DPR MPR DUKUNG PRESIDEN KE KTT PILIPINA
Ketua DPR/MPR Kharis Suhud menyatakan dukungan sepenuhnya terhadap sikap Presiden Soeharto yang tetap akan berangkat ke Manila, untuk menghadiri Konperensi Tingkat Tinggi ASEAN yang berlangsung di ibukota Pilipina itu dari 14-15 Desember 1987.
Keberangkatan delegasi Indonesia tersebut, sekaligus untuk menunjukkan kepada para anggota ASEAN khususnya dan dunia pada umumnya bahwa Indonesia tetap solider terhadap Filipina.
“Kita ingin menunjukkan solidaritas kita. Jangan sampai dalam keadaan sulit, justru kita meninggalkan kawan kita sendiri,” Kata Kharis Suhud dalam jumpa pers di gedung DPR Senayan hari Jum’at.
Dalam pertemuan ini Kharis Suhud didampingi keempat wakil ketua MPR.
Alasan lain keberangkatan delegasi Indonesia yang dipimpin langsung Presiden Soeharto itu ke Manila, adalah banyaknya negara anggota ASEAN lainnya yang menunggu sikap Indonesia. Secara informal mereka menyatakan kalau Presiden Soeharto tidak berangkat, mereka pun tidak akan berangkat.
Situasi seperti ini berarti ada suatu beban moral bagi Presiden Soeharto, karena kepercayaan negara negara anggota ASEAN demikian tinggi sehingga bagi Indonesia sendiri menjadi suatu beban yang berat.
“Karenanya Presiden Soeharto mengusulkan agar dalam KTT tersebut hanya masalah yang sangat mendesak dan penting saja yang dibicarakan sedangkan masalah masalah lain seperti protokol dan sebagainya dihilangkan,” demikian Kharis Suhud.
Sejalan dengan hal tersebut maka KTT ASEAN 1987 ini akan diselenggarakan di satu tempat yaitu di salah sebuah hotel, di mana para anggota delegasi bertempat tinggal sehingga akan menyederhanakan usaha dan tindakan Filipina untuk pengamanan delegasi.
Masalah KTT ASEAN ini merupakan salah satu di antara beberapa masalah yang menjadi topik pembicaraan ketika pimpinan DPR/MPR beberapa hari lalu mengadakan konsultasi dengan Presiden Soeharto.
Selain masalah KTT ASEAN, yang ikut dibicarakan pada kesempatan itu adalah kegiatan-kegiatan DPR/MPR sejak pelantikan 1 Oktober lalu, kunjungan delegasi parlemen Kanada dan pengiriman delegasi DPR RI ke Bangkok mengikuti Konperensi Parlemen Intemasional di kota itu.
Timor Timur
Delegasi parlemen Kanada yang berada di Tomor Timur selama tiga hari dari 17-19 November 1987, menyatakan kepada pimpinan DPRRI bahwa mereka merasa puas dengan hasil-hasil yang telah dicapai di Timtim dan hasil tersebut akan dilaporkan kepada parlemennya.
Delegasi yang di dalamnya terdapat anggota parlemen dari partai oposisi, menyatakan keinginannya berkunjung ke Timtim karena karena dalam parlemennya masih sering ada pembahasan mengenai Timor Timur khususnya antara oposisi dengan pemerintah.
Ini erat kaitannya dengan adanya program bantuan Kanada kepada Indonesia terutama yang berkaitan dengan proyek -proyek air minum, irigasi dan sebagainya. (RA)
…
Jakarta, Antara
Sumber : ANTARA (11/12/1987)
—
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku IX (1987), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 325-326.