DI JENEWA: PRESIDEN SOEHARTO TERIMA UTUSAN KHUSUS EMIR KUWAIT

DI JENEWA: PRESIDEN SOEHARTO TERIMA UTUSAN KHUSUS EMIR KUWAIT

 

 

Jenewa, Merdeka

Presiden Soeharto hari Senin di Jenewa menerima kunjungan Utusan Khusus Emir Kuwait, Abdurrahman AI-Atiqi yang menyampaikan penghargaan Pemerintah Kuwait terhadap bekas Menlu RI Prof. Mochtar Kusumaatmadja selaku Ketua Komisi Masalah Perbatasan antara Kuwait dan Irak.

“Utusan Khusus Emir Kuwait menyampaikan kepada Presiden Soeharto penghargaan yang tinggi pemerintahnya terhadap Prof Mochtar Kusumaatmadja yang dinilai telah melaksanakan tugasnya dengan sangat cakap dan bersikap netral sebagai Ketua Komisi Masalah Terbatasan antara Kuwait dan Irak,” kata Mensesneg Moerdiono kepada wartawan seusai mendampingi Presiden menerima kunjungan Utusan Khusus Emir Kuwait itu.

Abdurrahman Al-Atiqi, penasehat Kepala Negara Kuwait, dalam pembicaraan sekitar 30 menit dengan Presiden. Soeharto juga menyampaikan harapan Emir Kuwait agar Prof. Mochtar, dapat melanjutkan tugasnya sebagai ketua komisi perbatasan.

“Presiden memintanya untuk berhubungan dengan Prof. Mochtar hari ini. Jawabannya mudah-mudahan dapat diberikanjuga kepada Dubes Irak untuk PBB di New York dalam beberapa hari mendatang,” kata Moerdiono.

Menurut Mensesneg, komisi tersebut telah merampungkan tugas menangani perbatasan darat, dan diharapkan untuk melanjutkan tugas yang menyangkut perbatasan di laut.

 

Istirahat

Presiden dan Nyonya Tien Soeharto tiba di Jenewa, Swiss, Senin sekitar pukul 09.00 waktu setempat atau pukul 15.00 WIB, untuk beristirahat selama satu hari, sebelum melanjutkan perjalanan ke New York dalam rangka menghadiri Sidang Majelis Umum (MU) PBB ke-47.

Dubes Indonesia untuk Swiss B.S. Arifin, Wakil Tetap Indonesia pada PBB di Jenewa Soemadi Brotodiningrat, pejabat setempat, dan para Dubes negara-negara ASEAN menyambut Kedatangan Kepala Negara dan rombongan di Bandar Udara Cointrin, Jenewa, yang saat itu bersuhu 15 derajat celcius.

Rombongan yang antara lain terdiri atas Menlu Ali Alatas, Menteri/Sekretaris Negara Moerdiono dan Widjojo Nitisastro sebagai Penasehat Ekonomi bidang Perencanaan Pembangunan Nasional, meninggalkan Jakarta dengan pesawat khusus MD-11 Garuda Indonesia, Minggu pukul 23 .30 WIB.

Mereka dijadwalkan akan melanjutkan perjalanan ke New York, Selasa pagi, untuk kunjungan selama lima hari. Presiden Soeharto diharapkan akan berpidato di Sidang MU PBB di New York, Kamis, sebagai Kepala Negara Indonesia dan sekaligus Ketua Gerakan Non-Blok (GNB).

 

Bilateral

Banyak kalangan menilai pidato Presiden Soeharto tersebut sebagai peristiwa bersejarah dan penting, karena untuk pertama kali ia akan menyampaikan pandangan serta langkah-langkah yang akan diambil GNB dalam era pasca perang dingin di depan MU PBB yang beranggotakan 179 negara itu.

Di New York, Presiden juga dijadwalkan mengadakan pertemuan bilateral, antara lain, dengan Presiden Korea Selatan Roh Tae Woo, Presiden Nikaragua Ny. Violetta Barrios De Chaw-Arra, Presiden Mongolia Punsaimagiin Ochirbat, Presiden Latvia Anatolia Gorbunous. Direktur Eksekutif UNICEF Waldorf Towers, Perdana Menteri Selandia Baru James B. Bolger, Presiden Slavenia Milan Kiican, Presiden Bosnia Herzegovina Aija Izotogovia, serta mengadakan pertemuan dengan 400 pengusaha Amerika Serikat.

Sementara itu, acara Nyonya Tien Soeharto selama di New York antara lain akan menghadiri jamuan santap siang oleh Nyonya Boutros Boutros-Ghali, isteri sekjen PBB dan berkunjung ke New York Botanical Garden dan Crista/ Stenben Gallery.

Presiden dan rombongan menurut rencana akan meninggalkan New York, Sabtu, menuju Tokyo dalam rangka kunjungan kerja selama tiga hari. Di Tokyo, Kepala Negara akan bertemu dengan Kaisar Akihito serta Perdana Menteri Kiichi Miyazawa.

 

 

Sumber : MERDEKA (22/09/1992)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XIV (1992), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 223-225.

 

 

 

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.