DPR SESALKAN PEMBERITAAN PERS LUAR NEGERI YANG TENDENSIUS

DPR SESALKAN PEMBERITAAN PERS LUAR NEGERI YANG TENDENSIUS[1]

Jakarta, Angkatan Bersenjata

Kalangan DPR menyesalkan pemberitaan pers luar negeri yang mengatakan Presiden Soeharto mempersingkat kunjungan kenegaraannya ke Perancis karena ”kelelahan”.

Tiga pimpinan fraksi, Abu Hartono (Ketua FraksiABRI), Usman Hasan (Ketua Fraksi FKP) dan Zarkasih Noor (Wakil Ketua FPP) menilai pemberitaan tersebut sangat tendensius dan tidak objektif karena hanya mengekspos soal sepele yang mengada-ada bukan melihat dari misi dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh Presiden Soeharto selama kunjungan tersebut.

Pertanyaan tersebut dilontarkan, Sabtu siang, menanggapi berita di media massa terbitan Singapura, The New Paper edisi 26 November 1992 yang memuat berita trrsebut denganjudul Tired Suharto cuts short Paris trip dan surat kabar The Strait Times terbitan tanggal 27 November 1992 dengan judul Suharto cuts short Paris visit, citing ‘tiredness’ yang dikutip dari kantor berita Perancis (AFP). Pemberitaan tersebut dibuat hanya karena Presiden membatalkan kunjungan ke Gubemur Paris Jacques Chirac serta ke National Agronomy Institut dan Paris Metro Control Cen­ter.

Dari kalangan pemuda, mantan Ketua Garda Muda Penegak Orde Baru, Ais Anantama Said, secara spontan menyatakan protesnya terhadap berita tersebut.

Aktivis pemuda ini mengkhawatirkan dampak politis dari pemberitaan tersebut. Ia menilai berita yang tidak akurat tersebut adalah bagian dari upaya merongrong wibawa Pemerintah Indonesia.

Tiga pimpinan fraksi di DPR juga merasa yakin bahwa kepulangan Pak Harto bukan karena kelelahan tetapi karena misinya telah tercapai. Menurut Zarkasih Noor, dalam pemberitaan tersebut, terlihat ada sesuatu yang hendak ditonjolkan. Dan hal itu, sangat tendensius. Karena untuk wartawan profesional atau media yang baik ada esensi lain yang jauh lebih penting ketimbang menonjolkan penilaian subyektif mengenai kelelahan Presiden.

“Mengapa tidak ditulis tentang misi dan hasil-hasil yang dicapai Presiden dari kunjungannya itu? Bukankah informasi tersebut jauh lebih tinggi nilai dan manfaatnya. Apalagi Pak Harto itu kan Ketua Gerakan Non Blok yang beranggota lebih dari seratus negara. Misi dan hasil-hasil kunjungan itulah yang diperlukan oleh masyarakat dunia”.

Ditegaskan FPP sangat menyesalkan adanya pemberitaan tersebut. Dan mengharapkan pers dalam negeri tidak terbawa hal-hal semacam itu.

Sementara itu, Ketua FKP Usman Hasan mengatakan, Golkar sangat yakin Pak Harto pulang bukan karena kelelahan, tetapi karena misinya telah tercapai.

“Golkar belum tahu apa maksud berita tersebut. Pulang cepat itu kan tidak apa-apa yang penting misinya tercapai,” tandasnya dengan nada geram.

Dituturkan, di dalam pesawat yang membawa Presiden dan rombongan kembali ke tanah air, terlihat Presiden cukup segar bahkan dapat menjelaskan hasil kunjungannya dengan baik dan rinci kepada wartawan, padahal tanpa teks tertulis.

“Jadi tidak benar kalau dikatakan kepulangan Presiden ke tanah air karena lelah. Seluruh rakyat Indonesia dapat menyaksikan keadaan beliau melalui televisi ketika memberi penjelasan ke wartawan. Tampak segar bugar kan?” ujarnya seraya menambahkan, bahwa hari ini (Sabtu, 28/11) Presiden sudah ada acara penting di Jakarta.

Sementara itu, Pimpinan Fraksi ABRI Abu Hartono, menilai pemberitaan pers asing tersebut merupakan suatu interpretasi yang subjektif tanpa didukung fakta-fakta.

Dijelaskan, tujuan kepergian Presiden yang pertama ke Dakar untuk menghadiri KTT G-15. Di samping Pak Harto sengaja singgah ke Prancis untuk menyatakan terimakasih terhadap kesediaan Prancis menjadi tuan rumah sidang CGI pertama sekaligus memberi bantuan.

Presiden Soeharto juga menyatakan terima kasih karena Perancis merupakan satu dari negara maju yang melaksanakan komitmennya secara penuh untuk menyisihkan 0,7 % GNP-nya guna membiayai pembangunan negara berkembang.

“Walaupun negara yang menjadi prioritas diberikan bantuan adalah negara-negara bekasjajahan Perancis yang menggunakan Bahasa Prancis sebagai bahasa nasional. Tapi kita mesti ingat, negara-negara itu juga merupakan anggota Non Blok,” ujarnya.

Pak Harto, ucap Abu, sangat apresiatif terhadap Prancis yang konsekuen dengan kornitmennya. Jadi misi utamanya sudah tercapai. Bahkan dalam pertemuan dengan Presiden Prancis, Pak Harto juga banyak menjelaskan masalah-masalah dalam negeri.

“Tidak ada short cut, karena pembicaraan-pembicaraan penting sudah selesai dengan baik. Tidak mungkin beliau lelah. Malah kita tahu beliau sempat mengunjungi The Art of La Defence, sebuah gedung megah di Paris.”

Kalau kemudian Presiden membatalkan kunjungan ke Gubernur Paris maupun dua tempat lainnya, menurut Abu Hartono, merupakan suatu hal yang wajar.

“Logis saja, kepala negara memang kadang-kandang mengkensel beberapa acaranya, mungkin dengan pertimbangan tidak terlalu sangat penting,” katanya lagi.

Sementara itu, Ais Said mengharapkan pemerintah mengusut secara serius asal mula dan nara sumber berita tersebut. Sebagaimana yang dituliskan dalam berita di media asing tersebut sumbernya berasal dari Indonesia sendiri (Indonesian sources).

Menanggapi pemberitaan tersebut, salah satu pimpinan Fraksi PDI di DPR mengatakan, pemberitaan tersebut mempunyai dampak politis yang besar.

“Tapi saya tidak mau berkomentar karena untuk kondisi sekarang ini tidak etis kalau saya berkomentar. Tapi yang jelas kita semua melihat di televisi Presiden Soeharto segar bugar waktu tiba di tanah air,” tukasnva.

Sumber: Angkatan Bersenjata (30/11/1992)

_________________________________________

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XIV (1992), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 472-474.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.