DIRJEN WHO RI SEBAGAI NEGARA PERINTIS
Jakarta Antara
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Dr. H. Mahler memandang Indonesia sebagai negara perintis dalam bidang peningkatan kesehatan masyarakat khususnya di daerah pedesaan.
Pandangannya itu disampaikan kepada wartawan di Bandara Soekarno Hatta, Selasa siang sesaat kedatangannya di Indonesia dengan pesawat Swiss Air dari Jenewa didampingi Dirjen Pembinaan Kesehatan Masyarakat, Dr. Soeyono Yahya MPH dan staff ahli Menkes yang juga menjadi anggota Badan Eksekutif WHO, Dr. Hapsara.
Dirjen WHO mengatakan, kunjungannya kali ini ingin melihat langsung kemajuan yang dicapai Indonesia dalam sistim kesehatan untuk semua orang (Health for All) yang menjadi tema Hari Kesehatan Dunia.
Selama seminggu kunjungannya di Jakarta dari tanggal 3 sampai 7 Februari mendatang ia juga ingin meyakinkan koleganya bahwa memang harus bekerja sama dalam mencapai kesehatan bagi semuanya itu.
Selain meninjau keberhasilan Indonesia dalam meningkatkan pelayanan kesehatan di daerah Jawa Timur, Dr. H. Mahler juga akan mengadakan kunjungan kehormatan kepada Presiden Soeharto dan memberikan pengarahan pada rapat kerja kesehatan nasional yang tengah berlangsung di Hotel Kartika Chandra.
Dr. Mahler meminta agar jangan menganggap WHO sebagai diktator, tapi justru harus dianggap sebagai partner dalam meningkatkan mutu sistim pelayanan kepada masyarakat.
Diungkapkannya WHO ingin mendukung strategi nasional Indonesia dalam bidang kesehatan. Dalam lima atau sepuluh tahun mendatang Indonesia harus sudah dapat menggunakan secara optimal apa yang diberikan WHO kepada Indonesia.
Ia juga mempertanyakan bantuan yang diberikan WHO apakah telah dimanfaatkan oleh Indonesia secara maksimal. Karena menurut Dr. Mahler anggaran yang diberikan WHO sebesar 600 juta dolar AS dan ditambah dengan 400 juta dollar AS lainnya sebenarnya tidak cukup mengingat jumlah penduduk di Indonesia yang berjumlah 164 juta lebih.
Pada kesempatan itu DR. Mahler mengatakan bahwa ia tidak ingin hanya melihat Jakarta saja, karena Jakarta sudah mempunyai rumah sakit serta fasilitas pelayanan yang cukup memadai.
“Saya ingin melihat bagaimana keadaannya di desa-desa,” ujamya dengan menegaskan bahwa Healthfor All tidak hanya untuk penduduk Jakarta tapi untuk seluruh masyarakat Indonesia.
Hal ini sesuai dengan falsafah negara Indonesia yaitu Pancasila. Health for all merupakan salah satu inti dari Pancasila.
Sumber: ANTARA (03/02/1987)
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku IX (1987), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 692-693