Subiakto Tjakrawerdaya di Jakarta, Jumat.
“Kami sedang mengumpulkan data dari berbagai daerah yang terkena banjir atau puso, sehingga jurnlah pasti berapa nilai KUT yang ditunda pembayarannya belurn diketahui apalagi saat ini beberapa daerah masih terjadi banjir,”katanya kepada wartawan seusai penandatanganan kerja sama Inkopkar dan ITB.
Banjir yang melanda sepuluh sentra produksi padi dan palawija mengakibatkan sekitar 24.752 ha lahan padi terkena puso sedangkan laban palawija yang juga terkena puso seluas 13.622 ha. Presiden Soeharto sebelurnnya telah mengatakan petani yang lahannya terkena banjir dapat menunda pembayaran KUT hingga musim tanam berikutnya (1994/95). Langkah penundaan pembayaran KUT bertujuan mengamankan produksi pangan 1994.
Dirjen Pembinaan Koperasi Pedesaan Soelarso yang dihubungi juga menyatakan belurn mempunyai data yang pasti tentangjumlab KUT yang ditunda pembayarannya. Ia hanya mengatakan pada musim tanam 1993/1994, KUT yang disalurkan sebesar Rp 30 miliar untuk 600 unit KUD. Ia mengakui banyak KUD yang belum memenuhi syarat (eligible) untuk menyalurkan KUT. Karena itu, Depkop akan lebih membina KUD agar dapat “eligible.”
Saat ini, katanya, disamping dengan paket kredit, pemerintah juga membantu petani dengan sistem “yarnen”(bayar setelah panen) misalnya untuk urea tablet dengan ketentuan urea tablet dipinjamkan kepada petani dan dibayar setelah panen. Sistem “yarnen ” telah dilaksanakan sejak tahun 1993 di tiga daerah, yaitu Jombang di Jawa Timur, Sukohaijo (Jawa Tengah) dan Subang (Jawa Barat). Bila uji coba itu berhasil dengan baik maka dapat diterapkan di seluruh Indonesia .
(T.PEll/2:27AM 4/8/94/ EU02/RU1/15 :40)
Sumber:ANTARA(OS/04/1994)
____________
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XVI (1994), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 244-245.