DPR HARAPKAN KUNJUNGAN MENLU SHULTZ BERMANFAAT BAGI INDONESIA

DPR HARAPKAN KUNJUNGAN MENLU SHULTZ BERMANFAAT BAGI INDONESIA

Jakarta, Antara

Wakil Sekretaris FKP Marzuki Darusman SH dan Ketua Komisi I DPR (luar negeri,hankam dan penerangan) H. Imam Rosyadi SH mengharapkan agar kunjungan Menlu AS George Shultz ke Indonesia dimanfaatkan bagi kepentingan bilateral dan regional, termasuk masalah proteksi perdagangan dan gagasan Asia Tenggara sebagai kawasan bebas senjata nuklir (KBSN).

“Kedatangan Menlu Shultz seyogianya dimanfaatkan oleh pejabat-pejabat Indonesia untuk mengemukakan pendapat-pendapatnya secara terus terang karena Shultz tentunya juga ingin mendengar langsung gagasan pemerintah negara yang dikunjunginya, terutama di kawasan ASEAN,” kata Imron Rosyadi menjawab ANTARA di Jakarta Sabtu.

Marzuki Damsman dalam kesempatan lain juga mengatakan, kedatangan Menlu Shultz merupakan kesempatan baik bagi lndonesia untuk menjelaskan pandangan­ pandangannya, terutama berkaitan dengan perkembangan di kawasan ASEAN dan Asia Pasifik.

Menurut Marzuki ada beberapa masalah yang perlu disampaikan kepada Shultz, antara lain sikap proteksionistis AS terhadap komoditi ekspor negara-negara ASEAN, gagasan KBSN dan peningkatan peranan Jepang di Asia Tenggara serta hasil KTT Amerika Serikat-Uni Sovyet.

Di bidang ekonomi, Indonesia perlu menegaskan kembali tentang kepentingan Indonesia dan ASEAN terhadap pasar AS yang sehat, sebab kebijaksanaan ekonomi AS yang bernafaskan proteksi hanya akan memperlemah perekonomian ASEAN.

Shultz tiba di Jakarta Sabtu malam (9-7-1988) untuk mengadakan kunjungan hingga Senin (11-7-1988). Ia akan mengadakan pembicaraan dengan Menlu Ali Alatas dan para Menlu Elruin hari Senin. Shultz juga akan mengadakan kunjungan kehormatan kepada Presiden Soeharto.

Peran Jepang

Menurut Marzuki, Menlu Shultz juga perlu menjelaskan peningkatan peranan Jepang di kawasan Asia Tenggara.

Indonesia, kata Marzuki, tidak menginginkan peningkatan peranan Jepang itu dilaksanakan secara bilateral antara Jepang-AS sebagai akibat ketimpangan hubungan ekonomi mereka.

Sebaliknya, peningkatan peranan Jepang di Asia Tenggara itu juga perlu diamati agar Jepang tidak berkembang sebagai kekuatan yang hanya mengejar keuntungan dari ekonomi.

Jepang dalam hal ini harus mampu membuktikan bahwa kekuatan ekonominya maju tanpa dukungan kekuatan militer. Oleh karena itu, meskipun pertahanan Jepang kini telah menjelma menjadi nomor Tiga terbesar di dunia, jangan dilihat semata-mata sebagai upaya untuk mempertahankan hubungannya dengan AS.

Marzuki mengatakan, perkembangan militer dan ekonomi jika tidak dikendalikan bisa menumbuhkan kembali bayangan sejarah di masa lalu, dimana terjadi kepentingan ekonomi dilindungi oleh kekuatan militer.

Dalam pertemuan dengan pemimpin-pemimpin Indonesia, anggota Dewan ini juga berharap agar Menlu Shultz juga menjelaskan hasil KTT AS-US yang berlangsung belum lama ini.

Anggota pimpinan FKP ini juga mengatakan, AS perlu memahami gagasan ASEAN untuk menjadikan Asia Tenggara kawasan bebas nuklir yang telah disetujui keenam Negara ASEAN dalam KTT Manila.

Sebagai menlu negara besar, Shultz perlu memahami sikap dasar dan cara berpikir bangsa Indonesia yang menganut politik luar negeri yang bebas aktif.

Jakarta, ANTARA

Sumber : ANTARA (09/07/1988)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku X (1988), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 119-121.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.