Djenderal Soeharto: KABINET AMPERA PERLUKAN SUPPORT SELUAS2NJA [1]
Djakarta, Berita Yudha
Pengertian Golongan Karya, adalah djauh lebih tua daripada pengertian Golongan Politik. Pengertian itu sudah tertjantum baik dalam Prasasti2 Purba maupun dalam Kitab Negarakertagama Karya Prapantja. Mengingat sudah berurat dan berakarnja pengertian GOLKAR itu dalam struktur masjarakat Indonesia, maka ia harus disesuaikan dengan dinamika dialektika dan romantikanja Revolusi Indonesia. Dalam hubungan itulah pekan coaching Sekretariat Bersama Golkar ini diadakan. Demikian antara lain isi dari kata2 sambutan Djenderal Dr. A.H Nasution dan Soeharto Senin pagi di Aula Hankam, Merdeka Barat.
Selandjutnja dikatakan oleh Ketua MPRS Djenderal A.H Nasution dalam sambutan tertulisnja itu, bahwa sesudah sidang IV MPRS jbl. kita menghadapi dua phase, Pertama, phase menjelesaikan Tjatur Karya Kabinet Ampera dengan support dan social control masjarakat. Kedua phase pemilihan umum dan follow-up nja.
Didalam kedua-dua phase tsb. kita akan selalu menghadapi kegiatan2 lawan kita: sisa2 Orde Lama, G30S/PKI ditingkat pusat dan daerah jg. berusaha mati2an untuk mengembalikan Orde Lama pra 11 Maret 1966, bahkan kemasa djajanja kaum Durno dan anthek2nja. Oleh karena itu kita harus memperkokoh dan membadjakan persatuan rakjat progresif revolusioner jang bersatu dalam front Pantjasila, Sekber Golkar dan Angkatan ’66 jang dipelopori oleh KAMI dan KAPPI, sehingga Kabinet Ampera berhasil mendjalankan tangannja.
Berbitjara tentang hasil, Djenderal A.H Nasution mendjelaskan bahwa bukanlah hasil2 jang bisa memuaskan hasil seratus persen, sebab Kabinet Ampera ini masih harus memperbaiki lebih dahulu kebobrokan2 dibidang poleksos (politik ekonomi dan sosial) sebagai peninggalan2 kaum Durno, G30S/PKI dan anthek2nja sebelum dia menjelesaikan masalah sandang pangan rakjat chususnja dan perekonomian serta politik nasional umumnja. Namun demikian apabila kita semua setjara ichlas dan konkrit mensukseskan apa2 jang mendjadi program kabinet Ampera maka Insja Allah tuntutan Hatinurani rakjat akan terpenuhi pula.
Kepada Sekber Golkar Ketua MPRS itu mengandjurkan agar seluruh ada slagordenja ditindjau kembali dan ditingkatkan hingga dapat melakukan peranan didalam kedua phase tersebut diatas dan merupakan satu2nja wadah front pekerdja, non afiliasi jg. militant.
Sambutan Pak Harto
Sebelum itu telah dibatjakan sambutan tertulis Menteri Utama/Ketua Presidium Kabinet Ampera Djenderal Soeharto antara lain dinjatakan olehnja bahwa kabinet Ampera memerlukan support seluas-luasnja dari rakjat, terutama sekali dalam rangka menstabilisasi politik, ekonomi, sosial dan pemilihan umum.
Setelah diuraikan dengan pandjang lebar kedudukan serta peranan penting golongan karya dimasa2 Indonesia purba dan Indonesia sekarang ini, maka Djenderal Soeharto sampai pada kesimpulan bahwa Sekber Golkar perlu di coach. Dengan coaching ini Djenderal Soeharto mengharapkan Sekber Golkar bisa memiliki dan memperkembangkan sense of mission. Dengan demikian Sekber Golkar bersama-sama dengan kekuatan progresif revolusioner lainnja dan ABRI dapat mensukseskan dan mengamankan pelaksanaan ketetapan2 Sidang IV MPRS.
Sementara itu diawal pidatonja, Majdjen. S. Sokowati selaku Ketua Sekber Golkar mendjelaskan maksud dan tudjuan coaching ini antara lain: 1. Memberikan dasar pengertian jang benar tentang sekitar hasil2 sidang IV MPRS, 2.Membadjakan mental dan spirit Sekber Golkar dalam merintis djalan kedunia baru, 3. Memperkokoh dan memperluas organisasi Sekber Golkar dalam rangka Pemilihan Umum jad.
Pekan ini diadakan adalah sebagai realisasi daripada maksud surat Perintah KAS KOGAM No.48/1966 jang pada pokoknja adalah bertudjuan untuk mengamankan pelaksanaan dan ketetapan dan resolusi MPRS ke IV. (DTS)
Sumber: BERITA YUDHA (02/08/1966)
[1]Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku I (1965-1967), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, Hal 209-211.