DJANGAN PAKAI TJARA2 PKI [1]
Djakarta, Angkatan Bersendjata
PANGDAM V Djaya Majdjen Amir Machmud menerangkan bahwa didalam kita menghadapi dan memperdjuangkan sesuatu hendaknja kita tetap pada tjara konstitusionil dan djangan sekali2 mendjadi hakim sendiri.
Demikian pula dalam hal jang sekarang ini ramai dipersoalkan mengenai diri Presiden Sukarno jang antara lain mengatakan bahwa “Bung Karno terlibat pada peristiwa Gestapu/PKI” hendaknja djangan mendjadi hakim sendiri tetapi kumpulkanlah fakta2nja lalu dibahas dengan achli2 hukum dan kemudian kalau memang ternjata benar serahkanlah kepada MPRS.
Hal ini diterangkan oleh Majdjen Amir Machmud dlm. briefing jang diadakan antara gabungan keempat Angkatan Bersendjata dengan orpol, ormas, kesatuan2 aksi dan pers ibukota Senin siang kemarin di Wisma Warta.
Dikatakan oleh Amir Machmud bahwa sekarang ini kita berada dalam situasi pemilihan umum dimana pergolakan politik dengan segala issuenja dapat dimanfaatkan oleh golongan2 untuk memenangkan pemilihan umum jang akan datang.
Pemanfaatan ini bertudjuan, kedalam untuk mengkonsolidir diri dan keluar untuk memetjah kekuatan golongan lain jang dapat berakibat desintegrasi semua golongan”, kata Pangdam V.
Beberapa Kesimpulan
Setelah mengemukakan segala aspek, pangkal-tolak berpikir landasan serta penentuan bertindak jang mentjakup konsepsi perdjuangan ABRI/TNI-AD dalam menegakkan orde baru dan memenangkan revolusi, Amir Machmud mengadjak semua jang hadir dalam briefing tsb agar memaklumi bahwa kita sekarang berada dalam kantjah pelaksanaan stabilisasi politik dalam rangka mensukseskan al. Dwi Dharma dan Tjatur Karya Kabinet Ampera dengan berkisar pada pelbagai masalah pokok sekitar perbedaan dibidang ideologi dan ketatanegaraan.
Dikatakan, bahwa siasat jg paling bidjaksana dan paling sesuai dgn kepribadian bangsa Indonesia untuk memenangkan orde baru ini ialah dengan “siasat dan taktik konstitusionil, bukan dgn siasat dan taktik konfrontasi”.
ABRI/TNI-AD dalam menghadapi apapun jang terdjadi tetap konsekwen dalam pembentukan dan kepeloporan mewudjudkan orde baru, menghindarkan konflik2 situasi demi keselamatan dan keutuhan bangsa, demikian Majdjen Amir Machmud. (DTS)
Sumber: ANGKATAN BERSENDJATA (18/10/1966)
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku I (1965-1967), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 398-399.