DIRAMALKAN PERTARUNGAN JANG TJUKUP SENGIT AKAN TERDJADI DALAM SIDANG MPRS

DIRAMALKAN PERTARUNGAN JANG TJUKUP SENGIT AKAN TERDJADI DALAM SIDANG MPRS [1]

 

Djakarta, Berita Yudha

Pangdam V/Djaya Majdjen, Amir machmud dalam amanatnja pada apel bendera di halaman Ma Kodam V/Djaya menkonstatir kembali bahwa tahun 1968 akan bermuntjulan akrobat2 politik jang akan meluntjurkan issue2 dgn tidak henti2nja seperti disaksikan sekarang ini, baik dalam bidang politik, ekonomi dan apalagi dibidang sosial jangankan mentjapai kulminasinja pada Sidang Umum MPRS ke V. jad.

Menurut Pangdam V/Djaya sekarang sudah mulai Nampak titik2 hitam. bahwa di dalam sidang MPRS jad. akan terjadi satu pertarungan jang tjukup sengit, dan. Tragis semua pihak atas nama Pantjasila.

Pangdam V/Djaya dalam menjinggung persoalan ekonomi, sederhana sadja pegangan kita, negara kita kaja. Tetapi apabila terdjadi kebangkrutan di bidang ekonomi, itu adalah kesalahan kita”. Pangdam V/Djaya achirnja menjerukan, agar bangsa lndonesia menundjukkan kesanggupan dan kemampuan di dalam mengatasi kesulitan rakjat”. Dan satukan terus menerus politik dan tindakan di dalam dasar Pantjasila dan UUD 45.

Menghadapi kenjataan2 diatas dan SU MPRS ke V, Panglima menegaskan, Bahwa ABRI sebagai pradjurit Sapta Margais dan pantjasilais tidak bisa lain ketjuali segala2nja harus menjatu dgn keselamatan Pantjasila dan UUD 45.

Oleh karena itu Kodam V/Djaya sebagai “tuan rumah” dari sekarang sudah harus siap mendjaga terdjaminnja keamanan dan ketenangan politik diseluruh wilajahnja, demikian Pangdam V/Djaya.

Selesai upatjara Bendera, Sabtu pagi di ruang kerdjanja Panglima telah menjematkan tanda kemampuan staf kepada 6 orang perwira not Chourmain.

Dalam amanatnja Panglima mensinjalir adanja bahaja2 sekarang ini apa jang asli lndonesia dikatakan sudah lapuk dan tidak baik lagi. Djika demikian terus, kata Panglima kita akan bisa djadi permainan subversi asing.

Sebagai tjontoh disebutkan “gotong rojong”. Gotong rojong adalah inti hakekat daripada Pantjasila peninggalan abadi dari nenek-mojang Indonesia jang merupakan indentifet dari kepribadian bangsa Indonesia.

Karena apabila ada usaha2 untuk menghilangkan gotong-rojong berarti berusaha menghilangkan Pantjasila. Pangdam achirnja memperingatkan, kita tak boleh lupa, bahwa kegiatan politik dan keamanan politik seharusnja berpusat pada djiwa gotong-rojong itu. (DTS)

Sumber: BERITA YUDHA (19/02/1968)

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku II (1968-1971), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 21-22.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.